humanistik

Mengenal Psikologi Humanistik

Ilmu Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai pikiran dan perilaku (American Psychological Association). Kata ‘psikologi’ berasal dari bahasa Yunani yakni ‘psyche’ dan ‘logos’.‘Psyche’ diartikan sebagai jiwa atau nafas  sedang ‘logos’  merupakan ilmu .

Psikologi dijelaskan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai jiwa atau kejiwaan (Lapointe,1970). Dalam pengembangannya, ada beberapa pendekatan atau aliran di ilmu psikologi. Salah satunya ialah psikologi humanistik. Apakah kamu tahu apa itu psikologi humanistik?

Table of Contents

Apa itu Psikologi Humanistik?

Psikologi humanistik adalah salah satu pendekatan dalam ilmu psikologi yang memandang manusia sebagai individu yang utuh, memiliki potensi, serta mampu untuk mengaktualisasikan dirinya. Aliran humanistik lahir pada akhir tahun 1950 sebagai bentuk respons atau reaksi dari pengembangan pendekatan psikoanalisis dan juga behavioristik.

Humanistik hadir menolak asumsi dari pendekatan psikodinamika yang menekankan pada ketidaksadaran dan hal naluriah yang mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Begitu pula dengan pendekatan behavioristik yang fokus pada penguatan, stimulus maupun respons dalam berperilaku yang dianggap tidak manusiawi karena menggunakan hewan dalam penelitiannya.

Asumsi dalam Psikologi Humanistik

1. Manusia memiliki kehendak bebas atau free will untuk bergerak

Psikologi humanistik memandang individu pada hakikatnya memiliki potensi dan mampu memaksimalkan dirinya. Hal ini didasarkan dari latar belakang pendekatan psikologi humanistik yang didasari prinsip eksistensialisme, di mana individu memiliki kehendak bebas atau free will untuk menjalani kehidupannya dan mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

2. Setiap manusia itu unik dan memiliki potensi

Psikologi humanistik meyakini bahwa setiap individu atau manusia memiliki keinginan dan dorongan untuk membuat dirinya menjadi lebih baik. Asas ini lahir sebagai nilai yang positif dan fokus pada nilai-nilai kemanusiaan bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki potensi di dalam dirinya.

3. Individu memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan dirinya

Asumsi berikutnya menganggap bahwa setiap individu memiliki dasar kebutuhan di dalam hidupnya. Kebutuhan ini mendorong pada aktualisasi diri yang menyangkut pada pertumbuhan psikologis, pemenuhan dan kepuasan di dalam hidup sebagai dasar motif manusia. Kondisi individu yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya yang terkadang menjadi hambatan dalam kepuasan hidup di dalam diri individu.

Tokoh yang berpengaruh

Hadirnya psikologi humanistik tidak terlepas dari berbagai tokoh yang terus melakukan penelitian dan melakukan temuan untuk pengembangan psikologi humanistik. Ada beberapa tokoh yang berpengaruh besar dalam pengembangan psikologi humanistik, di antaranya adalah Carl Rogers dan Abraham Maslow. Yuk, kita simak dan berkenalan!

1. Abraham Maslow

Abraham Maslow (1908-1970) merupakan tokoh yang dikenal sebagai Bapak Psikologi Humanistik. Menurut Maslow, setiap individu memiliki kecenderungan bawaan untuk mengaktualisasikan dirinya yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada di dalam diri individu tersebut.

Maslow mengembangkan hierarki kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk melakukan pertumbuhan dan mencapai kepuasan dalam hidup. Urutan kebutuhan yang dibuat oleh Abraham Maslow membantu individu untuk dapat melihat dirinya dan melakukan pemenuhan kebutuhan atas dirinya terutama kebutuhan dasar.

Adapun Maslow membagi kebutuhan individu atas 5 kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan untuk dapat mengaktualisasikan diri.

Menurut Maslow, kegagalan untuk dapat memenuhi hierarki kebutuhan dapat membuat individu berada pada kondisi yang tidak memuaskan hingga mengarah pada munculnya berbagai hambatan dan gangguan.

Source: indopositive.org

3. Carl Rogers

Carl Rogers atau yang bernama lengkap Carl Ransom Rogers (1902-1987) merupakan tokoh yang memberikan pengaruh besar pada psikologi humanistik. Sebagai seorang tokoh psikologi humanistik, Rogers berpendapat bahwa setiap individu memiliki potensi dan kemampuan untuk memahami dirinya hingga dapat berfungsi seutuhnya (fully functioning) dan mencapai aktualisasi diri.

Menurut Rogers, seseorang yang sehat ialah seseorang yang mampu melakukan aktualisasi atas dirinya. Rogers berpendapat, masa lalu memang memberikan pengaruh pada masa sekarang, namun hal yang dapat dilakukan adalah berfokus pada keadaan saat ini dan hari ini.

Setiap individu yang mampu untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya adalah bentuk dari aktualisasi diri. Rogers juga mengembangkan perihal konsep diri ideal (ideal self) dan konsep diri sebenarnya (real self), yang terkadang menjadi salah satu hambatan bagi individu untuk mencapai aktualisasi atas dirinya.

Hal ini dijelaskan dengan terjadinya congruence atau kondisi di mana konsep diri ideal dan diri sebenarnya dapat menjadi konsep diri yang utuh dan terintegrasi. Sedang, incongruence adalah situasi terjadinya ketidakcocokan antara konsep diri ideal dan diri sebenarnya yang dapat memicu terjadinya hambatan pada diri individu tersebut.

Dalam pelaksanaan sesi konseling ataupun psikoterapi, Carl Rogers  mengembangkan client centered therapy yang mana konselor akan meletakkan fokus pada klien dan menempatkan diri pada posisi yang setara dengan klien. Konselor mendorong klien untuk menerima dirinya seutuhnya atau tanpa syarat (unconditional positive regard) untuk menjadi diri yang otentik (genuine). Konselor humanistik umumnya melakukan pendekatan non-patologis dan fokus pada pertumbuhan diri dari individu sehingga tercapainya kepuasan dalam kehidupan.

Limitasi Psikologi Humanistik

Psikologi humanistik hadir memberikan banyak warna dalam pengembangan ilmu psikologi. Psikologi humanistik mendorong seseorang untuk mampu melihat potensi atas dirinya hingga mendorong individu untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Kendati kebermanfaatannya yang dapat dirasakan dengan baik oleh berbagai pihak, psikologi humanistik tetap memiliki kekurangan ataupun batasan. Salah satu batasan dan kritikan terhadap psikologi humanistik ialah bagaimana psikologi humanistik menggunakan pengalaman subjektif dari individu sebagai acuan. Hal tersebut dianggap sebagai sesuatu yang sulit untuk diukur secara objektif.

Pengumpulan data yang digunakan dalam psikologi humanistik yang didasarkan pada data kualitatif menjadi tantangan tersendiri untuk dapat dilakukannya pembuktian secara empiris.

Penutup

Nah, sekarang kita telah sama-sama mengenal psikologi humanistik. Dari psikologi humanistik, kita diajak untuk belajar lebih menerima diri sendiri dan meyakini potensi yang ada pada diri kita. Apakah kamu tertarik untuk mendalami psikologi humanistik?

Referensi

  • Association of Humanistic Psychology. (1991). Historic review of humanistic psychology. Retrieved from http://www.ahpweb.org/about/history/what-is-humanistic-psychology.html
  • Lapointe, F. H. (1970). Origin and evolution of the term “psychology.” American Psychologist, 25(7), 640–646. https://doi.org/10.1037/h0029766
  • Maslow’s Hierarchy. (n.d.). Retrieved from http://changingminds.org/explanations/needs/maslow.htm
  • McLeod, S. A. (2015). Humanism. Retrieved from https://www.simplypsychology.org/humanistic.html
  • Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model- Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *