Image default

Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater? Mana Yang Terbaik Untukmu?

Teruntuk kamu yang memiliki permasalahan dengan kondisi kesehatan mental, alangkah baiknya segera mencari bantuan. Namun yang perlu diperhatikan, apa kamu sudah benar-benar tahu kemana kamu harus berkonsultasi? Atau jangan-jangan kamu masih bingung untuk pergi ke psikolog atau psikiater? Belum tahu perbedaan psikolog dan psikiater?

Jika kamu masih bingung, tenang saja, kamu tidak sendirian. Seperti kata Tristan Gorrindo, Direktur dari American Psychiatric Association Division of Education, “there’s a lot of confusion out there”.

Psikolog dan Psikiater memiliki persamaan, tapi juga memiliki beberapa perbedaan yang penting untuk diketahui. Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal yang perlu kamu tahu untuk memutuskan kemana sebaiknya kamu berkonsultasi.

Perbedaan psikolog dan psikiater

Table of Contents

Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Perbedaan psikolog dan psikiater terletak pada pendidikan yang ditempuh serta boleh-tidaknya memberikan resep obat.

Dari sisi pendidikan, psikiater adalah Doktor Medis (MDs) yang merupakan lulusan dari jurusan kedokteran, memiliki pengalaman magang dalam bidang medis selama satu tahun, dan memiliki tiga tahun pendidikan spesialis pada asesmen dan terapi terkait gangguan kesehatan mental.

Psikolog memiki latar belakang pendidikan kuliah psikologi sebagai magister dalam jurusan psikologi, yang mempelajari tentang pikiran dan perilaku manusia. Psikolog bukan doktor yang bekerja pada ranah medis. Seorang psikolog dapat memiliki gelar PhD pada Filsafat atau mendalami pilihan karir psikologi PsyD pada Psikologi klinis atau konseling. Secara umum, mereka memiliki pengalaman magang selama satu hingga dua tahun. Psikolog juga diberikan pelatihan mengenai penyajian tes psikologi atau yang kita kenal dengan psikotes (seperti tes IQ atau tes kepribadian).

Karena pengetahuan dan pengalaman dalam dunia medis, psikiater dapat memberikan resep obat kepada pasien, tapi tidak dengan psikolog. Hal ini merupakan perbedaan yang paling mendasar mengenai kedua peran tersebut. Namun, sebenarnya pada beberapa negara mengizinkan psikolog untuk memberikan resep beberapa jenis pengobatan psikiatri yang terbatas dan jika mereka telah mendapatkan pembelajaran mengenai ilmu psikofarmalogi.

Baik psikiater dan psikolog, sama-sama dilatih untuk memberikan psikoterapi, termasuk seperti sharing dengan pasien terkait masalah yang dihadapi. Namun, latar belakang pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang berbeda menciptakan pendekatan yang berbeda pula untuk mereka mencari solusi untuk membantu menangani permasalahan kesehatan mental seseorang.

Perbedaan psikolog dan psikiater berfokus jua terletak pada perilaku pasien.

“Jika kamu mengalami depresi hingga tidak mau bangun dari tempat tidurmu, terdapat istilah aktivasi perilaku”, kata C.Vaile Wright, PhD, Direktur dari American Psychological Assocation. Psikolog akan memeriksa pola tidur, pola makan, dan pikiran negatif yang mungkin menjadi akar masalah.

“Psikiater memiliki naluri yang lebih kuat pada biologi dan neurokimiawi”, begitu kata Ranna Parekh, MD, Direktur dari American Psychiatric Association. ”Ada diagnosis yang kami kecualikan. Sebelum kami memutuskan bahwa seseorang mengalami depresi, kami akan mencoba untuk memastikan mereka tidak mengalami kekurangan vitamin atau permasalahan pada tiroid.” Setelah memberikan diagnosis, psikiater juga akan memberimu resep obat untuk melengkapi proses pengobatan.

Persamaan Psikolog dan Psikiater

Psikiater dan psikolog merupakan doktor dengan basic ilmu yang berbeda yang dilatih untuk membantumu menghadapi permasalahan kesehatan mental yang kamu miliki. Selain, itu mereka berusaha untuk memberimu saran dan caranya masing-masing untuk membantumu mengatasi permasalahan di kehidupan sehari-hari.

Lalu, siapa yang sebaiknya kamu hubungi?

Baik psikolog dan psikiater secara umum memiliki program asuransi kesehatan, dan keduanya bekerja dalam sliding scale (terapi insulin untuk mengontrol gula darah) pada pasien yang membayar sendiri.

Satu keuntungan saat menemui psikiater adalah bahwa sebagai doktor medis, mereka memiliki pengetahuan dan pelatihan untuk mengevaluasi permasalahan medis yang dihadapi termasuk pada  pecandu narkotika yang menyebabkan gejala perilaku atau emosional tertentu. Psikiater juga dirasa lebih siap bekerja dengan dokter yang menangani kondisimu saat ini, bahkan dari berbagai spesialis medis yang lain. “sebagai bagian dari program residensi (spesialis), kami dilatih di berbagai setting kerja, seperti pediatri, rawat jalan, dan unit gawat darurat,” kata psikiater Gorrindo. “Kami berbicara menggunakan bahasa tertentu pada setiap setting kerja medis”.

Untuk kondisi gangguan mental yang berat, seperti depresi mayor atau depresi berat, penyakit bipolar (gangguan perubahan suasana hati yang drastis) atau skizofrenia (gangguan psikotik meliputi halusinasi dan delusi) dimana gejala fisik semakin parah dan menjadi semakin sukar untuk menanganinya, psikiater secara umum memiliki lebih banyak jenis penanganan dan pilihan terapi yang tersedia.

Penanganan untuk gangguan kesehatan mental yang belum parah, siapa yang lebih tepat untuk menangani adalah tergantung pada kebutuhan dan pilihan masing-masing. “Banyak orang tidak menyuki hal yang terkait medikasi atau pengobatan”, kata Wright. “Mereka khawatir akan menjadi kecanduan karena adanya perubahan pada struktur kimiawi tubuh..” Bagi mereka yang merasakan hal ini, memilih untuk menemui psikolog.

Wright mengatakan bahwa sebuah pilihan seharusnya didasarkan pada jenis masalah yang dimiliki. Seseorang yang telah dinyatakan secara klinis mengalami depresi dapat dianjurkan mengonsumsi obat, kemudian ketika seseorang menghadapi fobia, menjalani sebuah terapi dengan psikolog adalah pilihan yang tepat. Biasanya, jika seseorang psikolog sedang menangani seseorang yang memiliki gejala berat (seperti keinginan bunuh diri atau pikiran irasonal yang kuat), mereka menganjurkan untuk konsultasi dengan psikiater yang dapat membantu memberikan diagnosis dan mungkin juga memberikan resep obat.

Segera Dapatkan Bantuan

Jika kamu masih bingung memilih antara psikolog dan psikiater, Wright menyarankan untuk berdiskusi dengan dokter yang menanganimu sekarang. “Satu hal tidak mampu memenuhi seluruh target”, katanya. “Hal yang berbeda dapat bekerja pada hal yang sama atau bekerjasama. Tidak ada yang salah selama kamu melakukan sesuatu dan terbuka dengan pemberi bantuan terkait apa yang berpengaruh untukmu dan apa yang tidak.”

Gorrindo setuju dan berkata, “jika kamu khawatir akan depresi yang dialami atau permasalahan mental lainnya, bukan masalah kamu pergi ke mana,” dia mengatakan, “segeralah menemui seseorang ahli.”

“Pada akhirnya,”  Wright berkata, “baik psikologi atau psikiatri dibangun dari hubungan yang kuat atas kepercayaan dan konfidensialitas.”

Setelah kamu mengetahui perbedaan psikolog dan psikiater dan dapat menentukan siapa yang kamu pilih untuk memberikan bantuan, kamu perlu juga untuk menemui beberapa dokter berbeda sebelum memutuskan siapa yang paling tepat untukmu. Semoga berhasil!

Artikel Terkait

Leave a Comment