‘Sendirian’ menjadi sebuah kata yang memiliki banyak makna. Kondisi sendirian seringkali dikaitkan dengan konotasi negatif, salah satunya dengan kesepian dan tidak memiliki teman. Sebenarnya bagaimana psikologi memandang kondisi sendirian? Apakah betul sendirian merupakan kondisi bahwa kita tidak memiliki teman? Yuk kita coba cari tahu!
Solitude: “Sendirian bukan berarti Kesepian!”
Menjalin hubungan pertemanan merupakan hal yang baik untuk fisik dan mental. Hubungan pertemanan memberikan pengalaman dan bermanfaat untuk perkembangan kematangan emosi dan keterampilan sosial seseorang (Sullivan, 1953). Sebagai makhluk sosial, adalah lumrah ketika manusia selaku individu membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan yang dijalani. Namun, bagaimana jika kita sendirian?
Dalam psikologi, kondisi sendirian disebut dengan solitude. Solitude adalah suatu keadaan menyendiri tanpa merasa kesepian. Ketika kondisi solitude, akan terjadi keterlibatan yang positif dan konstruktif dengan diri sendiri. Kondisi sendirian merupakan situasi yang dipilih dan diinginkan. Kesendirian digunakan sebagai momen untuk melakukan refleksi, pencarian batin, atau pertumbuhan diri (Marano, 2003)
Sendirian merupakan kondisi ketika individu tidak didampingi oleh individu lainnya. Kondisi sendirian tidak selalu buruk dan serta merta merupakan sebuah kondisi yang bermasalah. Bowker (2017) menyebutkan bahwa seseorang yang menghabiskan waktunya sendirian dan tidak melakukan sosialisasi cenderung memiliki tingkat kreativitas yang lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena kondisi sendirian memberikan ruang kebebasan pada individu untuk hadir dan fokus sepenuhnya pada diri sendiri. Perasaan selaras dengan diri akan hadir sebagai dampak dari fokus yang diciptakan untuk diri individu itu sendiri.
Sendiri Itu Ada Manfaatnya
Berikut beberapa manfaat ketika kamu meluangkan waktumu untuk sendirian:
1. Meningkatkan kreativitas
Meningkatnya kemampuan refleksi seseorang terutama ketika sedang sendirian akan meningkatkan kreativitas. Ide-ide baru akan dapat muncul karena seseorang akan fokus dengan diri dan pikirannya sendiri sehingga dapat mendorong lahirnya inovasi tanpa adanya tekanan dari sosial. Maka tak jarang, kondisi merenung, refleksi, hingga menyendiri sering ditempuh seseorang ketika membutuhkan ide tertentu!
2. Meningkatkan empati
Penelitian yang dilakukan oleh Uhls, Y. T. (2004) menunjukkan bahwa ketika seseorang memiliki waktu menyendiri dalam jumlah tertentu, hal ini dapat meningkatkan rasa empati dibandingkan yang tidak melakukan. Uhls menyimpulkan hal ini dari penelitiannya dimana ia melakukan eksperimen dengan mengurangi waktu komunikasi digital pada remaja tanpa memberikannya perangkat komunikasi, hal ini justru efektif meningkatkan kemampuan mereka untuk menafsirkan emosi dan ekspresi wajah.
Dengan kemampuan observasi yang meningkat, seseorang dapat mempelajari dengan baik kondisi yang terjadi dan menimbulkan respon yang tepat sebagai bentuk pemahaman atas situasi dan kondisi.
Menjalin Hubungan Pertemanan yang Sehat
Bagi sebagian orang, menjalin hubungan pertemanan merupakan hal yang mudah dilakukan, namun ternyata tidak semudah itu bagi sebagian orang lainnya. Terlebih ketika memasuki usia dewasa awal (20-40 tahun), menjalin pertemanan merupakan salah satu hal yang cukup menjadi tantangan. Tak jarang sering dijumpai pada usia tersebut, lingkup pertemanan semakin mengecil bahkan menempatkan seseorang pada kondisi tidak memiliki teman sama sekali (Hurlock, 1980).
Namun, sebagai seorang individu, fakta bahwa manusia membutuhkan manusia lainnya sebagai makhluk sosial merupakan hal yang tidak bisa ditampik. Menjalin hubungan pertemanan yang sehat akan dapat membantumu dalam beraktivitas di keseharian.
Perasaan sepi maupun tidak memiliki teman terkadang terjadi ketika seseorang melakukan kekeliruan dalam menjalin hubungan pertemanan, sehingga menempatkannya pada kondisi kekecewaan pada hubungan pertemanan.
Berikut kampuspsikologi telah merangkum beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menjalin hubungan pertemanan yang sehat:
1. Bertemanlah dengan Seseorang yang Memiliki Minat yang Sama
Salah satu hal yang melanggengkan hubungan pertemanan ialah adalnya rasa kepemilikan dan kebergantungan satu sama lainnya. Ketika seseorang memiliki minat yang sama dengan temannya, maka kecenderungan untuk saling terikat semakin tinggi dan dapat melakukan berbagai aktivitas bersama yang mendorong pada semakin meningkatnya kualitas hubungan.
Apakah minatmu dalam beraktivitas? Coba tanyakan pada dirimu dan temukan teman yang memiliki minat atau ‘frekuensi’ yang sama denganmu!
2. Luangkan Waktumu!
Salah satu hal yang perlu diingat ketika menjalin sebuah hubungan pertemanan ialah perihal bagaimana satu sama lain saling melakukan ‘investasi’ terutama pada waktu dan emosi. Keterikatan antar teman yang baik adalah ketika hubungan terjalin secara mutual atau saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Meluangkan waktu menjadi salah satu hal yang dapat melanggengkan hubungan pertemanan, karena melalui waktu yang dibuat, akan tercipta komunikasi yang tentu akan membantumu untuk saling mengenali temanmu lebih dalam lagi!
3. Bersikaplah Terbuka dan Jujur
Salah satu hal yang menjadi tantangan dalam pertemanan ialah perihal memelihara kepercayaan. Tidak sedikit hubungan pertemanan yang berakhir ataupun berujung pada kondisi tidak nyaman hingga melahirkan trust issue pada diri seseorang karena adanya ketidakjujuran.
Sikap terbuka dan jujur dalam pertemanan dapat memelihara hubungan pertemanan menjadi tetap sehat. Terbuka terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan dalam pertemanan seperti mungkin adanya ketidakcocokan dan lain sebagainya, akan membentuk ruang untuk saling menoleransi satu dengan yang lainnya.
Merasa Ada Masalah? Hubungi Profesional!
Jika kamu merasa ketidaknyamanan dalam menjalani aktivitas sendirian, hadir perasaan kesepian yang mengganggumu dalam beraktivitas di keseharian, kamu dapat segera menghubungi layanan psikologi profesional seperti psikolog atau psikiater terdekat di daerahmu. Kamu juga dapat menggunakan layanan konseling jarak jauh atau telekonseling di berbagai platform online agar kamu merasa jauh lebih nyaman!
Referensi:
- Bowker, J. C., Stotsky, M. T., & Etkin, R. G. (2017). How BIS/BAS and psycho-behavioral variables distinguish between social withdrawal subtypes during emerging adulthood. Personality and Individual Differences, 119, 283–288. https://doi.org/10.1016/j.paid.2017.07.043
- Cherry, Kendra (2020). Artikel Verywell Mind : “Things To Do By Yourself, diakses dari https://www.verywellmind.com/the-benefits-of-being-by-yourself-4769939.
- Hurlock, Elizabeth B. (Elizabeth Bergner), 1898-1988. Developmental Psychology : a Life-Span Approach. New York :McGraw-Hill, 1980.
- Marano, Hara Estroff. (2003). Artikel Psychologytoday : “What is Solitude?”. diakses dari https://www.psychologytoday.com/us/articles/200307/what-is-solitude
- Sullivan HS (1953). The interpersonal theory of psychiatry. New York: Norton
- Uhls, Y. T., Michikyan, M., Morris, J., Garcia, D., Small, G. W., Zgourou, E., & Greenfield, P. M. (2014). Five days at outdoor education camp without screens improves preteen skills with nonverbal emotion cues. Computers in Human Behavior, 39, 387–392. https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.05.036
Walaupun aku sudah berubah hidupku tapi tetap saja tidak ada yang mau berbicara denganku tentang hal yang asik memang ada yang bicara dengan aku tapi itu hanya tentang subah pertanyaan atau jawaban
Aku juga merasakan hal yang sama
Tidak mudah menemukan teman yg sefrekuensi. Semakin berumur semakin kecil circle pertemanan. Sudahkah kita membuka diri? Sudahkah mengesampingkan sedikit ego kita? Sudahkah lebih banyak tersenyum & positif thinking?
Tetap semangat
Gua gk punya temen hidup sendirian .
Nyari yg sefrekuensi sulit karna mainnya pada circle .
Gua kesepian tp klo lg sendirian lebih leluasa dlm mewujudkan hal2 kreatif .tp sendiri itu gk enak butuh tmn jg untuk saling mensupport kasih semangat .
Saya kesepian . Tp klo sendiri saya bisa mewujudkan hal2 kreatif yg ada dlm otak saya. Tp sya jg butuh teman untuk memberikan semangat dan memberikan hal2 yg posutif . Makin tua makin susah cari yg sefrekuensi dan makin banyak yg main circle2an sedih bgt seperti terbuang
Saya merasa tidak mempunyai teman dekat atau sahabat .
Saya berusaha menjadi orang humble , orang yang selalu ada disaat orang lain sedih , royal, membantu disaat bisa bantu dan bisa jadi tempat curhat.
Tapi , saya merasa walaupun saya melakukan itu semua tapi saya merasa tidak ada yang mau dekat sama saya Terutama dilingkungan kerja .
Saya tuh seperti asing untuk mereka
Memang prinsip saya jika saya tidak diajak saya tidak akan ikut ( tidak memaksa untuk ikut ), berusaha membaur namun tetap ada batas diantara saya dgn orang lain . Daaan disaat sudah dekat malah saya di manfaatkan dan ujung2 nya berantem
Huft saya gak tau sampai kapan kaya gini
Mungkin hidup tanpa teman itu yang terbaik dan mungkin fokus saja ke masa depan