Apakah kamu pernah mendengar istilah ‘gaslighting’? Istilah ini kemarin marak digunakan dalam kasus salah satu artis Korea yakni Kim Seon Ho dan pasangannya. Fenomena ini dipandang sebagai hal yang merugikan bahkan menjadi red flag yang harus dihindari dalam sebuah hubungan. Sebenarnya apa itu gaslighting? 

Apa itu Gaslighting?

Gaslighting adalah fenomena ketika seseorang memanipulasi orang lain untuk meragukan persepsi, pengalaman, atau pemahamannya tentang suatu peristiwa. Kondisi manipulasi yang terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan korban gaslighting meragukan ingatan, persepsi, maupun pemahamannya.

Korban akan mengalami kesulitan untuk melihat kebenaran sehingga kondisi ini juga disebut sebagai bentuk dari kekerasan secara emosional atau emotional abuse.

Istilah gaslighting awalnya dianggap sebagai istilah umum, namun seiring berjalannya waktu, istilah ini banyak digunakan dalam berbagai literatur terutama literatur klinis bahkan digunakan untuk merujuk pada taktik manipulatif yang berkaitan dengan gangguan kepribadian antisosial. Istilah gaslighting awalnya diambil dari sebuah drama yang kemudian diadaptasi menjadi film pada tahun 1938 berjudul ‘Gas Light’

Taktik Gaslighting yang perlu kamu waspadai!

Fenomena gaslighting umumnya terjadi pada hubungan relasi romantis, namun pada dasarnya fenomena ini dapat terjadi pada berbagai hubungan relasi seperti keluarga, rekan kerja hingga pertemanan. Gaslighting terjadi pada kondisi hubungan yang menempatkan pelaku manipulasi pada kondisi yang memiliki power maupun keterkaitan yang erat dengan korban gaslighting.

Situasi tersebut akan membuat korban gaslighting mempertanyakan perihal dirinya sendiri, ingatan, persepsi hingga kesehatan mentalnya sendiri. Tak jarang hal ini akan membuat korban gaslighting cenderung untuk menyalahkan dirinya sendiri, merasa tidak berdaya hingga berpikir bahwa dirinya terlalu sensitif dalam menghadapi suatu situasi. 

Bentuk Perilaku Gaslighting

Ada beberapa bentuk perilaku gaslighting yang sering digunakan dalam melakukan manipulasi. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perilaku berbohong

Pelaku gaslighting cenderung melakukan kebohongan yang secara yakin ia percayai dan informasikan kepada orang lain. Berbohong dan melakukan distorsi adalah landasan perilaku gaslighting. Bahkan ketika kamu mengetahui informasi yang sebenarnya, pelaku gaslighting tidak akan mempercayai hal tersebut dan cenderung tetap mengatakan hal yang mereka yakini. Kondisi ini menempatkan korban gaslighting mulai mempertanyakan kebenaran dan dirinya sendiri.

2. Perilaku memblokir dan mengalihkan

Pelaku gaslighting cenderung melakukan pengalihan atau penolakan ketika dilakukan konfirmasi atau dialog. Perilaku ini akan memberikan distraksi dan cenderung bertujuan untuk pengalihan topik pembicaraan. Hal ini akan membuat korban gaslighting teralih hingga merasa bahwa pembahasan yang dilakukan tidak perlu untuk mendapatkan jawaban dan respon. 

3. Trivializing 

Perilaku gaslighting lainnya ditunjukkan melalui minimalisasi atas pikiran dan perasaan seseorang lainnya. Hal ini akan membuat kebutuhan atau perasaan korban gaslighting tampak tidak penting. Contohnya ialah seperti, “Kamu bereaksi berlebihan,” atau “Mengapa kamu begitu sensitif?”. Semua pernyataan ini akan menempatkan korban merasa ‘kecil’ dan cenderung menuntun pada perasaan bahwa dirinya bersalah. 

Dampak Gaslighting

Bentuk perilaku gaslighting yang diberikan akan memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan mental. Korban gaslighting akan merasakan beberapa kondisi berikut, diantaranya : 

  1. Mengalami kesulitan membuat keputusan
  2. Merasa rendah diri dan cenderung berada di posisi bersalah
  3. Hadirnya perilaku meminta maaf berulang yang berlebihan
  4. Merasa kebingungan tentang pikiran, perasaan dan keyakinan. Perasaan yang hadir seperti, ‘Saya merasa ada yang salah namun tidak tahu apa’.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Mengalami Gaslighting

Lakukan hal-hal di bawah ini jika kamu terkena gaslighting:

1. Identifikasi permasalahanmu!

Mengenali masalah adalah langkah pertama yang dapat kamu lakukan jika terjebak dalam hubungan gaslighting. Tempatkan dirimu pada kondisi yang tenang, aman dan nyaman untuk kemudian dalam melihat apa yang kamu sedang alami dan rasakan dengan objektif. Hal ini akan menuntunmu untuk dapat mengenali sebenarnya apa yang menjadi permasalahan di dalam hubunganmu.

2. Terapkan batasan

Batasan menjadi salah satu hal yang dapat mencegah perilaku manipulatif terus terjadi. Ketika seseorang mendapatkan power atau kekuasaan atas dirimu, hal tersebutlah yang mendorong kesempatan untuk dapat mengembangkan perilaku gaslighting. Kamu dapat menerapkan maupun mengetahui batasan-batasan yang dimiliki ketika menjalin hubungan hingga dapat merasa aman dan nyaman dalam menjalin hubungan!

3. Dapatkan perspektif pihak kedua

Kamu dapat bercerita kepada pihak lainnya yang kamu percayai untuk mendapatkan sudut pandang lain. Melalui bercerita, selain mendapatkan variasi dari pandangan terhadap suatu kondisi, kamu juga dapat memperoleh dukungan secara psikologis sehingga kamu merasa jauh lebih nyaman.

4. Lakukan welas asih untuk dirimu!

Kondisi gaslighting membuat seseorang merasa bersalah dan cenderung tidak berdaya. Kondisi ini membuat korban gaslighting melupakan bahwa pada dasarnya ia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Welas asih pada diri sendiri dapat dilakukan melalui cara-cara sederhana seperti jujur pada diri sendiri hingga melakukan dialog dengan diri.

5. Hubungi Profesional 

Korban gaslighting cenderung berada pada kondisi ‘terjebak’ . Kondisi dilematik seperti mengetahui dan menyadari ada yang bermasalah namun disisi lain tidak mengetahui atau tidak dapat melakukan sesuatu. Jika kamu merasakan kondisi ini, kamu juga dapat mengakses bantuan profesional untuk dapat membantumu. Kamu dapat mengakses layanan profesional terdekat atau melalui telekonseling di berbagai platform. 

Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *