Image default

5 Gangguan Psikologis Pada Lansia Yang Umum Dijumpai

Sebelum kita membahas gangguan psikologis pada lansia, aku kasih teka-teki kecil untuk memulai artikel yak, coba kamu jawab!

Apa yang berjalan dengan empat kaki saat pagi, dua saat siang, dan tiga kaki menjelang sore?

Jawaban yang benar adalah, manusia. Pagi diibaratkan saat lahir, siang dijadikan masa pertengahan hidup, dan sore mewakili masa-masa tua. Seiring waktu kita semua akan menjadi tua, mungkin kamu bisa tampak lebih muda karena berbagai perawatan, make-up, atau gaya hidup yang sehat.

Sayangnya, otakmu akan tetap menua dan menjadi semakin rentan terhadap gangguan psikologis. Gangguan ini lebih sering diakibatkan oleh penurunan fungsi fisik dari lansia. Hebatnya, beberapa dari gangguan ini masih bisa disembuhkan melalui terapi psikologi.

Berikut lima gangguan fisiologis atau gangguan psikologi yang sering terjadi pada lansia:

Table of Contents

1. Depresi

Mungkin kamu sudah pernah dengar depresi ya, bahkan seharusnya lebih sering dengar karena situasi akhir” ini. Depresi ringan maupun depresi mayor merupakan gangguan psikologi yang sangat umum dan bisa terjadi pada siapa saja, tanpa peduli umurnya. Gejala dan dampak dari depresi berbeda-beda pada setiap orang, tetapi mampu mempengaruhi pola tidur, selera makan, dan kesehatan seseorang secara umum.

Gejala-Gejala Depresi:

  • Merasakan kesedihan dan putus asa yang berkelanjutan
  • Kekurangan tenaga dan motivasi
  • Hilangnya harga diri
  • Perubahan berat badan yang drastis
  • Hilangnya selera makan
  • Kesulitan tidur
  • Pemikiran suicidal
  • Pemakaian narkoba dan alkohol yang berlebihan

Para lansia penderita depresi tidak selalu merasa sedih, mungkin mereka akan mengeluh tentang sedikitnya tenaga atau motivasi mereka. Bahkan beberapa pengobatan seperti Blood Pressure Medication mampu menghasilkan depresi sebagai efek samping.

Depresi juga mampu hadir diantara pengidap demensia.

lansia wanita tersenyum tanpa gangguan psikologis
Nenek ini kelihatannya tidak sedang depresi. 🙂

2. Amnesia atau Masalah Ingatan

Amnesia adalah istilah bagi defisit ingatan yang umumnya diasosiasikan dengan medial temporal atau diencephalic lesions. Amnesia umumnya diketahui sebagai gangguan ingatan (Wilson, Rupp, & Wilson, 2006).

Andaikan ingatanmu sebagai papan tulis yang tak berujung. Setiap hari dan peristiwa akan tercatat di papan tulis itu. Mungkin kamu akan lupa beberapa kejadian, tetapi masih bisa kamu ingat-ingat kembali bila niat. Namun, bagi penderita amnesia ada dua kemungkinan tragedi bagi papan tulis itu:

  • Sebagian isinya hilang secara permanen

atau

  • SEMUA isinya akan hilang secara permanen

Beberapa gejala dari amnesia adalah

  • Kehilangan ingatan
  • Kebingungan
  • Ketidakmampuan untuk mengenali lokasi dan muka

Berikut dua kategori amnesia, gangguan psikologis pada lansia yang sering terjadi, beserta penjelasannya:

  1. Anterograde Amnesia

Dalam anterograde amnesia, kemampuan untuk mengingat hal-hal baru “dimatikan” atau hilang. SItuasi ini terjadi karena perpindahan data dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang gagal

  1. Retrograde Amnesia

Amnesia jenis ini mencegah seseorang mengingat kejadian yang sudah pernah terjadi. Umumnya, amnesia ini disebabkan oleh kerusakan terhadap area otak yang berkaitan dengan ingatan episodic, declarative dan termasuk informasi autobiografis.

Amnesia bisa disebabkan oleh berbagai alasan seperti neurologis dan organik, seperti kerusakan otak karena benda tumpul/kecelakaan. Amnesia juga bisa disebabkan oleh psikogenik yang mengandung faktor PTSD.

3. Dementia

Dementia kadang disebut sebagai “Ibu dari semua penyakit” Seseorang yang menderita dementia akan mengalami berkurangnya kemampuan mental untuk berfungsi secara normal dalam keseharian mereka (“Dementia”, 2020).

Gangguan psikologis pada lansia ini memiliki gejala antara lain:

  • Perubahan dalam ingatan jangka pendek
  • Perubahan suasana hati
  • Apatis
  • Kebingungan
  • Mulai gagal memahami arah

Penyebab demensia sangatlah beragam, tetapi umum terjadi karena kematian sel otak. Kematian sel otak ini bisa disebabkan oleh kekurangan oksigen/vitamin, infeksi, dan tumor.

Beberapa tipe dementia adalah:

  • Dementia Vascular
  • Dementia dengan Lewy Bodies
  • Mixed Dementia
  • Penyakit Parkinson
  • Dementia Frontotemporal
  • Hutington’s Disease

4. Gangguan yang Berhubungan dengan Tidur

Terdapat banyak gangguan psikologis pada lansia yang berhubungan dengan tidur. Para lansia menjadi lebih rentan terhadap ini daripada para orang dewasa. Beberapa gangguan mayornya adalah insomnia dan sleep apnea.

Insomnia:

Gangguan ini memang sangat umum di antara para lansia. Umumnya, insomnia terjadi karena stres dan kecemasan, bagi para lansia, umumnya terjadi karena penggunaan stimulan (seperti nikotin) yang tidak umum.

Menurut Thomas Roth (2007) kata insomnia hanya bisa dikatakan sebagai sebuah gangguan apabila memenuhi empat kriteria, yaitu:

  1. Kesulitan untuk tertidur, tetap tertidur, atau tidur tidak menimbulkan efek restoratif
  2. Kesulitan tidur tetap ada meskipun ada situasi dan kesempatan yang optimal untuk tidur
  3. Kesulitan tertidur ini diasosiasikan dengan gangguan ataupun kesusahan saat siang hari
  4. Kesulitan tidur ini terjadi setidaknya tiga kali setiap minggunya, dan telah berlangsung selama setidaknya satu bulan. 

Sleep Apnea:

Sebuah gangguan tidur yang utamanya inklusif terhadap pernapasan yang abnormal karena halangan pada saluran pernapasan bagian atas.  Pelaku utama dari halangan ini adalah meningkatnya berat badan, umur, amandel yang membesar, dan merokok yang berlebihan.

5. Alzheimer’s Disease

Gangguan psikologis pada lansia berikutnya adalah penyakit Alzheimer’s. Penyakit ini seperti semacam demensia, para pasien akan menjadi terikat dengan sebuah memori dan mempercayai bahwa mereka menjadi bagian darinya.

Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dan merupakan gangguan yang akan menghancurkan kemampuan untuk mengingat, berpikir, dan bahkan kemampuan untuk melakukan aksi yang sederhana (“What Is Alzheimer’s Disease?”, 2017).

Gejala dari Alzheimer’s Disease

Seseorang yang menderita dari penyakit ini cenderung kehilangan kemampuan untuk merasionalisasi peristiwa yang telah terjadi ataupun sedang terjadi. Mereka bahkan melupakan hubungannya dengan peristiwa itu, dan mulai kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi.

Alzheimer’s Disease dapat dikategorikan sebagai sebuah penyakit neurodegeneratif karena mampu mengecilkan ukuran dari jaringan otak. Penyakit ini umum terjadi karena mutasi genetik yang diturunkan dari orangtua ke anak-anaknya. Namun, masih bisa dirawat dengan terapi psikologis dan gejalanya mampu dikurangi hingga minimum.

Itulah lima gangguan psikologis yang umum di antara lansia. Semoga artikel ini bisa membantumu dalam mengidentifikasi maupun membantu orang-orang disekitarmu. Sampai jumpa di artikel berikutnya yak!

References:

Dementia. (2020). Retrieved 18 December 2020, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia

Roth T. (2007). Insomnia: definition, prevalence, etiology, and consequences. Journal of clinical sleep medicine : JCSM : official publication of the American Academy of Sleep Medicine, 3(5 Suppl), S7–S10.

What Is Alzheimer’s Disease?. (2017). Retrieved 18 December 2020, from https://www.nia.nih.gov/health/what-alzheimers-disease

Wilson, G., Rupp, C., & Wilson, W. (2006). AMNESIA | American Journal of Psychiatry. Retrieved 18 December 2020, from https://ajp.psychiatryonline.org/doi/10.1176/ajp.106.7.481

Artikel Terkait

Leave a Comment