narsis

Segalanya Tentang Narcissistic Personality Disorder (NPD) dan Perbedaannya dengan Narsisme

Katanya kalau terlalu percaya diri, merasa keren, atau menunjukkan pencapaian di depan orang lain dikatakan narsis. Namun, apakah benar begitu? Sebenarnya narsis itu bisa terbagi menjadi perilaku dan gangguan mental lho! Bingung? Penasaran? Atau jangan-jangan kamu merasa kalau artikel ini ngomongin kamu?! Baca sampai selesai ya untuk mengenal Narsisme secara lebih dalam.

Definisi Narcissistic Personality Disorder (NPD)

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian di mana terdapat grandiosity, kebutuhan untuk dikagumi, dan kurangnya empati (American Psychiatric Association, 1994).

Gangguan ini dimulai pada masa-masa dewasa awal dan termanifestasi dalam berbagai perilaku. Dalam DSM-IV perilaku ini cenderung berasal dari rasa takut karena tidak ingin ketidaksempurnaan atau kekurangannya terekspos.

Berikut ciri-ciri NPD menurut DSM-IV (American Psychiatric Association, 1994):

  1. Merasakan sensasi “Pentingnya Diri-Sendiri”. Seperti menyombongkan bakat dan pencapaian, ingin dianggap superior meskipun tidak memiliki penghargaan yang sepadan
  2. Pikirannya terpenuhi oleh fantasi kesuksesan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan maupun kegantengan, atau cinta ideal yang tiada batasnya.
  3. Percaya jika mereka “spesial”, unik, dan hanya bisa dipahami atau diasosiasikan oleh orang-orang maupun institusi yang memiliki status yang tinggi.
  4. Merasakan keinginan berlebihan untuk dikagumi
  5. Merasa berhak yang tinggi. Seperti merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus yang sesuai ekspektasinya
  6. Interpersonally exploitative, yaitu memanfaatkan orang di sekitarnya untuk mencapai keinginannya.
  7. Kekurangan rasa empati. Tidak ingin menyadari atau mengasosiasikan diri dengan perasaan dan kebutuhan orang lain
  8. Seringkali merasa iri dengan orang lain atau percaya jika orang lain merasa iri dengannya
  9. Menunjukkan perilaku atau sikap yang arogan dan angkuh

Seseorang bisa didiagnosis dengan NPD apabila menunjukkan setidaknya (atau lebih) 5 dari 9 ciri-ciri di atas.

Namun, terkadang susah membedakan NPD dengan gangguan kepribadian yang lain. Dalam DSM-IV dijelaskan jika ciri yang paling membedakan NPD dengan Histrionic, Antisocial, dan Borderline Personality Disorders adalah sifat Grandiosity. Grandiosity sendiri adalah pencapaian, kepentingan, atau kemampuan diri sendiri yang berlebihan (“APA Dictionary of Psychology,” n.d.).

Apa perbedaan Narcissistic Personality Disorder dengan Narcissism?

Waduh, padahal itu ciri-cirinya aku banget, jangan-jangan aku menderita Narsisme ya? Eits, bukan begitu teman-teman. Kita harus bisa membedakan perilaku narsistik dengan pathological Narcissism, karena keduanya berbeda secara fundamental. Cara paling mudah untuk menjelaskannya adalah dengan melihat alasan narsisme itu ada.

Pada perilaku narsistik atau orang-orang yang narsis, mereka memandang diri sebagai superior dibandingkan orang sekitarnya. Pandangan itu membuat mereka tidak sungkan untuk mengorbankan orang-orang sekitarnya untuk mencapai tujuan mereka, tapi pada saat yang bersamaan mereka tidak menyadari tindakan mereka yang merugikan ini (Schwartz, 2015). Namun, ada sebagian orang yang dapat mengendalikan narsisme mereka agar menjadikannya produktif.

Di sisi lain Narcissistic Personality Disorder sekilas akan terlihat sama, tetapi ada alasan lain mereka bertingkah superior, berlebihan, dan sok-sokan. Karena dibalik “impresi” tersebut terdapat individu yang harga dirinya rendah dan kepercayaan dirinya mudah hancur. Sehingga mereka termotivasi untuk mempertahankan persepsi diri terlalu positif itu (Morf & Rhodewalt, 2001), dan mereka juga memandang diri mereka dengan sangat positif (Clifton, Turkheimer, & Oltmanns, 2004)

Selain itu, perilaku narsistik hanya bertahan untuk sementara, sedangkan NPD merupakan permasalahan yang muncul dari awal dan perlu bantuan dari tenaga profesional (Ni, 2019). Sebagai contoh:

  • Temanmu yang baru saja dipuji oleh kepala sekolah tiba-tiba bertindak sombong dan besar diri, tetapi setelah beberapa hari dia kembali menjadi seperti biasanya. Inilah contoh perilaku narsistik, yang muncul karena situasi khusus dan akan pudar dengan sendirinya.
  • Star Dewi berpikir bahwa dirinya lebih baik dari teman-teman sekelasnya, dia dari dulu selalu begitu. Namun, dia lemah terhadap kritik dan selalu berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan citra diri yang sangat positif itu. Inilah contoh perilaku individu dengan NPD yang berusaha sebaik mungkin untuk melindungi kepercayaan dirinya yang lemah.

Apa 3P (Prevalensi, Penyebab, dan Perawatan) Narcissistic Personality Disorder?

Dalam buku Murphy dan Cowan berjudul Blueprint Psychiatry (2019), diperkirakan jika prevalensi dari NPD adalah 1% populasi umum dan 2%-16% di populasi klinis (sekelompok individu yang dipelajari untuk kesehatan publik (Donohue, 2017)). Sayangnya, penyebab dari Narcissistic Personality Disorder masih belum diketahui (Murphy & Cowan, 2009/2019, p. 29). Mayoclinic.org menambahkan jika NPD sangat lah rumit dan mungkin berhubungan dengan:

  • Lingkungan – Hubungan anak dengan orangtua yang dipenuhi pujian atau kritik yang berlebihan dan tidak selaras dengan pengalaman anak tersebut.
  • Genetik – mengacu pada karakteristik bawaan dari orangtuanya
  • Neurobiologi – hubungan antara otak, perilaku, dan cara pikir

Untuk menambahkan, American Psychological Association menyebut beberapa penyebab dari gangguan kepribadian yaitu genetik, trauma masa kecil, lingkungan/teman-teman, verbal abuse, dan reaktivitas tinggi (sensitif terhadap stimuli). (American Psychological Association, 2010)

Karena penyebab dari NPD kurang diketahui, wajar untuk diasumsikan jika belum ada perawatan yang efektif untuknya. Menurut Panduan perawatan, saat pasien dengan NPD datang untuk perawatan, mereka akan susah untuk dirawat (Kernberg, 2007) yang disebabkan oleh insight/wawasan dan respon countertransference yang mampu mengganggu jalannya perawatan (Dhawan, Kunik, Oldham, & Coverdale, 2010).

Berita bagusnya adalah, bahwa NPD bisa di-manajemen. Kemungkinan besar kamu akan diminta untuk menjadi seorang psikolog atau psikiater, untuk membantu kesehatan mental. Seorang terapis melalui psikoterapi merupakan salah satu pendekatan yang paling berguna, karena bertujuan untuk membangun self-image yang realistis dan membantu individu untuk memahami lingkungannya secara positif (Healthdirect Australia, 2021).

Meskipun tidak ada obat yang bisa secara khusus membantu, individu dengan NPD juga terkadang mengembangkan depresi atau kecemasan. Dalam kasus itu, obat-obat antidepresan dapat membantu.

Daftar Pustaka

  • American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic criteria from DSM-IV. Washington, Dc: American Psychiatric Association.
  • American Psychological Association. (2010). What causes personality disorders? Retrieved March 4, 2022, from Apa.org website: https://www.apa.org/topics/personality-disorders/causes
  • American Psychological Association. (n.d.). APA Dictionary of Psychology. Retrieved February 28, 2022, from dictionary.apa.org website: https://dictionary.apa.org/grandiosity
  • Clifton, A., Turkheimer, E., & Oltmanns, T. F. (2004). Contrasting perspectives on personality problems: descriptions from the self and others. Personality and Individual Differences, 36(7), 1499–1514. https://doi.org/10.1016/j.paid.2003.06.002
  • Dhawan, N., Kunik, M. E., Oldham, J., & Coverdale, J. (2010). Prevalence and treatment of narcissistic personality disorder in the community: a systematic review. Comprehensive Psychiatry, 51(4), 333–339. https://doi.org/10.1016/j.comppsych.2009.09.003
  • Donohue, C. (2017, July 27). Healthfully. Retrieved March 4, 2022, from Healthfully website: https://healthfully.com/clinical-population-8779229.html
  • Healthdirect Australia. (2021, May 19). Narcissistic personality disorder (NPD). Retrieved March 4, 2022, from www.healthdirect.gov.au website: https://www.healthdirect.gov.au/narcissistic-personality-disorder-npd#managed
  • Kernberg, O. F. (2007). The Almost Untreatable Narcissistic Patient. Journal of the American Psychoanalytic Association, 55(2), 503–539. https://doi.org/10.1177/00030651070550020701
  • Morf, C. C., & Rhodewalt, F. (2001). Unraveling the Paradoxes of Narcissism: A Dynamic Self-Regulatory Processing Model. Psychological Inquiry, 12(4), 177–196. https://doi.org/10.1207/s15327965pli1204_1
  • Murphy, M., & Cowan, R. (2019). Blueprints psychiatry (5th ed., p. 29). Philadelphia, Pa: Wolters Kluwer Health. (Original work published 2009)
  • Ni, P. (2019, August 11). Difference Between a Narcissist vs. Narcissistic Behavior | Psychology Today. Retrieved March 3, 2022, from www.psychologytoday.com website: https://www.psychologytoday.com/us/blog/communication-success/201908/difference-between-narcissist-vs-narcissistic-behaviorfdisek
  • Schwartz, A. (2015). The Narcissist Versus the Narcissistic Personality Disorder – Personality Disorders. Retrieved March 3, 2022, from Mentalhelp.net website: https://www.mentalhelp.net/blogs/the-narcissist-versus-the-narcissistic-personality-disorder/

This entry was posted in Gangguan Mental on by .

About K. Lintang Mahadewa

Saat ini, Lintang Mahadewa adalah mahasiswa psikologi di UGM. Karena merasa bosan dan ingin mencari pengalaman, Lintang saat ini menjadi content writer dan ghostwriter dengan jumlah artikel 50+. Lintang mengetik dengan sudut pandang ketiga, karena membuatnya merasa lebih nyaman dan tidak cringe. Namun, akan ada saat dimana Lintang “merasa humoris” dan melontarkan lelucon ala bapak-bapak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *