logo kampuspsikologi

  • Home
  • Editor’s Picks
  • Kuliah Psikologi
  • Kesehatan Mental
    • Depresi
    • Gangguan Mental
    • Kecemasan
  • Wawasan
    • Emosi
    • Kepribadian
    • Perempuan
    • Psikologi Industri dan Organisasi
    • Romansa
    • Seksualitas
    • Teori
    • Tips & Trick
  • Serba-Serbi
FacebookInstagramYoutubeEmail
logo kampuspsikologi

Study of Values (SOV): Alat Tes yang Menerjemahkan Kepribadian Menjadi Nilai

by K. Lintang MahadewaSeptember 21, 2021September 20, 2021

Ilmu psikologi telah menghadiahi dunia ini dengan banyak sekali alat tes. Mulai dari alat untuk mengukur perilaku anak kecil, potensi anak remaja, sampai alat yang bisa membantu anak remaja memahami diri dan masa depannya sendiri.

Alat tes Study of Values yang akan kita pelajari sering digunakan untuk memahami kepribadian orang, nilai-nilai yang dimiliki, dan mengenal karir yang menarik baginya. Mari kita mulai dari sejarah terciptanya SOV lebih terdahulu.

Table of Contents

  • Sejarah Pembuatan Study of Values (SOV)
  • Acuan Teori Alat Tes Study of Values (SOV)
  • Kegunaan Alat Tes Study of Values (SOV)
  • Kritik terhadap Study of Values (SOV)
  • Penutup

Sejarah Pembuatan Study of Values (SOV)

SOV pertama kali diciptakan oleh Gordon W. Allport, Phillip E. Vernon, dengan dasar teori milik Spranger pada tahun 1931. Sejak perilisannya pada tahun 1931, Study of Values milik Allport, Vernon, dan Lindzey memberikan dampak yang substansial terhadap dunia riset dan praktis psikologi.

Namun, ketenaran SOV dengan cepat berkurang dari 80 sitasi pertahun menjadi satu sitasi per tahun pada 1986 (Buros dalam  Kopelman, Rovenport, & Guan, 2003). Alat tes ini juga memiliki kekurangan sehingga harus menjalani beberapa revisi. Secara umum, SOV mengalami beberapa revisi pada tahun:

  • 1951 : Revisi pada lembar penilaian dan perbaikan pada norma (Allport, Vernon, Lindzey (1960)
  • 1960 : Revisi pada bagian Users Manual (Kopelman, Rovenpor, & Guan, 2003).
  • 1970 : Revisi pada lembar penilaian bersama dengan Gardner Lindzey (Oles & Hermans, 2010).
  • 1995 : Revisi pada bahasa, perubahan indeks behavioral sesuai dengan budaya terbaru, dan memperluas konsep religiusitas.  (Kopelman, Rovenpor, & Guan, 2003).

Study of Values menggunakan pengukuran ipsatif, yaitu hasil tes individu yang tidak dapat dibandingkan dengan hasil tes individu lain. SOV juga memiliki sistem yang membuat nilai satu skor akan mengorbankan nilai di skor lainnya. Sebagai contoh ya, kalau nilai theoretical, economical, dan political tinggi, otomatis nilai social dan religious akan menjadi rendah. Jadi semacam mengkompensasi begitu, karena sistem penilaian tesnya.

Study of Values ini berdasarkan enam tipe ideal Spranger: Theoretical, Economical, Political, Aesthetic, Social, and Religious. Dalam Kopelman, Rovenport dan Guan (2003) Allport (1961, p. 454) menjelaskan bahwa kita bisa mengenal seseorang dengan lebih baik bila mengetahui jenis masa depan yang dia inginkan dan pembentukan masa depan berdasarkan nilai personal miliknya. Kemudian siapakah sosok Spranger ini?

Eduard Spranger adalah seorang psikolog dan filsuf yang menerbitkan buku lebensformen (Types of Men). Bukunya didasarkan ide bahwa jenis-jenis kehidupan manusia adalah struktur dalam kesadaran. Keenam nilai yang dikemukakan Spranger muncul dari observasi pribadinya, pengetahuan psikologi, dan pemahamannya terhadap literatur yang ada.

Bukan dari studi tertentu ataupun analisis statistik, karena harap diingat teori ini juga muncul pada tahun 1920 saat psikoanalisa masih sangat terkenal dan behaviorisme baru mulai. Mari kita masuk lebih mendalam kepada dasar teori Spranger yang dipakai untuk membuat SOV ini.

Acuan Teori Alat Tes Study of Values (SOV)

Tes Study of Values ini menggunakan teori Types of Men milik Spranger (1928) sebagai pondasinya. Tes ini diciptakan untuk mengukur kekuatan (tinggi rendahnya skor) relatif dari keenam ketertarikan dasar, motif, atau sikap evaluatif. Berikut enam ketertarikan dasar dan penjelasannya:

Theoretical: Ketertarikan untuk mencari kenyataan melalui pendekatan yang empiris, kritis, rasional, dan intelektual

Economic: Menekankan nilai praktis dan serbaguna. Mementingkan hal yang berguna  kepentingan praktis dan pengumpulan sumberdaya.

Aesthetic: Menilai harmoni dan bentuk sebagai puncak segala-galanya. Senang menilai setiap pengalaman yang unik dari sudut pandang keindahan, simetri, maupun kesesuaian.

Social: Cinta kepada masyarakat. Namun kategori ini akhirnya direvisi agar hanya menilai sifat altruisme dan kedermawanan.

Political: Secara umum tertarik pada kekuasaan, pengaruh, dan popularitas diri. Nilai ini tidak terbatas pada bidang-bidang yang politik yaaa.

Religious: Menjunjung tinggi nilai mistis (keagamaan). Khawatir terhadap keseluruhan dari sebuah pengalaman dan mencoba memahami dunia sebagai keseluruhan.

Agar tes ini menjadi lebih reliabel dan valid, pemilihan dari item terakhirnya didasarkan oleh konsistensi internal dari setiap area (Anastasi, 1976). Pertanyaan di SOV juga menggunakan forced choice pada pilihan ganda (a & b) dan kuartet (a, b, c, d) sebagai pilihan jawabannya di skenario tertentu. Berikut contoh soal dari Kopelman dan Roven (2003):

 Satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia:

a. Pekerjaan yang kamu pilih

b. Caramu menghabiskan waktu luangmu

c. Teman-teman yang kamu buat

d. Hal yang kamu baca

Meskipun teori yang mendasarinya terkesan sangat luas dan terkesan menggeneralisasi, tes kepribadian ini memiliki fungsinya tersendiri di tangan orang yang benar.

Kegunaan Alat Tes Study of Values (SOV)

Tes SOV didesain untuk dipergunakan oleh para mahasiswa dan orang dewasa yang teredukasi (Domino & Domino, 2006, 143). SOV secara luas digunakan untuk keperluan konseling, pedagogis (pendekatan terhadap pembelajaran) dan riset. Menurut Hogan (1972) “saat digunakan dengan subjek yang kooperatif, SOV menyediakan informasi yang bisa diandalkan dan tepat untuk kasus-kasus individu.”

Kekuatan terbesar tes SOV adalah kemampuannya untuk mengukur nilai-nilai  seseorang dan menggunakannya untuk menganalisis value yang dimiliki seseorang. Value yang didapatkan ini bisa kemudian dikaitkan dengan fenomena yang sedang terjadi.

Dalam penelitian milik Mirzamanai S. (2011) SOV digunakan untuk mengaitkan tingkat kriminalitas yang dimiliki grup tahanan di Tehran. Mereka menggunakan SOV untuk membuktikan hipotesis mereka “Para tahanan memiliki nilai religiusitas yang rendah dan nilai religiusitas yang rendah itu berhubungan dengan tindakan kriminal.”

Kritik terhadap Study of Values (SOV)

Teori milik Spranger (1928) yang menjadi fondasi tes ini menjadi sumber dari mayoritas kritik dari tes ini sendiri. Sebelum revisi keempat, Tes SOV menuai banyak kritik dimulai dari penggunaan kata-kata yang terkesan seksis, bias, dan ketinggalan jaman (Kopelman dkk., 2003).

Dalam Kopelman, Rovenpor, dan Guan (2003) dijelaskan beberapa hal yang perlu diubah, dimulai dari perubahan istilah-istilah kuno dengan yang lebih modern, memperluas contoh-contoh dari religiusitas, dan mengimplementasikan lebih banyak referensi kultural.

  • Untuk menghilangkan isu seksisme, mereka mengubah kata man dengan kata individual, person, his/her, dan lain sebagainya
  • Untuk memperluas contoh dari religiusitas, ditambahkan juga Mosque dan Synagogue. Sebelumnya, tes SOV hanya menggunakan Cathedral sebagai contoh tempat berdoa.
  • Ditambahkan juga beberapa tokoh wanita untuk menyertai contoh Florence Nightingale yang dianggap terlalu stereotipikal.

Penutup

Tes SOV tetap digunakan sampai sekarang, meskipun pada awalnya menuai banyak kritik dan disaingi oleh banyak tes kepribadian lain yang lebih baru. Informasi mengenai tes ini dalam artikel maupun jurnal sangatlah terbatas. Mungkin disebabkan oleh popularitasnya yang kalah dengan tes kepribadian lain seperti The Big Five dan Meyer-Briggs Type Indicators. Semoga artikel ini membantu kalian yang tertarik dengan Tes Kepribadian satu ini!

Daftar Pustaka

  • Anastasi, A. (1976). Psychological testing (4th ed., pp. 552-554). New York, NY: Macmillan.
  • Allport, G. W., Vernon, P. and Lindzey, G. (1970). Study of Values (Rev. 3d ed. and test manual). Chicago, IL: Riverside.
  • Domino, G., & Domino, M. L. (2006). Psychological Testing An Introduction (2nd ed.). Cambridge University Press.
  • Hogan, R. (1972). Review of the study of values. InO. K. Buros (Ed.), The seventh mental measurements yearbook (pp. 355–356). Highland Park, NJ: Gryphon Press.
  • Kopelman, R. E., Rovenpor, J. L., & Guan, M. (2003). The Study of Values: Construction of the fourth edition. Journal of Vocational Behavior, 62(2), 203–220. https://doi.org/10.1016/s0001-8791(02)00047-7
  • Kopelman, R. E., Prottas, D. J. and Tatum, L. G. (2004). “Comparison of Four Measures of Values: Their Relative Usefulness in Graduate Education Advisement.” North American Journal of Psychology 6:205-218.
  • Mirzamani S. M. (2011). Comparison of Value System among a Group of Military Prisoners with Controls in Tehran. Iranian journal of psychiatry, 6(3), 121–124.
  • Oles, P. K., & Hermans, H. J. M. (2010). Allport-Vernon Study of Values. The Corsini Encyclopedia of Psychology. https://doi.org/10.1002/9780470479216.corpsy0038
  • Spranger, E. (1928). Types of men. New York: Stechert-Hafner.
previous post
Toxic Masculinity dan Cara Membuatnya Lebih Sehat!
next post
Apa itu Bipolar Disorder?
K. Lintang Mahadewa
Saat ini, Lintang Mahadewa adalah mahasiswa psikologi di UGM. Karena merasa bosan dan ingin mencari pengalaman, Lintang saat ini menjadi content writer dan ghostwriter dengan jumlah artikel 50+. Lintang mengetik dengan sudut pandang ketiga, karena membuatnya merasa lebih nyaman dan tidak cringe. Namun, akan ada saat dimana Lintang “merasa humoris” dan melontarkan lelucon ala bapak-bapak.

Artikel Terkait

Kenali dan Pahami 5 Macam Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak

Anjuni Khofifah Hanifi, S.PsiApril 29, 2021April 28, 2021

Memahami Psikopatologi: Definisi, Jenis, dan Aspek Lainnya

Miftahun Fadhila, S.Psi.December 24, 2020March 25, 2021

5 Perspektif Dalam Psikologi: Pendekatan Umum

Lita Aprillia, S.Psi.November 25, 2020March 27, 2021

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Tips Sederhana Agar Tidak Kecanduan Media Sosial
  • Ingin Wawancara Kerja Lancar? Simak Tips Mindfulness Ini!
  • 10 Ciri Psikopat Ringan Menurut Psikologi
  • Intuisi Menurut Psikologi dan Contohnya
  • Tips Menghadapi Masa Lalu dengan Penuh Keberanian
  • Alasan Psikologis Kenapa Cowok Nggak Suka Curhat

Artikel Terpopuler

15 Cara Move On Dari Mantan Ala Psikologi

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.December 15, 2020February 6, 2021
by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.

Mengenal MBTI: 8 Fungsi Kognitif yang Membentuk Kepribadian

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.January 25, 2021February 18, 2021
by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.

Jenis-Jenis Gelar Psikologi Dan Penulisannya

Adrian SuwondoFebruary 25, 2021April 10, 2022
by Adrian Suwondo

6 Alasan Memilih Jurusan Psikologi

Narko RasalatDecember 23, 2020January 25, 2021
by Narko Rasalat

Menjadi Dewasa Adalah Pilihan, Bagaimana Caranya?

Miftahun Fadhila, S.Psi.February 19, 2021February 8, 2021
by Miftahun Fadhila, S.Psi.

5 Perspektif Dalam Psikologi: Pendekatan Umum

Lita Aprillia, S.Psi.November 25, 2020March 27, 2021
by Lita Aprillia, S.Psi.
About US
KampusPsikologi.com menyediakan artikel psikologi berkualitas yang ditulis oleh mahasiswa, sarjana, dan magister jurusan Psikologi universitas ternama. Semua artikel di situs ini bersifat informasional dan tidak menggantikan pendapat ahli atau psikolog.

Selengkapnya tentang kami
Contact us: admin@kampuspsikologi.com
@2022 - kampuspsikologi.com. All Right Reserved.
logo kampuspsikologi
FacebookInstagramYoutubeEmail
  • Home
  • Editor’s Picks
  • Kuliah Psikologi
  • Kesehatan Mental
    • Depresi
    • Gangguan Mental
    • Kecemasan
  • Wawasan
    • Emosi
    • Kepribadian
    • Perempuan
    • Psikologi Industri dan Organisasi
    • Romansa
    • Seksualitas
    • Teori
    • Tips & Trick
  • Serba-Serbi
Go to mobile version