mentoring

Zone of Proximal Development dan Kaitannya dengan Mentoring

Psikologi hadir dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk pendidikan pastinya. Terdapat banyak kubu-kubu dalam psikologi yang memiliki pendekatan unik mereka sendiri berdasarkan teori yang mereka pakai, tetapi hari ini kita cukup membahas tentang Vygotsky saja ya! Mari kita masuk ke dalam ide dan pikirannya.

Table of Contents

2 Poin Utama Pendidikan ala Vygotsky

Sudah siap? Karena sekarang, saatnya kita mempelajari salah satu teori dari bidang psikologi pendidikan yaitu Zone of Proximal Development atau ZPD oleh Lev Semenovich Vygotsky.

Dalam bukunya Mind in Society: Development of Higher Psychology Process, ZPD dijelaskan sebagai “jarak antara tingkat perkembangan yang sebenarnya ditentukan dari penyelesaian masalah secara mandiri dan pada potensial tingkat perkembangan yang ditentukan melalui penyelesaian masalah di bawah arahan dari orang dewasa atau secara kolaboratif dengan rekan yang lebih mampu” ‌(Vygotsky, 1978, p. 86).

Secara singkat, ZPD menegaskan potensial perkembangan yang bisa terjadi dengan memberikan anak kesempatan untuk berkolaborasi dengan seseorang yang lebih tahu.

Teori pendidikan dari tahun 1970-an ini mungkin akan terkesan kuno, tetapi jangan salah sangka karena pendidikan dengan pendekatan Vygotsky masih relevan di era ini. Sering kali murid diberikan tugas yang cukup sulit tapi masih bisa dikerjakan apabila berkolaborasi dengan teman-temannya.

Itulah salah satu contoh pendekatan Vygotsky yang bertujuan untuk menempatkan murid di posisi ZPD sesering mungkin (Roosevelt, 2008). Saya juga menemukan beberapa poin jurnal menarik yang membahas efektivitas dari ZPD, antara lain:

  • Pendekatan Vygotsky juga relevan bila diterapkan pada anak PAUD atau pada tempat penitipan anak (Rahardjo, 2016). Disebabkan oleh lingkungan yang tidak menekan anak untuk belajar dan durasi anak-anak di tempat itu yang lama.
  • ZPD dan metode Scaffolding mampu meningkatkan kemampuan matematika pada topik yang rumit sekalipun (Tinungki, 2019). Terlebih lagi apabila programnya terencana serta optimal bagi para siswa yang mengerjakan (Denhere, Chinyoka, & Mambeu, 2013).
  • Program atau tugas yang diberikan harus menarik, memiliki makna mendalam (secara kultural), tetapi susah bila dikerjakan seorang diri (Roosevelt, 2008).

Sampai sini apakah ada yang kurang jelas? Kalau ada bisa ditulis di kolom komentar ya teman-teman! Oh iya, sepertinya saya lupa menjelaskan tentang Scaffolding.

Belajar Sedikit Tentang Scaffolding

Scaffolding merupakan tahap pemberian bantuan pada tahap awal pembelajaran kepada orang yang sedang belajar suatu hal (Talip Gonulal & Loewen, 2018). Wood dkk dalam Talip & Loewen (2018) mengidentifikasi beberapa fitur utama dari scaffolding dari orang dewasa, yaitu:

  • Kegiatan/Tema tersebut menarik minat anak
  • Menetapkan orientasi tujuan
  • Mengendalikan frustasi
  • Mengurangi derajat kebebasan sebelum tugas diselesaikan
  • Menetapkan fitur-fitur utama dari kegiatan/tema tersebut
  • Solusi kepada kegiatan/tema

Singkat kata, scaffolding adalah proses memberikan bantuan dalam sesuatu yang belum dikuasai pembelajar dari seseorang yang lebih tahu. Kalau dibuat sebagai diagram, kurang lebih seperti buatan Denhere dkk., ini (2013):

Contoh termudah scaffolding itu adalah mengajari anak kecil cara naik sepeda. Memang wajar kalau anak kecil belum bisa seimbang kalau langsung naik sepeda roda dua bukan?

Makanya ada seseorang (umumnya tahu cara naik sepeda) yang akan mengajari dan memegangi anak itu dari belakang. Terus kalau anaknya sudah mulai terasa seimbang, bisa dilepas sedikit demi sedikit sampai bisa sendiri.

Namun, selain scaffolding ada juga metode lainnya yang cocok untuk membantu perkembangan seseorang lho! Hal itu adalah mentoring!

Masuk pada Mentoring

Selain scaffolding di atas, terdapat juga program mentoring yang tidak kalah bagusnya. Nah, kita bisa melihat ini di lapangan dalam bentuk seorang mentor, guru, atau bahkan role model.

Mentoring melibatkan seseorang yang lebih senior dan berpengalaman yang menawarkan bantuan kepada seseorang dengan pengalaman minimal (Crisp dan Cruz, 2009). Bisa dipikirkan juga bahwa mentoring merupakan bentuk lain dari scaffolding yang juga bisa kita lakukan/terima.

Contohnya dari mentoring ada beragam, dimulai dari Jiraiya yang mengajarkan Naruto dari kecil untuk menjadi Shinobi yang hebat, guru BK yang dengan sabar menuntun siswanya agar membuat keputusan yang lebih baik dan pasangan orangtua yang mengajari anaknya agar mereka siap menghadapi lingkungan sosial.

Seorang mentor akan menemani perkembangan muridnya dan selalu memberikan petunjuk maupun arahan dalam penyelesaian masalah dalam hidup (Malone, 2018).

Menurut saya tidak ada kata terlambat untuk mentoring selama kita berkeinginan untuk belajar, ada juga penelitian yang menemukan jika usia yang sekitar 20 tahun optimal untuk memiliki mentor (Vaillant, 1997).

Mentor efektif dan mampu memberikan berbagai efek positif kepada hidup mentee-nya, terutama sebagai salah satu bentuk intervensi psikologis (Raposa dkk., 2019).

Mentor yang lebih bijak dan tahu lebih banyak dari anda akan membantu menjelaskan tantangan yang sedang dihadapi dan memberi bantuan yang sama-sama bergunanya (Smith, 2014).

Kesimpulan:

Pendekatan pendidikan ala Vygotsky memiliki dua konsep kunci, yaitu Zone of Proximal Development  (ZPD) dan Scaffolding.

ZPD adalah potensial perkembangan seseorang apabila perkembangannya dibantu seseorang yang lebih tahu, sedangkan scaffolding adalah kegiatan membantu secara aktifnya.

Mentoring merupakan salah satu bentuk lain dari scaffolding yang bisa terjadi. Sekian dari saya, kuharap artikel ini berguna bagi kalian ya, terima kasih!

References

  • Malone, S. A. (2018). Team Management & Coaching: People Skills for Managers. London: Bookboon. References
  • Crisp, G., & Cruz, I. (2009). Mentoring College Students: A Critical Review of the Literature Between 1990 and 2007. Research in Higher Education, 50(6), 525–545. https://doi.org/10.1007/s11162-009-9130-2
  • Denhere, C., Chinyoka, K., & Mambeu, J. (2013). Vygotsky’s Zone of Proximal Development Theory: What are its Implications for Mathematical Teaching? Greener Journal of Social Sciences, 3(7), 371–377. https://doi.org/10.15580/gjss.2013.7.052213632
  • Raposa, E. B., Rhodes, J., Stams, G. J. J. M., Card, N., Burton, S., Schwartz, S., … Hussain, S. (2019). The Effects of Youth Mentoring Programs: A Meta-analysis of Outcome Studies. Journal of Youth and Adolescence, 48(3), 423–443. https://doi.org/10.1007/s10964-019-00982-8
  • ‌Rahardjo, M. (2016). Bringing Vygotskian Approach into Early Childhood Educa- tion in Indonesia: Empowering the Daycare. Indonesian Journal Of Early Child- hood Education Studies, 5(1), 6-13. doi:10.15294/ijeces.v5i1.11270
  • Roosevelt F.D. (2008). “Zone of Proximal Development.” Encyclopedia of EducationalPsychology SAGE publication.
  • Smith, B. (2014). The lifelong benefits of mentoring. Https://Www.apa.org. Retrieved from https://www.apa.org/gradpsych/2014/11/mentoring-benefits
  • Talip Gonulal, & Loewen, S. (2018, January 18). Scaffolding Technique. ResearchGate; unknown. https://www.researchgate.net/publication/322751945_Scaffolding_Technique
  • Tinungki, G. M. (2019). ZONE PROXIMAL DEVELOPMENT GIVES A NEW MEANING TO THE STUDENTS’ INTELLIGENCE IN STATISTICAL METHOD LESSON. Journal of Honai Math, 2(2), 129–142. https://doi.org/10.30862/jhm.v2i2.69
  • Vygotsky, L. (1978). Mind in society : the development of higher psychological processes (p. 86). Cambridge, Mass. ; London: Harvard University Press.
This entry was posted in Uncategorized on by .

About K. Lintang Mahadewa

Saat ini, Lintang Mahadewa adalah mahasiswa psikologi di UGM. Karena merasa bosan dan ingin mencari pengalaman, Lintang saat ini menjadi content writer dan ghostwriter dengan jumlah artikel 50+. Lintang mengetik dengan sudut pandang ketiga, karena membuatnya merasa lebih nyaman dan tidak cringe. Namun, akan ada saat dimana Lintang “merasa humoris” dan melontarkan lelucon ala bapak-bapak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *