Mungkin saat ini kamu hendak datang ke psikolog, sebelum meyakinkan diri untuk memutuskan ke psikolog kamu pun mencari tahu sedikit demi sedikit tentang psikologi dan bagaimana nanti proses ketika bertemu dengan psikolog. Salah satu yang muncul dalam pencarianmu ketika hendak bertemu psikolog adalah istilah psikoterapi. Kamu juga mungkin bertanya-tanya seberapa efektifkah terapi psikologi? Jika kamu sedang mencari tahu apa itu psikoterapi, kamu berada di tempat yang tepat karena artikel ini akan membantumu untuk mengerti lebih dalam. Menurut https://dictionary.apa.org/psychotherapy, psikoterapi adalah layanan psikologis apa pun yang diberikan oleh profesional terlatih yang utamanya menggunakan bentuk komunikasi dan interaksi untuk menilai, mendiagnosis, dan menangani reaksi emosional yang tidak berfungsi, cara berpikir, dan pola perilaku.
Setelah mengetahui definisinya, dalam pencarianmu muncul istilah lain yakni konseling. Kamu pun penasaran perbedaan antara psikoterapi dan konseling karna sering dianggap hampir sama, namun keduanya memiliki arti yang berbeda meskipun keduanya digunakan oleh psikolog dalam menangani klien. Menurut Blocher (1966) perbedaan antara keduanya konseling lebih mengarah pada pengembangan-pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yang mengarah perbaikan-penyesuaian-penyembuhan.
Psikoterapi dapat diberikan kepada individu, pasangan, keluarga, atau anggota kelompok. Ada berbagai jenis yang dapat dipilih konselor untuk dipelajari, tetapi jenis teori sesuai dengan kondisi klien dan permasalahan klien. Lima jenis psikoterapi yang wajib kamu tahu sebagai berikut (https://www.apa.org/topics/therapy/psychotherapy-approaches):
Psikoterapi Psikodinamik
Pendekatan ini berfokus pada perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran bermasalah dengan menemukan makna dan motivasi bawah sadar. Terapi berorientasi psikoanalitik ditandai dengan kemitraan kerja yang erat antara terapis dan pasien. Pasien belajar tentang diri mereka sendiri dengan mengeksplorasi interaksi mereka dalam hubungan terapeutik. Sementara psikoanalisis sangat dekat dengan Sigmund Freud, psikoanalisis telah diperpanjang dan dimodifikasi sejak formulasi awalnya.
Teknik yang ia kembangkan, seperti asosiasi bebas (berbicara bebas dengan terapis tentang apa pun yang muncul tanpa ada picuan apapun), analisis mimpi (memeriksa mimpi untuk informasi penting tentang alam bawah sadar), dantransference (mengalihkan perasaan tentang orang-orang tertentu dalam kehidupan seseorang ke terapis ) masih digunakan oleh psikoanalis saat ini.
Secara umum, psikoterapis dan konselor yang menggunakan pendekatan ini mengarahkan sebagian besar fokus untuk menganalisis hubungan masa lalu dan, khususnya, pengalaman masa kanak-kanak yang traumatis dalam kaitannya dengan kehidupan individu saat ini. Keyakinannya adalah bahwa dengan mengungkapkan dan membawa masalah ini ke permukaan, pengobatan dan penyembuhan dapat terjadi.
Teori psikodinamik bisa lebih memakan waktu dibandingkan dengan beberapa teori lain karena melibatkan perubahan perilaku yang sudah tertanam dalam dan membutuhkan kerja yang signifikan untuk memahami diri sendiri (https://counseling.northwestern.edu/five-counseling-theories-and-approaches/)
Psikoterapi Perilaku
Pendekatan ini berfokus pada peran pembelajaran dalam mengembangkan perilaku normal dan abnormal.
- Ivan Pavlov memberikan kontribusi penting untuk terapi perilaku dengan penelitian stimulus dan respon. Pavlov melakukan penelitian terkenal dengan menggunakan anjing, yang berfokus pada efek dari respons yang dipelajari (misalnya, anjing yang mengeluarkan air liur saat mendengar bel) melalui stimulus (misalnya, memasangkan suara bel dengan makanan).
- “Desensitizing” adalah pengkondisian klasik dalam tindakan: Seorang terapis dapat membantu klien dengan fobia melalui paparan berulang apa pun yang menyebabkan kecemasan.
- Pemikir penting lainnya adalah Thorndike dan Skinner , yang menemukan pengkondisian operan. Jenis pembelajaran ini mengandalkan penghargaan untuk meningkatkan kemungkinan suatu perilaku dan hukuman untuk mengurangi terjadinya suatu perilaku.
- Beberapa variasi telah berkembang sejak munculnya terapi perilaku pada 1950-an. Salah satu variasi adalah terapi perilaku kognitif, yang berfokus pada pikiran dan perilaku.
Psikoterapi Kognitif
Psikoterapi kognitif lebih menekankan pada apa yang orang pikirkan daripada apa yang mereka lakukan. Terapis kognitif percaya bahwa pemikiran disfungsional yang mengarah pada emosi atau perilaku yang disfungsional. Dengan mengubah pemikiran mereka, orang dapat mengubah perasaan dan apa yang mereka lakukan. Tokoh utama dalam terapi kognitif termasuk Albert Ellis dan Aaron Beck.
Psikoterapi Humanistik
Pendekatan ini menekankan kapasitas masyarakat untuk membuat pilihan rasional dan mengembangkan potensi maksimal mereka. Perhatian dan rasa hormat kepada orang lain juga merupakan fokus penting.
- Carl Rogers mengembangkan terapi yang berpusat pada klien, yang berfokus pada keyakinan bahwa klien mengendalikan nasib mereka sendiri. Dia percaya bahwa yang perlu dilakukan oleh semua terapis adalah menunjukkan perhatian dan minat yang tulus.
- Terapi Gestalt menekankan apa yang disebutnya “holisme organisme,” pentingnya menyadari di sini dan saat ini dan menerima tanggung jawab untuk diri Anda sendiri.
- Terapi eksistensial berfokus pada keinginan bebas, penentuan nasib sendiri, dan pencarian makna.
Integratif atau Holistik
Banyak terapis tidak mengikatkan diri pada satu pendekatan. Sebaliknya, mereka memadukan elemen dari pendekatan yang berbeda dan menyesuaikan perawatan mereka sesuai dengan kebutuhan setiap klien. Selain terapi bicara tradisional, psikoterapi holistik dapat mencakup terapi nontradisional seperti hipnoterapi.
“Setiap kehidupan manusia mengandung potensi, jika potensi itu tidak terpenuhi, maka hidup itu sia-sia”
Carl Jung
Referensi:
Blocher, D. (1966). Developmental Counseling (2nd edition). New York: Ronald Press.
https://counseling.northwestern.edu/five-counseling-theories-and-approaches/)
https://www.apa.org/topics/therapy/psychotherapy-approaches
https://dictionary.apa.org/psychotherapy