Perusahaan memberikan berbagai benefit untuk karyawan baik dari segi material dan non material. Salah satu contoh fasilitas non material yaitu kegiatan pengembangan diri. Kualitas karyawan yang baik berbanding lurus dengan pencapaian perusahaan jadi tidak heran jika perusahaan membuat anggaran khusus untuk kegiatan pengembangan karyawan.
Ada tiga jenis kegiatan yang dapat meningkatkan performansi karyawan yaitu coaching, mentoring dan konseling. Ketiganya sekilas sama namun mempunyai berbeda loh. Yuk simak penjelasan berikut ini supaya tahu perbedaan dari ketiga hal tersebut.
Perbedaan Coaching, Mentoring & Konseling
Coaching, mentoring dan counseling memiliki tiga persamaan yaitu komunikasi, relasi interpersonal dan pembelajaran (Malone, 2018). Artinya, kegiatan tersebut dilakukan dengan komunikasi dua arah dan one on one yang bertujuan memperoleh pembelajaran baru. Perbedaan ketiga hal tersebut dapat dilihat dari tiga perspektif berikut ini:
1. Objek Pembahasan
Coaching menekankan pada sebuah masalah spesifik seperti skill dan kinerja yang berkaitan secara langsung pada pekerjaan. Topik pembahasan berfokus untuk kepentingan masa depan dan kinerja.
Mentoring dilakukan untuk memberdayakan atau menyemangati seseorang dengan topik yang luas seperti membahas tentang pengetahuan, keahlian dalam satu bidang, personal dan hal-hal motivasi. Proses mentoring dilakukan dalam jangka waktu lama dan bermanfaat untuk kesuksesan seseorang di masa depan. Seorang mentee akan diajak untuk berdiskusi dan bercerita tentang kegelisahan dan rencana-rencana masa depan.
Kegiatan konseling pada umumnya membahas tentang permasalahan psikologis. Tujuan konseling yaitu memahami diri sendiri dan penerimaan diri. Konselor akan menanyakan pengalaman dimasa lalu agar mengetahui akar permasalahan. Kemudian mengarahkan klien untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
2. Siapa yang berhak memberikan ilmu?
Coaching bisa dilakukan oleh atasan atau pihak eksternal. Terkadang, perusahaan menggunakan jasa konsultasi organisasi karena pihak eksternal memiliki pengalaman yang lebih banyak dan bisa melihat permasalahan secara objektif. Perusahaan akan menunjuk konsultan yang berpengalaman dalam suatu industri.
Mentor adalah seseorang yang lebih berpengalaman dan memiliki ilmu yang lebih mendalam. Atasan langsung, pimpinan atau pihak eksternal dapat dipilih sebagai mentor. Mentor akan menjadi semacam role model
Konseling berfokus pada persoalan psikologis jadi harus dilakukan oleh seseorang dengan latar belakang Psikologi atau psikolog. Menjadi konselor harus melewati pendidikan formal, sehingga tidak bisa sembarang orang memberikan layanan konseling.
3. Hasil
Evaluasi hasil dari kegiatan coaching relatif mudah dan dapat dilihat. Perubahan dilihat dari perilaku saat implementasi dalam pekerjaan. Pembahasan pada saat coaching pun menjurus pada satu hal, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih jelas dan langsung terasa.
Hasil dari kegiatan mentoring sangat sulit dilihat. Aspek pembicaraan dalam mentoring sangat luas, baik menyangkut pekerjaan atau personal yang dapat diaplikasikan dimasa depan. Jadi, evaluasi pembelajaran tidak bisa dilihat dalam waktu singkat.
Harapan dari konseling yaitu individu dapat mengambil keputusan atau menyelesaikan masalahnya setelah mendapat arahan. Individu akan merasakan pemahaman diri, kesejahteraan mental atau kebermaknaan hidup. Namun perubahan dalam diri pun tidak bisa langsung terlihat karena bergantung pada proses penerimaan diri.
Coaching | Mentoring | Konseling | |
Objek pembahasan | Spesifik, berkaitan dengan pekerjaan & masa depan | Luas & masa depan | Psikologis & masa lalu |
Siapa yang berhak | Atasan & konsultan organisasi | Atasan & pihak eksternal dalam satu industru | Psikolog |
Hasil | Mudah dilihat & cepat | Dapat dilihat dalam jangka waktu panjang | Pemahaman diri, kesejahteraan mental & kebermaknaan hidup |
Contoh Coaching, Mentoring dan Konseling
Supaya mempermudah memahami perbedaan coaching, mentoring dan konseling maka akan diberikan dengan sebuah ilustrasi. Contoh akan dijelaskan dengan menggunakan latar belakang seorang karyawan dibidang digital marketing bernama Bobi. Berikut contoh dari ketiga hal tersebut:
Contoh Coaching
Bobi baru saja berpindah ke divisi digital marketing. Ia masih kebingungan tentang bagaimana membuat konten disosial media khususnya platform Facebook. Perusahaan menunjuk manajer divisi digital marketing untuk membantu dan mengarahkan Bobi belajar tentang dasar-dasar digital marketing di Facebook. Setelah coaching selesai, grafik penjualan di Facebook terus mengalami peningkatan.
Contoh Mentoring
Bobi melihat karir di dunia digital marketing sangat potensial. Ia membutuhkan sosok yang ahli dan berpengalaman dibidang digital marketing agar dapat mendampinginya.
Bobi memutuskan memilih mentor dari pihak eksternal agar ia bisa mendapat arahan tentang ilmu atau hal personal di dunia digital marketing. Bobi memperoleh banyak insight baru tentang dunia profesional. Pembelajaran yang ia peroleh sebagai bekal persiapan karir dimasa yang akan datang.
Contoh Konseling
Bobi akhir-akhir ini sering tiba-tiba pusing dan mual. Namun saat diperiksa oleh dokter, kondisi fisiknya sangat baik. Lalu, ia menyadari bahwa pusing dan mual yang ia rasakan disebabkan karena stres. Selanjutnya, ia memutuskan datang ke profesional untuk menyelesaikan permasalahan psikis.
Setelah melewati beberapa konseling, Bobi menyadari penyebab-penyebab stres dan mulai menerima pengalaman dimasa lalunya. Ia saat ini tidak lagi mengalami psikosomatis.
Coaching, mentoring dan konseling adalah kegiatan untuk peningkatan kualitas diri. Isu yang dialami menentukan jenis kegiatan pengembangan diri. Jadi, apakah kamu sudah mengerti perbedaan ketiga hal tersebut?
References
Malone, S. A. (2018). Team Management & Coaching: People Skills for Managers. London: Bookboon.