logo kampuspsikologi

  • Home
  • Editor’s Picks
  • Kuliah Psikologi
  • Kesehatan Mental
    • Depresi
    • Gangguan Mental
    • Kecemasan
  • Wawasan
    • Emosi
    • Kepribadian
    • Perempuan
    • Psikologi Industri dan Organisasi
    • Romansa
    • Seksualitas
    • Teori
    • Tips & Trick
  • Serba-Serbi
FacebookInstagramYoutubeEmail
logo kampuspsikologi

5 Cara Meningkatkan Percaya Diri Berdasarkan Riset Psikologi

by K. Lintang MahadewaSeptember 1, 2021September 1, 2021

Pernahkah kalian merasa ragu saat diminta berbicara di depan umum?

Merasa kalau kalian tidak cocok atau tidak pantas untuk mendapatkan sesuatu?

Jika jawaban kalian iya, berarti kita memiliki kesamaan seperti hampir semua orang di dunia ini. Tidak ada manusia tidak pernah ragu di dunia ini dan kita semua memahaminya. Jadi bagaimana cara agar kita bisa lebih nyaman dalam mencoba hal-hal baru tanpa takut gagal dan malu? Simak penjelasan berikut ini untuk meningkatkan rasa percaya diri.

Table of Contents

  • Pengertian Percaya Diri Menurut Para Ahli
  • Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri
    • 1. Menghadapi Tantangan dan Ketakutan dalam Sehari-hari
    • 2. Membiasakan Diri dengan Kegagalan & Penolakan
    • 3. Buat Sebuah List/Daftar
    • 4. Cari Lingkaran Teman yang Suportif
    • 5. Berolahraga Secara Teratur
  • Penutup

Pengertian Percaya Diri Menurut Para Ahli

Kata “percaya diri” memiliki banyak definisi di dunia psikologi. Berbagai sumber memiliki definisi mereka sendiri, seperti berikut:

  1. Menurut Bérnabou & Tirole (2002), kepercayaan diri secara mudah didefinisikan sebagai rasa percaya akan kemampuan sendiri.
  2. Lenney (1997) mendefinisikannya sebagai ekspektasi dari performa dan evaluasi seseorang terhadap kemampuan serta performa.
  3. Menurut American Psychological Association (2021), kepercayaan diri adalah kepercayaan seseorang kepada kemampuan, kapasitas, dan penilaian mereka sendiri. Kepercayaan kalau seseorang mampu secara sukses memenuhi tuntutan pekerjaan.

Jika dirangkum dengan bahasa yang sangat sederhana, arti “Percaya Diri” sendiri adalah kepercayaan kalian kepada diri sendiri. Anda percaya bisa mengangkat galon aqua, Anda percaya kalau Anda mampu menjadi ketua kelas, dan hal-hal yang serupa.

Rasa percaya diri dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai dengan kondisi. Maka dari itu, sangat lah wajar untuk merasa lebih percaya diri dalam beberapa situasi tertentu dan tidak percaya diri di situasi lainnya.

Ketika kekurangan percaya diri, hal yang akan terjadi adalah seseorang dapat terlempar dalam lingkaran bisa membuatnya lebih tidak percaya diri. Contohnya, ada orang yang ditolak ketika menyatakan cinta ke gebetan dan orang ini akan mengatakan “Ini pasti karena saya kurang pintar, tidak tampan, tidak sixpack dan banyak lainnya.” Pikiran seperti ini akan membuat seseorang enggan untuk mencoba mengambil kesempatan lain karena berpikir dirinya tidak cukup.

Di sisi lain, seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang cukup akan memikirkan “Hmm, mungkin Saya sedang tidak beruntung dan memang tidak cocok untuk organisasi itu.” Setelahnya dia akan tetap mencoba untuk mencari organisasi atau kegiatan yang sekiranya lebih cocok.

Bisa dibayangkan saja betapa hebatnya prestasi dan masa depan kita saat mampu mengalahkan rasa takut dan malu. Penasaran dengan caranya?

Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Untungnya, rasa percaya diri bukanlah sesuatu yang genetis, sehingga Anda akan selalu mempunyai kesempatan untuk mengembangkannya. Berikut beberapa metode yang bisa digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri!

1. Menghadapi Tantangan dan Ketakutan dalam Sehari-hari

“Conquer your fears” merupakan jargon yang sering dipakai oleh motivator dalam seminar mereka. Dikatakan bahwa seolah-olah kita bisa menghadapi rasa takut dan rasa cemas dengan melawannya. Menariknya, hal ini didukung oleh riset psikologi dari UCLA (Cain, Blouin, & Barad, 2003).

Secara singkat, dengan menyadari bahwa sebuah situasi tidak seburuk yang kita bayangkan, kita mampu membiasakan diri dan pada akhirnya mengalahkan rasa takut itu.

2. Membiasakan Diri dengan Kegagalan & Penolakan

Tidak ada seorangpun yang suka ditolak. Kita mendaftar dan mencoba dengan tujuan berhasil dan tidak untuk gagal. Kemampuan untuk bangkit setelah terjatuh adalah sesuatu yang diinginkan semua orang dan kepercayaan diri berperan besar dalam hal ini.

Menurut profesor psikologi dan neurosains Mark R. Leary, PhD dalam nbcnews.com (DiGiulio, 2019) ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Berfokus kepada keunggulan
  • Tanyakan diri sendiri apakah kegagalan itu benar-benar berarti banyak
  • Ingat kalau penolakan sering kali tidak bersifat personal
  • Asumsikan hal yang terbaik, bukan yang terburuk
  • Siapkan diri dan kembali mencari peluang berikutnya

3. Buat Sebuah List/Daftar

Terdengar sedikit merepotkan tapi sebenarnya gampang dan cepat. Buat satu daftar yang isinya pencapaian dan keunggulan kalian masing-masing. Kemudian buat daftar lain yang berisi tujuan yang ingin kalian raih (semakin realistis semakin baik). Saya sarankan untuk mulai dari hal-hal kecil, seperti bangun pagi atau merapikan kasur.

Tujuan dan goals yang ditulis harus S.M.A.R.T. alias specific, measurable, attainable, relevant, and time-bound. Jadi harus dibuat secara spesifik, bisa diukur, bisa dicapai, relevan, dan ada deadlinenya. Metode ini didasarkan penelitian milik Locke & Latham (2013) yang membantu dan menuntun kepada pencapaian yang lebih konsisten.

Sebagai contoh, “Saya ingin mengumpulkan uang 50 ribu dari hasil mencuci motor tetangga dalam waktu 2 hari.”

Setiap kali Anda berhasil melakukan tugas-tugas di daftar itu, Anda bisa melihat perkembangan diri sendiri secara langsung. Anda setidaknya menjadi 1% lebih bagus daripada kemarin, dan itu sangat bagus. Lumayan juga itu untuk sumber motivasi tambahan.

4. Cari Lingkaran Teman yang Suportif

Ini juga sama-sama pentingnya, karena lingkaran pertemanan menjadi cerminan bagi diri kalian masing-masing. Saatnya menghindari teman-teman yang terlalu negatif dan mencoba menjatuhkan semangat dan kepercayaan diri Anda. Lingkaran pertemanan yang saling mendukung satu sama lain patut diincar, karena mereka juga akan menjadi support system, alias orang-orang yang akan menyemangati dan membantu secara psikologis, fisik, dan financial (National Institute of Health, 2019).

5. Berolahraga Secara Teratur

Olahraga selalu hadir sebagai solusi termudah bagi banyak masalah psikologis. Ada kaitannya dengan endorfin lah, kemudian ada serotonin dan berbagai senyawa lainnya yang membuat seseorang merasa lebih baik dan percaya diri. Naiknya kepercayaan diri ini merupakan efek samping dari perubahan body image, yang merubah cara pandang terhadap diri sendiri (Guinn, Semper, & Jorgensen, 1997).

Terdapat berbagai macam cara untuk meningkatkan rasa percaya diri. Efektivitasnya pasti akan berbeda untuk masing-masing orang. Saya hanya ingin mengingatkan kalau Anda tidak bersaingan dengan siapa pun selain diri kalian sendiri.

Tidak perlu lagi membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Memaksa diri sendiri untuk menyaingi kepercayaan diri Park Jimin kurang terdengar realistis, tetapi menjadi 1% lebih baik daripada diri kalian yang kemarin jauh lebih realistis.

Penutup

Itulah lima metode untuk membangun rasa kepercayaan dirimu. Selain metode-metode di atas, masih ada cara-cara lain yang mungkin terlewatkan atau belum tertulis. Nah, kalau kalian ada trik and tips sendiri dipakai biar lebih percaya diri, kalian dapat membagi cerita di kolom komentar!

Referensi

  • American Psychology Association. (2020). APA Dictionary of Psychology. Retrieved August 19, 2021, from dictionary.apa.org website: https://dictionary.apa.org/self-confidence
  • Bénabou, R., & Tirole, J. (2002). Self-confidence and personal motivation. Quarterly Journal of Economics, 117, 871-915.
  • Cain, C. K., Blouin, A. M., & Barad, M. (2003). Temporally massed CS presentations generate more fear extinction than spaced presentations. Journal of Experimental Psychology: Animal Behavior Processes, 29(4), 323–333. https://doi.org/10.1037/0097-7403.29.4.323
  • DiGiulio, S. (2019, March 20). Why getting better about being rejected can help you succeed in life. Retrieved August 21, 2021, from NBC News website: https://www.nbcnews.com/better/lifestyle/why-getting-rejected-can-actually-help-you-succeed-life-ncna984966
  • Guinn, B., Semper, T., & Jorgensen, L. (1997). Mexican American Female Adolescent Self-Esteem: The Effect of Body Image, Exercise Behavior, and Body Fatness. Hispanic Journal of Behavioral Sciences, 19(4), 517–526. https://doi.org/10.1177/07399863970194009Lenney, E. (1977). Women’s self-confidence in achievement settings. Psychological Bulletin, 84, 1-13.
  • Locke, E. A., & Latham, G. P. (2013). Goal setting theory, 1990. In E. A. Locke & G. P. Latham (Eds.), New developments in goal setting and task performance (pp. 3–15). Routledge/Taylor & Francis Group.
  • National Institute of Health. (2019). NCI Dictionary of Cancer Terms. Retrieved August 20, 2021, from National Cancer Institute website: https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/social-support
  • Self-esteem and self-confidence. (2019, October 29). Retrieved August 20, 2021, from Uq.edu.au website: https://my.uq.edu.au/information-and-services/student-support/health-and-wellbeing/self-help-resources/self-esteem-and-self-confidence

‌

produktif
previous post
Produktif Tanpa Harus Menjadi Toxic
toxic relationship
next post
Apa Itu Toxic Relationship? Bagaimana Cara Mengatasinya?
K. Lintang Mahadewa
Saat ini, Lintang Mahadewa adalah mahasiswa psikologi di UGM. Karena merasa bosan dan ingin mencari pengalaman, Lintang saat ini menjadi content writer dan ghostwriter dengan jumlah artikel 50+. Lintang mengetik dengan sudut pandang ketiga, karena membuatnya merasa lebih nyaman dan tidak cringe. Namun, akan ada saat dimana Lintang “merasa humoris” dan melontarkan lelucon ala bapak-bapak.

Artikel Terkait

Cara Mengatasi Burnout (Terutama Selama #MasihDiRumahAja)

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.June 14, 2021April 9, 2022

4 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosi

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.December 26, 2020January 9, 2021

Psychology Explains: Deadline dan Pengaruhnya Pada Kerja Kelompok

K. Lintang MahadewaApril 9, 2021April 6, 2021

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Tips Sederhana Agar Tidak Kecanduan Media Sosial
  • Ingin Wawancara Kerja Lancar? Simak Tips Mindfulness Ini!
  • 10 Ciri Psikopat Ringan Menurut Psikologi
  • Intuisi Menurut Psikologi dan Contohnya
  • Tips Menghadapi Masa Lalu dengan Penuh Keberanian
  • Alasan Psikologis Kenapa Cowok Nggak Suka Curhat

Artikel Terpopuler

15 Cara Move On Dari Mantan Ala Psikologi

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.December 15, 2020February 6, 2021
by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.

Mengenal MBTI: 8 Fungsi Kognitif yang Membentuk Kepribadian

Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.January 25, 2021February 18, 2021
by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.

Jenis-Jenis Gelar Psikologi Dan Penulisannya

Adrian SuwondoFebruary 25, 2021April 10, 2022
by Adrian Suwondo

6 Alasan Memilih Jurusan Psikologi

Narko RasalatDecember 23, 2020January 25, 2021
by Narko Rasalat

Menjadi Dewasa Adalah Pilihan, Bagaimana Caranya?

Miftahun Fadhila, S.Psi.February 19, 2021February 8, 2021
by Miftahun Fadhila, S.Psi.

Perbedaan Psikologi Saintek dan Soshum, Kenali Sebelum Memilih

Adrian SuwondoFebruary 21, 2021April 10, 2022
by Adrian Suwondo
About US
KampusPsikologi.com menyediakan artikel psikologi berkualitas yang ditulis oleh mahasiswa, sarjana, dan magister jurusan Psikologi universitas ternama. Semua artikel di situs ini bersifat informasional dan tidak menggantikan pendapat ahli atau psikolog.

Selengkapnya tentang kami
Contact us: admin@kampuspsikologi.com
@2022 - kampuspsikologi.com. All Right Reserved.
logo kampuspsikologi
FacebookInstagramYoutubeEmail
  • Home
  • Editor’s Picks
  • Kuliah Psikologi
  • Kesehatan Mental
    • Depresi
    • Gangguan Mental
    • Kecemasan
  • Wawasan
    • Emosi
    • Kepribadian
    • Perempuan
    • Psikologi Industri dan Organisasi
    • Romansa
    • Seksualitas
    • Teori
    • Tips & Trick
  • Serba-Serbi
Go to mobile version