takut tinggi

 Wah, Kamu ingin Lompat? Padahal Bisa Mati? Jangan-jangan High Place Phenomenon (HPP) tuh!

Pernah tidak hal seperti itu terlintas pikiran kalian? Perasaan mendadak saja untuk pengen lompat dari tempat tinggi. Entah itu jembatan, atap bangunan, atau bahkan gunung? Eits jangan khawatir, karena kamu tidak sendiri kok. Karena yang kamu rasakan juga dirasakan oleh banyak orang lainnya. Nah, yang kamu rasakan itu adalah fenomena umum yang dinamakan High Place Phenomenon(HPP).

Apa penjelasan HPP? Apakah ada hubungan dengan ilmu psikologi? Simak terus untuk penjelasannya ya!

High Place Phenomenon (HPP)

High Place Phenomenon adalah fenomena “impuls mendadak untuk loncat dari tempat tinggi” yang sebelumnya sudah pernah ditemui terlebih dahulu oleh ilmuwan asal Perancis. Mereka menamai fenomena ini dinamakan L’appel du Vide, atau dapat diterjemahkan menjadi The Call of the Void. Namanya keren sih, tapi beneran berbahaya fenomena ini! 

Saya juga sering merasakan perasaan yang “aneh” ini. Ketika lagi diatas gedung atau di lantai 3 gitu dan melihat ke bawah. Seketika terpikir “wah tinggi juga ya, rasanya kayak ketarik buat lompat gitu”. Rasanya memang aneh, impulsif, terus tiba-tiba hilang…

Perlu saya tegaskan jika secara kebetulan banget nih, memang riset pada fenomena ini belum banyak. Sehingga hasilnya masih kurang konklusif, meskipun sudah ada beberapa jurnal artikel mengenai topik ini. Langsung saja kita “lompat” ke dalam studi yang sudah ada!

Penelitian Psikologi terhadap HPP

Mungkin kalian berpikir kalau ini cuma impuls semata yang tidak ada hubungannya dengan sains, terlebih lagi Psikologi. Tapi disitulah kamu salah! Justru para psikolog mampu mempelajari fenomena-fenomena ini karena masuk kedalam ranah saintifik mereka. Mari kita mulai dari definisinya dulu saja.

Awalnya, fenomena ini sudah dikenal di media populer seperti Reddit dan Twitter sebagai “Call of the Void”. Namun, fenomena ini kemudian dinamakan sebagai High Place Phenomenon” oleh Hames dkk., (2012).

Sebenarnya saya merasa kurang cocok dengan penamaan High Place Phenomenon. Karena fenomena ini juga terjadi pada situasi lain yang konsepnya mirip. Healthline (Raypole, 2020) menjelaskan bahwa HPP merupakan tipe impuls yang dapat terjadi ketika melakukan apapun yang memiliki resiko yang tinggi.

Beberapa contohnya seperti:

  • Perasaan ingin banting setir
  • Impuls ingin memasukkan garpu ke dalam colokan
  • Perasaan ingin memotong diri sendiri dengan pisau

Selain contoh diatas masih ada banyak lagi ya, apakah kamu kepikiran contoh-contoh lain? Tulis di kolom komentar ya!

Teisman dkk (2020) meneliti fenomena ini pada subjek atau partisipan yang merupakan orang-orang dengan kebangsaan Jerman. Penelitian itu menemukan korelasi positif antara suicide ideation dan anxiety sensitivity  terhadap High Place Phenomenon. Ditemukan jika hal-hal seperti suicide ideation dan anxiety sensitivity benar-benar memiliki hubungan serta mempengaruhi fenomena HPP.

Namun, mereka juga menemukan jika fenomena ini cukup umum pada orang-orang yang tidak pernah mengalami Suicide Ideation. Oh iya, riset ini juga mencari hubungan/peran dari depresi, kecemasan, dan suicide ideation terhadap HPP. Meskipun begitu, ternyata tidak ada hubungan yang jelas antara depresi dengan fenomena “Call of the Void” ini. Hanya saja, individu dengan kecemasan dan Suicide Ideation lebih sensitif dan lebih mengingat pengalaman mereka dengan Call of the Void ini. 

Bagi teman-teman yang belum tahu, Anxiety sensitivity merupakan rasa takut yang muncul dari sensasi dari dalam tubuh (Reiss, 1987 dalam Long et al., 2022). Sensasi-sensasi ini diasosiasikan dengan kecemasan/anxiety, yang muncul karena situasi yang berpotensi untuk menjadi berbahaya.

Nah, fenomena HPP ini lebih sering muncul pada individu yang Anxiety Sensitivity-nya lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh HPP yang merupakan interpretasi salah oleh pikiran yang awalnya ingin menjauhkan kita dari masalah, begitu.

Mungkin kamu berpikir kalau kemunculan impuls yang mendadak ini menandakan keinginan untuk bundir? Bagaimana tidak, karena kamu tahu jika keinginan itu diikuti, kehidupanmu akan terancam bukan? Pada kenyataannya, pengalaman HPP bisa dilihat sebagai keinginan dirimu untuk terus hidup (Hames et al., 2012). Bingung? 

Maksudnya itu, orang-orang yang mengalami HPP itu sebenarnya tidak memiliki keinginan sedikitpun untuk mengancam kehidupannya dan yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya. HPP membuktikan kepada orang-orang keinginan mereka untuk tetap terus hidup. Jadi kalau kamu pernah mengalami HPP, tidak perlu panik ya teman-teman.

Kesimpulan

Harap diingat bahwa pengalaman teman-teman dengan Fenomena ini bukan berarti kalian memiliki keinginan terpendam untuk mati ya. Teman-teman tidak perlu terlalu khawatir dengan fenomena ini, karena HPP hanyalah sebuah impuls dan tidak lebih dari itu ya!

References:

  • Hames, J. L., Ribeiro, J. D., Smith, A. R., & Joiner, T. E. (2012). An urge to jump affirms the urge to live: An empirical examination of the high place phenomenon. Journal of Affective Disorders, 136(3), 1114–1120. https://doi.org/10.1016/j.jad.2011.10.035
  • Long, L. J., Smith, L. J., & Gallagher, M. W. (2022). Psychiatric Comorbidity Populations. Comprehensive Clinical Psychology, 252–269. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-818697-8.00196-5
  • Raypole, C. (2020, January 14). Call of the Void: High-Place Phenomenon FAQs. Healthline. https://www.healthline.com/health/call-of-the-void#examples
  • Teismann, T., Brailovskaia, J., Schaumburg, S., & Wannemüller, A. (2020). High place phenomenon: prevalence and clinical correlates in two German samples. BMC Psychiatry, 20(1). https://doi.org/10.1186/s12888-020-02875-8

This entry was posted in Kesehatan Mental on by .

About K. Lintang Mahadewa

Saat ini, Lintang Mahadewa adalah mahasiswa psikologi di UGM. Karena merasa bosan dan ingin mencari pengalaman, Lintang saat ini menjadi content writer dan ghostwriter dengan jumlah artikel 50+. Lintang mengetik dengan sudut pandang ketiga, karena membuatnya merasa lebih nyaman dan tidak cringe. Namun, akan ada saat dimana Lintang “merasa humoris” dan melontarkan lelucon ala bapak-bapak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *