Apa itu Bipolar Disorder?

Terdapat banyak gangguan psikologis yang mempengaruhi suasana hati, atau dalam bahasa Inggris disebut juga dengan mood disorders. Artikel ini akan secara khusus membahas bipolar disorder, salah satu mood disorder yang sedang naik daun.

Kadang gejala gangguan ini disalahartikan sebagai gangguan kepribadian, karena seolah-olah kepribadian orang itu berubah. Biar kita berdua tidak salah lagi, saya akan menjelaskan dari episode yang dialami, definisi apa itu bipolar disorder, penyebab atau pemicu bipolar, dan pengobatannya.

Table of Contents

Definisi Bipolar Disorder

Bipolar disorder adalah gangguan mental serius yang menyebabkan suasana hati yang stabil dapat mendadak berubah dan menjadi lebih intens secara tak terduga. Para individu dengan tanda-tanda bipolar disorder bisa dengan cepat berubah dari sangat bahagia menjadi sangat lelah.

Semua individu yang memiliki bipolar disorder memiliki episode manik mereka, tetapi tidak semua dari mereka menjadi depresi (“Bipolar Disorder,” 2021). Tapi kenapa dinamakan bipolar dan apakah penderitanya sadar?

Perbedaannya ada di episode yang dilaluinya. Episode yang dialami tunggal (satu saja) disebut Unipolar, sedangkan ketika terjadi perubahan atau fluktuasi antara dua episode seperti disforia dan euforia, maka disebut Bipolar. Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati ekstrim (Holland & Nicholls, 2018).

Bisa diandaikan individu yang menghadapi gangguan bipolar disorder itu seolah-olah naik roller coaster. Ada saat-saat ketika mereka naik, merasa sangat energik dan bersemangat. Kemudian ada saat mereka turun atau “down,” mendadak menjadi lemas, kelelahan, tidak termotivasi, dan sedih.

Apakah semua penyandang bipolar disorder akan mengalami hal yang sama persis dengan contoh diatas? Mungkin tidak, tetapi contoh itu menjadi gambaran umum dari pengalaman mereka. Bagi kalian yang ingin mengetahui deskripsi klinis dari penyakit gangguan bipolar dan penyebabnya, berikut gambaran yang saya ambil dari DSM-V (American Psychiatric Association, 2013):

  1. Adanya episode berulang
  2. Afek dan aktivitas individu terganggu
  3. Pada satu waktu, terjadi peningkatan afek dan penambahan energi (mania). Pada satu waktu lain, terjadi penurunan afek & aktivitas (depresi)
  4. Episode manik kadang dimulai dengan tiba-tiba dan bisa berlangsung selama 2 minggu hingga 4-5 bulan. Episode depresif akan kemudian berlangsung lebih lama (6 bulan)
  5. Kedua Episode terjadi setelah ada peristiwa stres, maupun trauma mental lainnya

Sebelum mempelajari Bipolar Disorder lebih lanjut, mari kita mengenal episode-episode yang ada dalam gangguan ini. Kenapa harus tahu arti episodenya? Sebab, episode inilah “fase” yang dilalui teman-teman kita yang memiliki gangguan bipolar disorder.

Mengenal Episode Manik dan Depresi

Singkat saja, episode yang mereka bisa lalui terbagi menjadi dua, manik dan depresi. Setelahnya ada manik yang lebih “ringan” yaitu hipomanik. Berikut deskripsi singkat mengenai masing-masing episode beserta gejalanya :

1. Manik

Episode ini dijelaskan sebagai kebahagiaan yang terlalu berlebihan. Beberapa gejalanya seperti: kebutuhan tidur yang berkurang drastis, perhatian mudah dialihkan, ide yang melompat-lompat (flight of ideas), merasa menjadi orang yang sangat penting dan hebat, melakukan pleasure activities yang beresiko tinggi.

2. Hipomanik

Episode ini adalah tingkat yang paling ringan dari episode manik dan tidak mengganggu kehidupan sosial maupun pekerjaan orang yang memilikinya. Gejala yang sama pada episode manik juga bisa muncul di episode ini.

3. Depresi Mayor

Episode ini umumnya ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat pada kegiatan sehari-hari/hobi, perasaan rendah diri, gangguan tidur, perubahan selera makan, rasa lelah, dan konsentrasi yang buruk (World Health Organization, 2021). Gejala depresi mayor dapat mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi di lingkungan sosial/kerja dalam keseharian mereka.

Seseorang yang memiliki bipolar disorder bisa melewati ketiga fase atau bahkan hanya dua saja. Pastinya, diagnosis yang akurat memerlukan waktu observasi yang cukup lama ya karena setiap episode memiliki durasinya tersendiri.

Jenis Bipolar Disorder

Setiap Individu yang memiliki bipolar disorder akan dikategorikan berdasarkan jenis gangguannya. Berikut penjelasan singkat dari setiap jenis gangguan bipolar (Holland & Nicholls, 2018):

Bipolar I

Adanya episode manik (setidaknya sekali) yang diikuti/diawali dengan episode hipomanik atau depresi mayor.

Bipolar II

Penderita gangguan bipolar type 2 jenis ini akan mengalami episode depresi mayor yang berlangsung selama dua minggu. Mereka juga akan mengalami setidaknya satu episode hipomanik yang berlangsung selama kurang-lebih empat hari.

Cyclothymia

Penderita cyclothymia akan memiliki episode hipomanik dan depresi. Gejala kedua episode ini lebih pendek dan tidak memiliki tingkat keparahan dari episode mania dan depresi yang  disebabkan oleh gangguan bipolar tingkat I dan II. Mayoritas orang yang memiliki kondisi ini hanya mengalami suasana hati yang stabil setiap satu atau dua bulan.

Wah ternyata gangguan bipolar disorder ternyata menjadi semakin rumit sepertinya. Memang terdapat pengelompokan yang seringkali membantu para psikolog dan psikiater, khususnya dalam mengidentifikasi gangguan serta memberikan tes penanganan kejiwaan bipolar yang sesuai. Lantas apa yang menjadi penyebab gangguan suasana hati ini?

Penyebab Bipolar Disorder

Identifikasi risk factor dan gejala-gejala yang bisa menjadi identifikasi awal penyakit bipolar disorder merupakan tahap yang penting untuk membantu para individu dengan gangguan bipolar disorder. Semakin awal bipolar disorder bisa diidentifikasi, maka akan semakin baik.

Penanganan pada fase-fase awal diharapkan bisa menuntun pada terapi dan intervensi yang tidak rumit (Goi et al., 2015). Terlebih lagi di fase awal bipolar disorder, treatment psikoterapis memiliki dampak yang lebih besar (Joyce, Thompson, & Marwaha, 2016).

Secara umum, bipolar disorder disebabkan oleh dua hal, yaitu lingkungan dan genetik. Faktor-faktor maupun kejadian yang dapat menyebabkan bipolar disorder antara lain:

  • Kejadian traumatis dan peristiwa kehidupan, tetapi hasilnya masih belum tetap
  • Kekerasan seksual (Jiménez et al., 2017).
  • Penyalahgunaan zat-zat yang mengganggu mood (Tohen, Greenfield, Weiss, Zarate, & Vagge, 1998). Antidepresan sebagai contohnya mungkin menimbulkan gejala hipomanik (Barbuti et al., 2017).

Namun, masih disetujui kalau penyebab utama pemicu bipolar disorder adalah faktor genetis. Sebesar 80%-90% dari individu dengan bipolar disorder memiliki kerabat dengan depresi maupun bipolar disorder (American Psychiatrist Association, 2005).

Pengobatan Bipolar Disorder dan Apakah bisa sembuh

Bipolar disorder adalah gangguan kronis yang diasosiasikan dengan gejala yang melemahkan kemampuan untuk berfungsi dalam kegiatan sehari-hari, yang dampaknya mempengaruhi pasien dan orang yang merawatnya (Miller, 2006). Lantas apa yang bisa dilakukan agar seseorang dengan bipolar disorder bisa “sembuh”?

Well, sebelumnya harus disadari kalau bipolar tidak bisa disembuhkan, tetapi kualitas kehidupan para pemiliknya bisa ditingkatkan melalui terapi dan obat (Parekh, 2017). Pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala episode depresi/manik (McCormick, Murray, & McNew, 2015).

Kerap kali episode manik dan depresi akan kembali seiring waktu (National Institute of Mental Health, n.d.). Menurut NIMH, banyak individu dengan bipolar disorder bisa terbebas dari perubahan suasana hati, ada juga individu yang memiliki gejala yang menetap.

Ada beberapa pilihan cara pengobatan yang bisa membantu para individu yang memiliki bipolar disorder bisa mengambil obat, psikoterapi, dan perubahan gaya hidup. Berikut beberapa contoh medikasi, psikoterapi, dan perubahan gaya hidup yang bisa membantu meringankan bipolar disorder (Holland & Nicholls, 2018 ; Mayo Clinic, 2018):

1. Obat-obatan

Setiap obat akan digunakan untuk menangani gangguan suasana hati agar individu dengan bipolar disorder bisa menjalani keseharian, pekerjaan, maupun terapi dengan baik. Beberapa contoh obat untuk bipolar yang digunakan adalah:

  • Mood stabilizers seperti lithium (Lithobid) yang dapat membantu mengendalikan episode manik dan hipomanik.
  • Antipsychotics seperti olanzapine (Zyprexa) yang digunakan apabila gejala depresi atau mania masih muncul saat pengobatan dengan obat lain sudah diberikan.
  • Antidepressant-antipsychotics seperti fluoxetine-olanzapine (Symbyax) yang bekerja sebagai pengobatan depresi dan menstabilkan suasana hati.
  • Anti-anxiety medications seperti benzodiazepines yang mampu membantu dengan kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur, meskipun hanya digunakan dalam jangka pendek.

2. Psikoterapi

Tujuan umum dari psikoterapi adalah pemahaman lebih dalam dari individu yang memiliki bipolar disorder, orang-orang dekatnya, dan keluarga agar bisa mengelola bipolar disorder dengan lebih baik. Strategi-strategi positif terapi bipolar untuk mengatasi episode manik/depresi, cara memahami pemikiran diri, atau regulasi pola hidup. Beberapa contoh psikoterapi antara lain:

  • Cognitive Behavioral Therapy
  • Psychoeducation
  • Interpersonal and Social Rhythm Therapy

3. Perubahan gaya hidup

Beberapa cara mudah agar bisa mengenali dan mengelola bipolar disorder:

  • Menjaga rutinitas makan dan tidur
  • Belajar mengenal mood swings
  • Meminta teman atau saudara yang dekat untuk mendukung rencana pengobatan
  • Berbicara dengan tenaga profesional (dokter ataupun psikolog)

Ada juga beberapa metode pengobatan lainnya yang digunakan untuk menangani situasi-situasi kasus bipolar tertentu, seperti electroconvulsive therapy (ECT), obat tidur, suplemen dan akupuntur.

Apabila teman-teman tertarik untuk membaca informasi yang lebih detail (terlebih lagi untuk memahami kerabat yang memiliki bipolar disorder), sangat saya sarankan untuk membaca DSM-V pada bagian “Bipolar and Related Disorder” dan PPDGJ-III. Jangan lupa untuk berbicara dan mencari solusi kepada pihak profesional saat sudah diperlukan. Karena semakin cepat bipolar disorder diintervensi, semakin baik hasilnya.

Daftar Pustaka

  • American Psychiatrist Association. (2005). Let’s Talk Facts About Bipolar Disorder (Manic Depression) What Is Bipolar Disorder? Retrieved from https://www.ndsu.edu/fileadmin/counseling/APAbipolar.pdf
  • American Psychiatric Association. (2013). Bipolar and related disorders. In Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596.dsm03
  • Barbuti, M., Pacchiarotti, I., Vieta, E., Azorin, J.-M., Angst, J., Bowden, C. L., … Perugi, G. (2017). Antidepressant-induced hypomania/mania in patients with major depression: Evidence from the BRIDGE-II-MIX study. Journal of Affective Disorders, 219, 187–192. https://doi.org/10.1016/j.jad.2017.05.035
  • ‌Bipolar Disorder. (2021). Retrieved September 20, 2021, from Apa.org website: https://www.apa.org/topics/bipolar-disorder
  • Departemen Kesehatan RI, 1998. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ). Edisi III. Dirjen Pelayanan Medis RI. Jakarta.
  • Goi, P. D., Bücker, J., Vianna-Sulzbach, M., Rosa, A. R., Grande, I., Chendo, I., … Massuda, R. (2015). Pharmacological treatment and staging in bipolar disorder: evidence from clinical practice. Revista Brasileira de Psiquiatria, 37(2), 121–125. https://doi.org/10.1590/1516-4446-2014-1554
  • Holland, K., & Nicholls, E. (2018, January 18). Bipolar Disorder: Symptoms, Diagnosis, and Treatment. Retrieved September 19, 2021, from Healthline website: https://www.healthline.com/health/bipolar-disorder
  • Jiménez, E., Solé, B., Arias, B., Mitjans, M., Varo, C., Reinares, M., … Benabarre, A. (2017). Impact of childhood trauma on cognitive profile in bipolar disorder. Bipolar Disorders, 19(5), 363–374. https://doi.org/10.1111/bdi.12514
  • Joyce, K., Thompson, A., & Marwaha, S. (2016). Is treatment for bipolar disorder more effective earlier in illness course? A comprehensive literature review. International Journal of Bipolar Disorders, 4(1). https://doi.org/10.1186/s40345-016-0060-6
  • Mayo Clinic. (2018). Bipolar disorder – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. Retrieved September 20, 2021, from Mayoclinic.org website: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bipolar-disorder/diagnosis-treatment/drc-20355961
  • McCormick, U., Murray, B., & McNew, B. (2015). Diagnosis and treatment of patients with bipolar disorder: A review for advanced practice nurses. Journal of the American Association of Nurse Practitioners27(9), 530–542. https://doi.org/10.1002/2327-6924.12275
  • National Institute of Mental Health. (n.d.). NIMH» Bipolar Disorder. Retrieved September 20, 2021, from www.nimh.nih.gov website: https://www.nimh.nih.gov/health/topics/bipolar-disorder
  • Parekh, R. (2017). What Are Bipolar Disorders? Retrieved September 20, 2021, from Psychiatry.org website: https://www.psychiatry.org/patients-families/bipolar-disorders/what-are-bipolar-disorders
  • Tohen, M., Greenfield, S. F., Weiss, R. D., Zarate, C. A., & Vagge, L. M. (1998). The Effect of Comorbid Substance Use Disorders on the Course of Bipolar Disorder: A Review. Harvard Review of Psychiatry, 6(3), 133–141. https://doi.org/10.3109/10673229809000321
  • World Health Organization. (2021, September 13). Depression. Retrieved September 20, 2021, from World Health Organization website: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression

This entry was posted in Gangguan Mental on by .

About K. Lintang Mahadewa

Saat ini, Lintang Mahadewa adalah mahasiswa psikologi di UGM. Karena merasa bosan dan ingin mencari pengalaman, Lintang saat ini menjadi content writer dan ghostwriter dengan jumlah artikel 50+. Lintang mengetik dengan sudut pandang ketiga, karena membuatnya merasa lebih nyaman dan tidak cringe. Namun, akan ada saat dimana Lintang “merasa humoris” dan melontarkan lelucon ala bapak-bapak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *