Image default

Peran Pemimpin dalam Perubahan

Setiap organisasi dari skala kecil hingga internasional pasti akan menghadapi perubahan. Faktor internal dan faktor eksternal turut mempengaruhi organisasi untuk berubah. Perubahan tentunya mengarah pada kesuksesan organisasi.

Pemimpin memiliki peran penting dalam perubahan organisasi. Pemimpin memiliki kekuatan untuk mengarahkan pada perubahan. Mengapa demikian? Yuk simak penjelasan di bawah ini.

Table of Contents

Teori Perubahan

Kurt Lewin seorang psikolog sosial yang fokus pada perilaku manusia. Ia mengemukakan teori tentang model perubahan yang terencana (Cummings & Worley, 2015).

Terdapat tiga tahap untuk mencapai perubahan yaitu:

1. Unfreezing

Sebelum kamu memasak frozen food, kamu perlu  mendinginkan terlebih dahulu. Hal ini serupa ketika akan melakukan perubahan di organisasi. Banyak orang yang sudah nyaman dengan kondisi saat ini sehingga secara alami enggan pada perubahan. 

Tahap ini bertujuan untuk menyadarkan bahwa kondisi saat ini menghambat organisasi sehingga perlu melakukan perubahan agar lebih sukses. Kunci dalam tahap ini yaitu komunikasi dengan karyawan yang transparan sehingga karyawan mengerti alasan perubahan perlu dilakukan. 

Selain untuk menyadarkan karyawan, tahap ini digunakan untuk menyiapkan karyawan agar terbuka dan siap terhadap perubahan. Karyawan perlu dimotivasi untuk terlibat aktif dalam perubahan organisasi.

2. Changing

Langkah ini di ditandai dengan adanya perubahan yang nyata. Dua hal penting pada tahap ini yaitu knowledge sharing dan leadership.

Knowledge sharing atau disebut dengan proses belajar. Seluruh karyawan belajar tentang keterampilan baru, sistem kerja yang baru dan lain-lain. Pada tahap ini informasi perlu disampaikan secara menyeluruh hingga terjadi transfer knowledge.

Pemimpin berperan penting dalam proses perubahan. Ia bertugas untuk menyusun visi misi, program kegiatan dan memotivasi anggota tim untuk komitmen pada perubahan. Pemimpin menjadi role model karyawan. Jika pemimpin bersemangat dan berkomitmen pada perubahan maka anggota akan mengikuti. 

3. Refreezing

Seperti agar-agar akan enak disantap jika didinginkan. Sama halnya seperti perubahan organisasi perlu diperkuat agar lebih stabil. Tahap ini untuk memastikan agar individu tidak kembali lagi ke cara berpikir dan tindakan yang lama. 

Cara untuk mempertahankan perubahan yaitu dengan memberikan penghargaan positif atas usaha seseorang. Perilaku yang diperkuat dengan positif diyakini akan terbentuk.

Perubahan tidak hanya sekali namun berkali-kali. Setiap kali terdapat pemicu perubahan maka organisasi mengulangi pada tahap unfreezing, changing dan refreezing. Terwujudnya perubahan di organisasi memerlukan pemimpin yang memiliki pemikiran jauh ke depan atau bisa disebut pemimpin dengan gaya transformasional.

Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah tipe kepemimpinan yang mengerti perlu adanya perubahan, mempengaruhi banyak orang untuk berubah dan melaksanakan rencana agar perubahan tercapai (Robbins & Judge, 2013). Pemimpin dengan gaya ini dapat mempengaruhi pengikutnya untuk melakukan suatu gebrakan baru. Contoh pemimpin di Indonesia dengan gaya kepemimpinan ini yaitu Ignasius Jonan sebagai direktur PT KAI. 

Berikut karakteristik kepemimpinan transformasional:

1. Berpengaruh

Sebagai pemimpin yang mampu memberikan perubahan besar tentu saja diawali dengan visi misi yang jelas. Pemimpin memiliki pandangan yang jauh ke depan dan apa yang diucapkan dapat dipercaya oleh banyak orang. Maka, banyak orang percaya dan menghargainya.

2. Inspirasional

Gaya komunikasi pemimpin yang transformasi mampu membawa motivasi dan inspirasi disekitarnya. Ia mampu membangkitkan semangat untuk melakukan perubahan. Tidak hanya berperan sebagai atasan namun mampu menjadi mentor dan memberikan nasihat. 

3. Intelektual

Kepemimpinan transformasional memiliki cara berpikir rasional sehingga mampu mengambil keputusan dengan hati-hati. Hal ini didukung juga memiliki kemampuan intelektual yang bagus sehingga dapat berpikir analitis, kreatif, dan solutif. 

4. Mempertimbangkan individu

Pemimpin dengan tipe transformasional memberikan perhatian pada individu. Ia mampu memahami perbedaan individu dan menyadari bahwa setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Ia memiliki komunikasi yang terbuka dan mendengarkan berbagai ide, saran, dan kritik. 

Kepemimpinan Transformasional di Masa Depan

Kondisi dunia serba cepat menuntut kita untuk melakukan adaptasi. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan hal yang tepat untuk menghadapi situasi saat ini. Semua industri perlu memiliki pemimpin seperti demikian baik untuk organisasi profit, organisasi non profit atau pemerintah.

Lingkungan eksternal pun tidak ada yang pasti. Kita hidup didunia yang penuh dengan ketidakpastian. Namun, hal ini bisa diatasi dengan menyiapkan berbagai rencana A, B, dan C. Di sinilah peran pemimpin untuk berpikir jauh ke depan dan memikirkan segala skenario yang akan terjadi.

Pemimpin menjadi kunci penggerak perubahan karena memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar. Sebanyak apapun karyawan yang memberikan ide namun pemimpin enggan melakukan maka perubahan tidak akan terjadi. Sama halnya ketika kumpulan masa sedang berdemo namun pihak yang berwenang tidak mengabulkan permohonan maka perubahan tidak akan terjadi.

Secara singkat, kepemimpinan transformasional adalah seorang yang visioner, mampu beradaptasi, progresif, dan memiliki growth mindset. Nah dengan membaca tulisan di atas apakah sekiranya kamu berpotensi menjadi pemimpin transformasional? Apakah kamu siap menjadi pemimpin yang memberikan perubahan?

References

  • Cummings, T. G., & Worley, C. G. (2015). Organization Development & Change. Stamford: Cengage Learning.
  • Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational Behavior. United States of America: Pearson.

Artikel Terkait

Leave a Comment