Image default

Cara Menghadapi Pasangan yang Sedang Marah

Setiap yang sedang menjalani hubungan romantis pasti pernah atau sedang marahan dengan pasangannya. Kena marah atau lagi marah dengan seseorang, apalagi pasangan, pasti rasanya tidak enak, bukan? Kita jadi merasa bingung sendiri.

Ada keinginan untuk reach out atau menyapa kembali, tapi gara-gara dia sedang marah, kita pun menjadi enggan. Kalau kita ikut-ikutan marah, mood kita pun ikut terbawa emosi negatif. Di sisi lain, kalau diam saja dan tidak melakukan apa-apa, kita tidak tahu ke mana hubungan ini akan dibawa.

Beruntungnya, kamu datang ke artikel yang tepat. Tapi, sebelum kita menyelami tipsnya, mari kenali terlebih dahulu, kira-kira apa saja penyebab munculnya amarah dalam hubungan romantis?

Table of Contents

Penyebab Marah Dalam Hubungan

1. Keinginan untuk mengubah pasangan

Menurut Steven Stosny, Ph.D., penyebab terjadinya konflik yang berujung pada munculnya amarah antar pasangan dilatarbelakangi oleh satu hal, yaitu ketidakpuasan dalam hubungan, sehingga seseorang cenderung ingin mengubah perilaku pasangannya. Mereka cenderung akan mencari-cari kesalahan pasangan, sehingga tak heran bila membuat pasangannya frustrasi.

Biasanya, keinginan ini juga disertai dengan sejumlah indikator, yaitu merasa dirinya adalah korban dari ketidakadilan karena keinginan tak terpenuhi (victim identity), menyalahkan orang lain karena sakit hati (conditioned to blame), merasa diri paling penting (temporary narcissism), dan pelepasan emosi negatif (negative attributions). Tentu saja, tidak semua orang mau diubah oleh pasangannya, sehingga konflik pun semakin meningkat.

2. Menetapkan kontrol

Konselor dan terapis Sandra Harewood mengatakan bahwa amarah adalah salah satu cara seseorang mengontrol orang lain, yang dalam konteks ini adalah pasangannya. Namun, Harewood juga menggarisbawahi bahwa amarah dibagi menjadi dua jenis, yaitu amarah yang sehat dan amarah yang dapat berujung kepada kekerasan.

Perbedaan utamanya terletak pada durasi amarah, cara mengkomunikasikan, dan latar belakang munculnya amarah. Maka dari itu, bila pasanganmu memiliki masalah dengan amarahnya, coba telusuri latar belakang pasanganmu. Bisa jadi amarah itu datang dari pengalaman masa kecil yang menyakitkan, atau bawaan dari lingkungan yang terproyeksikan olehnya kepada kita.

3. Ada masalah yang belum selesai

Tidak hanya karena kepentingan pribadi, konflik bisa terjadi karena hal sepele seperti miskomunikasi, perbedaan pendapat, hingga keadaan psikologis dalam percintaan antara kamu dan pasanganmu. Proses meningkatnya konflik bisa terjadi lebih cepat apabila terjadi pertukaran komentar yang menyakitkan, nada bicara yang kasar, serta munculnya perilaku negatif dari salah satu atau kedua belah pihak.

Intinya, seperti kata pepatah, di mana ada asap, pasti ada api. Jadi, apabila pasanganmu marah kepadamu, atau sebaliknya, pasti ada masalah yang melatarbelakanginya.

Sekarang, bagaimana caranya mengatasi keadaan seperti ini? Satu-satunya yang bisa kita ambil kesimpulan adalah, amarah merupakan emosi negatif yang harus dimanajemen, selayaknya emosi lainnya. Perbedaannya adalah dalam situasi ini, kamu harus bisa melihat dari kedua belah pihak. Jadi, mari keluarkan bolpen dan mulailah mencatat tips di bawah ini!

Cara Menghadapi Pasangan yang Sedang Marah

1. Tenangkan Dirimu!

Kalau kalian berada dalam kondisi tegang dan penuh amarah, apa yang akan kalian lakukan? Pasti rasanya ingin marah juga, bukan? Apalagi kalau kita disalahkan berkali-kali oleh pasangan kita. Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru ikutan naik darah!

Lebih tepatnya, jangan buang-buang energi untuk menanggapi jika kamu tidak punya stabilitas emosi yang cukup. Kalau perlu, menjauhlah sejenak dari situasi tegang. Kalau kamu sudah merasa lebih baik, kamu bisa mencoba kembali fokus pada penyelesaian masalah. 

2. Fokus pada Refleksi Diri

Sekarang cobalah merenungkan tentang dirimu sendiri terlebih dahulu. Cara mudah refleksi diri adalah menanyakan tiga pertanyaan ini:

  1. Siapa dan apa peranmu dalam hubungan?
  2. Apa kebutuhanmu dalam hubungan ini?
  3. Apa saja nilai-nilai yang kamu anut?

Tanyakan juga, apakah kamu sudah cukup melakukan sesuatu yang benar selama ini? Bisa jadi yang kamu rasa benar, ternyata di mata pasanganmu tidak.

Begitu pula sebaliknya. Apa yang kamu rasa salah pada pasanganmu, bisa jadi malah merupakan hasil dari keinginan mereka melakukan sesuatu yang benar. Selain fokus pada diri sendiri, refleksi diri juga membantu kamu mengembangkan hal-hal yang kamu rasa perlu kembangkan pada dirimu.

3. Cobalah Memahami dari Perspektif Mereka

Refleksi diri selesai, sekarang fokuslah kembali pada akar masalahnya. Kontributor Psycom, Kathleen Smith, Ph.D. mengatakan bahwa ketika kita mengalami konflik dengan pasangan, akan ada keinginan untuk memperbaiki sesuatu yang bagi kita salah dari hubungan kita dengan pasangan.

Namun, ibarat memperbaiki talang air yang bocor, jangan buru-buru memperbaiki kalau kita tidak tahu di mana penyebab konflik ini. Maka dari itu, cobalah memahami masalah dari perspektif mereka. Dengan demikian, gambaran tentang akar masalah yang memicu amarah juga akan semakin jelas bagimu.

4. Jangan Terbawa Emosi Saat Menanggapi

Inilah tahap yang paling sulit. Ketika pasangan mulai kembali menyalahkan kamu, padahal kamu sudah berusaha menenangkan diri dan refleksi diri, rasanya ingin meledak dan menyangkalnya lagi, bukan? Saat hal ini terjadi, usahakan untuk menahan diri untuk tidak ikut marah, tetapi cobalah mendengarkan apa saja yang dia bicarakan.

Berikan waktu baginya untuk mengekspresikan emosinya, perhatikan apa saja kebutuhannya yang disampaikannya, dan setelah dia sedikit lebih tenang, kamu bisa mulai mengungkapkan perasaanmu. Ingat, api tidak bisa dipadamkan dengan api.

5. Curhatlah pada Orang yang Tepat

Sekarang, anggaplah masalahmu dengan pasanganmu masih belum clear. Kalau sudah begini, salah satu hal yang biasa dilakukan para pasangan yang sedang marahan pasti curhat dengan teman atau keluarganya. Meskipun demikian, tidak semua curhat bisa mengarah pada solusi yang tepat. Malah, kalau tidak hati-hati, aib kita dan pasangan kita bisa terbongkar.

Maka dari itu, penting bagi pasangan yang sedang mengalami konflik, apalagi bila sudah berlarut-larut, untuk mencari solusi dari profesional, seperti terapis atau konselor. Salah satunya melalui pelayanan konseling khusus bagi pasangan, terutama bagi pasangan yang belum menikah, untuk memberikan gambaran tentang mengelola hubungan, cara menghadapi konflik, dan menjaga stabilitas dalam hubungan.

Kembali lagi pada pernyataan awal, setiap konflik dan amarah dalam hubungan itu pasti akan terjadi dan dialami oleh semua orang. Karena kalau tidak ada amarah yang meluap, hubungan akan terasa begitu hambar. Namun, bukan berarti penulis mengklaim hubungan tanpa amarah dan konflik itu jelek dan pasangan yang suka marah-marah itu baik.

Justru dengan adanya amarah dan konflik, kita bisa sekalian mencari tahu apa saja yang sebetulnya menghambat kita dalam membangun hubungan dan melakukan refleksi diri terkait masalah kita. Sedangkan bagi mereka yang nyaris tak pernah marahan dengan pasangan dalam hubungannya, tetap harus ada usaha mempertahankan keadaan tersebut agar hubungan yang sehat bisa terus dibina.

Pesan penulis, janganlah menyerah bagi siapa pun yang sedang mencoba meredakan konflik dengan pasangannya. Percayalah, setiap masalah pasti ada penyelesaiannya.

References:

Davenport, B. (2019, November 14). The Benefits of Practicing Self-Reflection. Dipetik dari Live Bold and Bloom: https://liveboldandbloom.com/11/self-improvement/self-reflection

Harewood, S. (2020). The Honest Truth About Your Partner’s Anger Issues. Dipetik dari Sandra Harewood Counseling: https://sdhcounselling.co.uk/the-honest-truth-about-your-partners-anger-issues/

Ratson, M. (2016, Desember 6). 8 Strategies for Dealing with an Angry Partner. Dipetik dari Good Therapy: https://www.goodtherapy.org/blog/8-strategies-for-dealing-with-angry-partner-1206165.

Sreenivasan, S., Weinberger, L.E. (2018, Maret 15). Conflicts in Relationships. Dipetik dari Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/emotional-nourishment/201803/conflict-in-relationships.

Smith, K. (2020, November 24). How to Control Anger and Frustration in Relationship. Dipetik dari Psycom: https://www.psycom.net/control-anger-frustration-relationship.

Stosny, S. (2009, April 4). How to Deal with An Angry Partner. Dipetik dari Psychology Today: https://www.psychologytoday.com/us/blog/anger-in-the-age-entitlement/200904/how-deal-angry-partner.

Artikel Terkait

Leave a Comment