logo kampuspsikologi

  • Home
  • Editor’s Picks
  • Kuliah Psikologi
  • Kesehatan Mental
    • Depresi
    • Gangguan Mental
    • Kecemasan
  • Wawasan
    • Emosi
    • Kepribadian
    • Perempuan
    • Psikologi Industri dan Organisasi
    • Romansa
    • Seksualitas
    • Teori
    • Tips & Trick
  • Serba-Serbi
FacebookInstagramYoutubeEmail
logo kampuspsikologi

Apa itu Self-Healing dan Bagaimana Caranya?

by Anjuni Khofifah Hanifi, S.PsiSeptember 15, 2021September 15, 2021

Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan dan gangguan mental juga menimbulkan peningkatan upaya masyarakat untuk mencari bantuan. Meskipun demikian, ada juga beberapa pihak yang memiliki permasalahan yang lebih sederhana terkait kesehatan mental, seperti stres harian, mencari upaya untuk menyembuhkan diri mereka sendiri. Biasanya mereka yang mengalami gangguan pada tingkatan yang lebih ringan ini menggunakan istilah self-healing untuk mengatasi kondisi yang mereka alami.

Meskipun telah banyak digunakan oleh masyarakat, mungkin beberapa di antara kita ada yang belum memahami dengan benar tentang istilah self-healing. Dengan demikian, artikel ini disusun untuk memberikan penjelasan singkat mengenai pengertian, beberapa contoh sederhana, manfaat, serta cara mempraktikkan self-healing.

Table of Contents

  • Apa itu Self-healing?
  • Cara Melakukan Self-healing
    • 1. Breathing Exercise
    • 2. Menulis
    • 3. Meditasi
    • 4. Self-talk dan positive thinking
  • Manfaat Self-healing

Apa itu Self-healing?

Secara bahasa, self-healing didefinisikan sebagai sebuah perilaku yang memiliki tujuan untuk menyembuhkan maupun memperbaiki diri sendiri (Definition of Self-Healing, t.t.). Sedangkan dari segi keilmuan, self-healing lebih mengarah pada proses pemulihan atau penyembuhan yang biasanya diakibatkan oleh gangguan psikologis, trauma dan sebagainya yang mana proses pemulihan ini dimotivasi dan didorong oleh klien atau pasien dan biasanya diatur oleh insting individu tersebut (Vignesh dkk., 2019).

Berdasarkan kedua penjelasan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa konsep self-healing menurut para ahli merupakan sebuah perilaku maupun proses untuk menyembuhkan gangguan psikologis trauma dan sebagainya yang ada di dalam diri sendiri oleh individu yang bersangkutan.

Melalui artikelnya, Vignesh dkk, (2019) juga menjelaskan bahwa self-healing merupakan salah satu fase akhir dari terapi gestalt dan juga merupakan suatu proses homeostatis serta otomatis yang dikontrol oleh mekanisme fisiologis yang melekat pada diri individu. Homeostasis di sini merupakan sebuah proses atau mekanisme di mana tubuh individu yang bersangkutan berupaya untuk menyeimbangkan diri ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dalam dirinya.

Sebagai contoh, seorang pemuda bernama Budi mengalami hal traumatis yang membuat suasana hatinya tidak baik, maka secara otomatis tubuhnya mengaktifkan berbagai mekanisme psikologis untuk mengembalikan suasana hatinya. Dengan adanya beragam proses psikologis tersebut, suasana hati Budi dapat kembali perlahan ke titik normalnya.

Cara Melakukan Self-healing

Dalam mempraktikkan self-healing therapy dapat dilakukan dengan beragam cara atau teknik sesuai dengan kebutuhan maupun preferensi masing-masing individu. Di bawah ini terdapat empat teknik atau cara self-healing terbaik yang dapat dipertimbangkan untuk dicoba.

1. Breathing Exercise

Mengatur dan melatih pernafasan memang sejak lama diketahui memberikan manfaat bagi individu. Melatih pernafasan sangat membantu terutama ketika tubuh mengalami reaksi fight or flight ketika mengalami atau menghadapi kondisi yang stressful maupun traumatis secara fisik maupun psikologis (Ankrom, 2021).

Breathing exercise dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk membantu meredakan efek fight or flight, sehingga kondisi kecemasan maupun kepanikan yang timbul dapat diminimalisir.

Salah satu cara breathing exercise yang sederhana menurut Ankrom (2021) dapat dilakukan dengan cara menghirup udara secara pelan dan dalam melalui hidung, lalu mengeluarkannya melalui mulut secara perlahan dan ulangi hingga merasa lebih tenang.

Misalnya ketika Budi mendapatkan berita tidak menyenangkan, ia berusaha mengatur respon tubuhnya agar tidak mengalami panik dan kecemasan melalui breathing exercise.

2. Menulis

Cara lain yang dapat dilakukan untuk melakukan self-healing adalah menulis secara rutin. Menulis menjadi media bagi individu untuk ekspresikan emosi yang dirasakan dapat menjadi stress relief tersendiri yang bisa menjadi tumpuan kekuatan self-healing.

Namun perlu diperhatikan bahwa self-healing dengan menulis disini tidak sekadar menulis, tetapi juga harus berfokus dengan harapan dapat membantu untuk menemukan makna dari memori traumatis yang dirasakan (Lutgendorf dalam Murray, 2002).

Misalnya saja Budi yang merasakan sedih dan marah karena pengalaman traumatis secara fokus menuliskan emosi yang ia rasakan, sehingga ia mampu melihat atau memiliki kesadaran yang lebih baik akan aspek positif dari kejadian yang menimpanya.

3. Meditasi

Metode self-healing selanjutnya adalah apabila memiliki waktu yang lebih longgar, individu dapat menerapkan meditasi/mindfulness sebagai upaya self-healing. Tujuan sebenarnya dari meditasi yakni untuk menghubungkan individu yang melakukan meditasi dengan inner-self mereka (Sharma, 2015).

Beragam penelitian yang dirangkum dalam literature review yang dilakukan oleh Sharma (2015) diketahui bahwa dengan mempraktikkan meditasi, memberikan manfaat tidak hanya pada kondisi psikologis individu yang bersangkutan, bahkan mampu memberikan pengaruh yang positif pada kondisi fisik individu.

Contoh dari cara meditasi self-healing ini dapat ditemukan dengan mudah di berbagai media seperti Youtube dan Instagram. Selain itu, meditasi yang ditawarkan juga memiliki beragam pilihan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi individu yang bersangkutan.

4. Self-talk dan positive thinking

Dalam konteks cara untuk self-healing, positive self-talk dapat berperan dalam mengarahkan individu untuk dapat lebih positive thinking terhadap kondisi yang ia alami atau rasakan (Mayo Clinic Staff, 2020).

Perlu diingat bahwa positive thinking yang dimaksudkan dalam artikel tersebut (Mayo Clinic Staff, 2020) bukan berarti mengabaikan kejadian tidak menyenangkan, tetapi memahami kondisi tersebut dengan cara yang lebih produktif dan positif.

Misalnya saja ketika Budi mengalami hal yang mirip dengan hal traumatis di masa lalu, Budi melakukan positive self-talk dengan mengatakan “Budi, kamu pasti bisa! Karena kamu tidak seperti yang mereka katakan.” Melalui self-talk tersebut, Budi dapat mengolah emosi dengan self-healing yang dapat membangun pemikiran positif tentang dirinya di mana hal itu sangat berperan untuk menjaga well-being dan suasana hatinya.

Manfaat Self-healing

Setelah melihat contoh dari bentuk-bentuk self-healing tersebut, mungkin terbersit dalam pikiran kita bahwa self-healing ini sesuatu yang remeh. Meskipun terdengar remeh dan sepele, latihan self-healing telah terbukti memberikan memberikan manfaat bagi individu yang melakukannya. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh berbagai ahli dengan latar belakang yang berbeda-beda telah dilakukan untuk membuktikan hasilnya secara ilmiah.

Beragam manfaat dari menerapkan self-healing seperti membantu dalam memperbaiki mood atau suasana hati (Ivanchenko, 2020) dan well-being. Selain mempengaruhi suasana hati, self-healing juga memberikan efek positif bagi psikologis individu seperti mengurangi kecemasan dan kepanikan (Ankrom, 2021) bahkan membantu dalam mengatasi depresi (Bowden dkk., 2011).

Tidak hanya itu, self-healing juga terbukti bermanfaat terhadap kondisi fisik individu, seperti mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas tidur (Sungsing dkk., 2020). Temuan terbaru juga menunjukkan bahwa self-healing juga bermanfaat untuk menguatkan sistem imun yang sangat dibutuhkan dalam situasi pandemi seperti ini (Farmawati dkk., 2020).


Demikian sedikit pembahasan mengenai self-healing, beberapa contoh praktik sederhana dari self-healing, hingga beberapa penjelasan manfaatnya. Pemaparan dalam artikel ini masih sedikit dan praktik maupun hasilnya tidak dapat digeneralisir untuk semua pihak.

Teknik yang dijabarkan dalam artikel ini hanya sebagian kecil dari beragam teknik lainnya yang masih dapat dieksplorasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Namun demikian, ketika kondisi Anda tidak membaik dengan menerapkan self-healing maka disarankan untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog maupun psikiater.

Referensi

  • Ankrom, S. (2021, Maret 20). Deep Breathing Exercises to Reduce Anxiety. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/abdominal-breathing-2584115
  • Bowden, D., Goddard, L., & Gruzelier, J. (2011). A Randomised Controlled Single-Blind Trial of the Efficacy of Reiki at Benefitting Mood and Well-Being. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2011, 1–8. https://doi.org/10.1155/2011/381862
  • Definition of Self-Healing. (t.t.). Diambil 12 September 2021, dari https://www.merriam-webster.com/dictionary/self-healing
  • Farmawati, C., Ula, M., & Qomariyah. (2020). Prevention of COVID-19 by Strengthening Body’s Immune System through Self-Healing. Populasi, 28, 70–81.
  • Ivanchenko, A. (2020). Positive impact of recreational techniques for the self-healing of the body. Estudos de Psicologia (Campinas), 37. https://doi.org/10.1590/1982-0275202037e190082
  • Mayo Clinic Staff. (2020, Januari 21). Positive Thinking: Stop negative self-talk to reduce stress. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950
  • Murray, B. (2002, Juni). Writing to heal. American Psychological Association. https://www.apa.org/monitor/jun02/writing
  • Sharma, H. (2015). Meditation: Process and effects. Ayu, 36(3), 233–237. https://doi.org/10.4103/0974-8520.182756
  • Vignesh, M., Priya, A. J., & Devi, R. G. (2019). Scientific and therapeutic effects of self-healing. Drug Invention Today, 11(10), 3.
previous post
Apa Penyebab Orang Melakukan Korupsi?
next post
Pandangan Psikologi tentang Hybrid Workplace
Anjuni Khofifah Hanifi, S.Psi

Artikel Terkait

Hidup Terasa Hampa dan Kosong? Ini 5 Cara Mengatasinya

Wahada Nadya, S.PsiDecember 3, 2021November 29, 2021

Tes MMPI, Alat Diagnosis Kesehatan Mental

Adrian SuwondoMarch 5, 2021March 5, 2021

Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater? Mana Yang Terbaik Untukmu?

Lita Aprillia, S.Psi.November 29, 2020April 9, 2022

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Tips Sederhana Agar Tidak Kecanduan Media Sosial
  • Ingin Wawancara Kerja Lancar? Simak Tips Mindfulness Ini!
  • 10 Ciri Psikopat Ringan Menurut Psikologi
  • Intuisi Menurut Psikologi dan Contohnya
  • Tips Menghadapi Masa Lalu dengan Penuh Keberanian
  • Alasan Psikologis Kenapa Cowok Nggak Suka Curhat

Artikel Terpopuler

15 Cara Move On Dari Mantan Ala Psikologi

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.December 15, 2020February 6, 2021
by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.

Mengenal MBTI: 8 Fungsi Kognitif yang Membentuk Kepribadian

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.January 25, 2021February 18, 2021
by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.

Jenis-Jenis Gelar Psikologi Dan Penulisannya

Adrian SuwondoFebruary 25, 2021April 10, 2022
by Adrian Suwondo

6 Alasan Memilih Jurusan Psikologi

Narko RasalatDecember 23, 2020January 25, 2021
by Narko Rasalat

Menjadi Dewasa Adalah Pilihan, Bagaimana Caranya?

Miftahun Fadhila, S.Psi.February 19, 2021February 8, 2021
by Miftahun Fadhila, S.Psi.

Perbedaan Psikologi Saintek dan Soshum, Kenali Sebelum Memilih

Adrian SuwondoFebruary 21, 2021April 10, 2022
by Adrian Suwondo
About US
KampusPsikologi.com menyediakan artikel psikologi berkualitas yang ditulis oleh mahasiswa, sarjana, dan magister jurusan Psikologi universitas ternama. Semua artikel di situs ini bersifat informasional dan tidak menggantikan pendapat ahli atau psikolog.

Selengkapnya tentang kami
Contact us: admin@kampuspsikologi.com
@2022 - kampuspsikologi.com. All Right Reserved.
logo kampuspsikologi
FacebookInstagramYoutubeEmail
  • Home
  • Editor’s Picks
  • Kuliah Psikologi
  • Kesehatan Mental
    • Depresi
    • Gangguan Mental
    • Kecemasan
  • Wawasan
    • Emosi
    • Kepribadian
    • Perempuan
    • Psikologi Industri dan Organisasi
    • Romansa
    • Seksualitas
    • Teori
    • Tips & Trick
  • Serba-Serbi
Go to mobile version