Sebagai manusia kita memiliki pikiran, perasaan, impuls, dan memori yang sulit untuk kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak dari kita yang mengandalkan mekanisme pertahanan (defense mechanism) saat mengalami perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Secara tidak sadar, respon psikologis kita mengaktifkan mekanisme pertahanan diri untuk melindungi kita dari perasaan gelisah, ancaman terhadap rasa percaya diri kita, dan sesuatu yang tidak ingin kita berurusan atau pikirkan (Cramer, 2015).
Istilah tersebut pertama kali digunakan pada terapi psikoanalitik, namun perlahan mulai muncul dalam bahasa sehari-hari kita. Satu contoh tentang mekanisme pertahanan ego yang mungkin pernah kamu atau orang lain alami adalah denial.
Apa itu Mekanisme Pertahanan?
Mekanisme pertahanan adalah taktik yang dikembangkan oleh ego untuk melindungi dari rasa gelisah (Waqas dkk., 2015). Istilah tersebut sering digunakan Sigmund Freud dalam teori psikoanalitik. Dalam contohnya, mekanisme pertahanan merupakan pikiran yang berusaha untuk mencegah gagasan yang tidak pantas atau tidak diinginkan memasuki alam sadar kita.
Bagaimana Cara Kerja Mekanisme Pertahanan?
Dalam model kepribadian Sigmund Freud, ego adalah aspek kepribadian yang menghadapi realita. Ketika berada dalam situasi tersebut, ego juga harus mengatasi tuntutan konflik yang bertabrakan antara id dan superego.
- Id : Merupakan aspek kepribadian yang berusaha untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, dan impuls. Id bisa dikaitkan sebagai hal paling dasar dan bagian primitif yang ada dalam semua kepribadian kita yang tidak mementingkan kesopanan sosial, moral, dan realita yang ada saat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita.
- Superego : Merupakan bagian dari kepribadian yang mengusahakan ego untuk bertindak melalui cara yang idealistik dan memiliki nilai moral. Superego terbentuk dari moral yang telah diinternalisasikan dan berdasar dari nilai yang telah kita dapatkan melalui keluarga, anggota keluarga lain, pengaruh religius, dan masyarakat.
Waqas dkk. (2015) berpendapat bahwa dalam rangka untuk menghadapi kegelisahan, Freud mempercayai bahwa mekanisme pertahanan ego membantu untuk melindungi ego dari konflik yang dibuat oleh id, superego, dan realita. Namun apa yang terjadi jika ego tidak dapat mengatasi tuntutan dari keinginan kita, paksaan yang diberikan oleh realita, dan standar moral kita sendiri?
Freud berpendapat bahwa rasa gelisah merupakan kondisi keadaan batin yang tidak menyenangkan membuat banyak orang menghindar. Kegelisahan tersebut bertindak sebagai sinyal ke ego bahwa sesuatu terjadi dengan janggal. Akibatnya, ego melepas mekanisme pertahanan untuk membantu mengurangi perasaan gelisah tersebut (Waqas dkk., 2015).
10 Jenis Mekanisme Pertahanan yang Sering Digunakan
Berikut adalah 10 mekanisme pertahanan yang sering kita gunakan secara tidak sadar:
1. Denial
Merupakan mekanisme pertahanan ego yang paling sering kita jumpai. Denial terjadi ketika kita menolak untuk menerima realita atau fakta yang ada di hadapan kita. Memblok kejadian tersebut dari pikiran sehingga tidak perlu menghadapi pengaruh emosional yang terjadi. Secara mudahnya, kita menghindari realita yang sebenarnya sudah banyak disadari oleh orang lain.
2. Represi
Pikiran, memori, atau kepercayaan yang buruk tentang masa lalu bisa saja membuatmu terganggu. Daripada harus menghadapi hal yang membuatmu terganggu, kita bisa saja secara tidak sadar memilih untuk menyembunyikannya dengan harapan bisa melupakan hal tersebut secara menyeluruh
Walaupun memori tersebut telah hilang sepenuhnya, masih ada kemungkinan bahwa hal tersebut dapat memengaruhi perilaku kita dan ada kemungkinan berdampak terhadap relasi kita terhadap orang lain di masa mendatang.
3. Projection
Kamu mungkin pernah merasa perasaan atau pikiran yang mengganggu terhadap satu orang spesifik, pada kasus tertentu kamu memproyeksikan perasaan kamu menjadi kebalikannya. Contoh dari defense mechanism berbentuk proyeksi adalah kamu tidak menyukai teman barumu, daripada kamu menerima fakta bahwa kamu tidak menyukai orang tersebut, kamu memilih untuk memberi tahu dirimu sendiri bahwa teman barumu membenci dirimu.
4. Displacement
Kamu menyalurkan rasa emosi dan frustasi yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu yang tidak memiliki dampak terhadap dirimu secara negatif. Cara tersebut dapat memenuhi impuls kita dalam bereaksi tanpa harus menanggung resiko yang berat. Contohnya adalah ketika kamu memarahi adikmu karena kamu mengalami hari buruk karena telah dimarahi oleh dosenmu karena tidak dapat menjawab pertanyaan. Adikmu bukanlah sumber utama mengapa hari kamu bisa menjadi buruk, tetapi memarahi adikmu tidaklah membuat situasi lebih tegang jika kamu marah langsung terhadap dosenmu.
5. Regression
Orang yang merasa terancam atau gelisah mungkin secara tidak sadar melakukan ‘pelarian’ dengan cara yang sama dengan perilaku saat masih kecil. Ketika kita mengalami trauma atau kehilangan, kita mungkin akan bertindak seperti saat kita masih kecil. Tidak terkecuali dengan orang dewasa, orang dewasa yang kesulitan untuk menghadapi kejadian atau perilaku dapat memungkinkan untuk makan atau merokok secara berlebihan atau mungkin menjadi kasar secara verbal.
6. Rationalization
Kita berusaha untuk menjelaskan perilaku yang tidak diinginkan dengan sebuah gagasan fakta yang kita buat sendiri. Dengan cara tersebut, kita merasa lebih nyaman dengan pilihan yang telah diperbuat, walaupun secara sadar kita tahu bahwa hal tersebut tidak benar.
7. Sublimation
Mekanisme pertahanan diri yang dikatakan cukup positif karena orang yang melakukan mekanisme tersebut memilih untuk menyalurkan emosi atau perasaan yang kuat terhadap benda atau aktivitas yang aman dan tepat. Contohnya adalah kamu memilih untuk berolahraga setelah mengalami hari dengan penuh frustasi.
8. Reaction Formation
Mengubah perasaan yang kita ketahui menjadi sebaliknya. Ketika orang tersebut mengalami rasa frustasi, mereka lebih memilih untuk bereaksi dengan cara yang terlalu positif
9. Compartmentalization
Memisahkan hidup yang ada dalam berbagai sektor untuk melindungi berbagai sektor yang lain. Bingung? Contoh sederhananya adalah ketika kamu mengalami masalah personal dalam hidup, kamu berusaha untuk menutupi tersebut dari lingkungan kerja sehingga kamu tidak perlu merasa gelisah atau tertekan ketika berada di lingkungan kerja.
10. Intellectualization
Ketika mengalami masa sulit, orang dengan mekanisme pertahanan Intellectualization cenderung untuk berpikir tentang kejadian tersebut dengan cara memahami dan memelajari kejadian tersebut. Cara mekanisme bertahan tersebut memungkinkan individu untuk terhindar dari pemikiran yang berhubungan dengan situasi stres dari aspek emosional dan berusaha untuk fokus pada komponen intelektual atau memberikan ilmu terhadap individu tersebut.
Referensi:
Cherry, K. (2021, February 15). Common defense mechanisms people use to cope with anxiety. Retrieved March 29, 2021, from https://www.verywellmind.com/defense-mechanisms-2795960
Cramer, P. (2015). Understanding defense mechanisms. Psychodynamic Psychiatry, 43(4), 523-552. doi:10.1521/pdps.2015.43.4.523
Holland, K. (2019, February 11). Top 10 defense mechanisms and why we use them. Retrieved March 29, 2021, from https://www.healthline.com/health/mental-health/defense-mechanisms#defense-mechanisms
Waqas, A., Rehman, A., Malik, A., Muhammad, U., Khan, S., & Mahmood, N. (2015). Association of ego defense mechanisms with academic Performance, anxiety and depression in medical Students: A mixed METHODS STUDY. Cureus. doi:10.7759/cureus.337