Sidang defamasi Amber Heard dan Johnny Depp yang jadi trending topic belakangan ini turut menyumbangkan fakta terbaru tentang psikologi, khususnya di ranah gangguan mental. Buat yang tidak mengikuti sidang defamasi dari awal, mari kita tengok sedikit timeline kasus Johnny Depp dan Amber Heard.
Awalnya, hubungan Depp dan Heard baik-baik saja sebagai sepasang suami istri. Sampai akhirnya, tahun 2016, Heard menggugat cerai Depp dengan alasan bahwa Depp melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Gugatan ini menyebabkan pihak-pihak yang pernah bekerjasama dengan Johnny Depp membatalkan perjanjian kerjasama. Bahkan, Disney dan Warner Bros, dua perusahaan yang mengontrak Depp sebagai bintang utama franchise film mereka, mengumumkan memecat Depp setelah gugatan cerai Heard dilayangkan padanya.
Namun di tahun 2019, Depp mengajukan tuntutan balik sebesar 50 juta USD kepada Heard. Ia mengatakan bahwa dia sama sekali tidak melakukan KDRT kepada Heard dan malah sebaliknya. Justru Heard yang melakukan KDRT kepada Depp. Tuntutan ini disertai dengan keterangan saksi-saksi yang mematahkan klaim Heard bahwa ia pernah disiksa secara fisik oleh Depp.
Akhirnya, kedua belah pihak pun sepakat menghadiri sidang untuk menuntaskan kasus ini. Tanggal 11 April 2022 lalu, sidang ini dimulai di Pengadilan Tinggi Virginia. Yang menarik adalah tanggal 27 April 2022, pihak Johnny Depp mengundang Dr. Shannon Curry, seorang psikolog forensik, yang melakukan diagnosis terhadap Amber Heard. Menurut testimoni Dr. Curry, Amber Heard memiliki gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder) dan gangguan kepribadian histrionik (histrionic personality disorder).
Nah, kali ini kita akan membahas tentang gangguan kepribadian histrionik terlebih dahulu dalam artikel ini.
Disclaimer: Artikel ini hanya dimaksudkan sebagai sarana edukasi dan bukan untuk self-diagnose (mendiagnosa diri). Harapannya, artikel ini juga bisa membantu kita mengambil tindakan yang tepat apabila bertemu dengan individu yang mengidap gangguan yang sama.
Apa itu Gangguan Kepribadian Histrionik?
Gangguan kepribadian histrionik adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang ditunjukkan dengan ketidakstabilan emosi, self-image yang terdistorsi, dan keinginan yang besar untuk jadi pusat perhatian. Biasanya, orang-orang dengan gangguan kepribadian ini tidak hanya suka melakukan flexing, tapi juga suka membuat sensasi-sensasi yang menakjubkan. Pada kasus Amber Heard, diagnosis gangguan kepribadian histrionik ini sesuai dengan bukti-bukti yang dipaparkan dalam sidang, bahwa Heard membuat sensasi dengan menuduh Depp melakukan KDRT.
Gangguan kepribadian histrionik termasuk langka dan hanya ditemukan pada 1% populasi di dunia. Kebanyakan pengidap gangguan ini adalah wanita di usia 20-an awal atau remaja akhir.
Penyebab Gangguan
Masih belum terlalu jelas apa penyebab gangguan ini, namun para ahli percaya bahwa gangguan kepribadian histrionik diturunkan secara genetik. Misalnya, seseorang yang terlahir di keluarga dengan depresi dan kecemasan tinggi dapat mengembangkan gangguan kepribadian dalam bentuk apa pun. Selain itu, secara umum, kondisi keluarga dan sosio-ekonomi, trauma masa kecil, budaya, pendidikan, dan pengaruh lingkungan juga bisa memicu perkembangan gangguan kepribadian pada seseorang.
Gejala-gejala yang Muncul
Dilansir dari WebMD dan DSM-5, sejumlah gejala yang ditampakkan pengidap gangguan kepribadian histrionik antara lain:
- Selalu ingin jadi pusat perhatian dan tidak rela jika dibanding-bandingkan dengan orang lain.
- Dapat mengancam atau mencoba bunuh diri untuk mendapatkan perhatian.
- Mudah bosan atau frustrasi bila dihadapkan dengan rutinitas, sehingga cenderung tidak fokus pada satu tugas.
- Terlalu peduli dengan penampilan fisik serta dapat menggunakan penampilan fisik dan seksualitas untuk mencari perhatian.
- Terus-menerus mencari kepastian atau persetujuan dari orang lain.
- Mudah tertipu dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
- Terlalu sensitif terhadap kritik.
- Bertindak sangat dramatis, seolah-olah disaksikan oleh penonton.
- Jarang berpikir sebelum bertindak/impulsif.
- Bersikap egois dan tidak peduli dengan perasaan orang lain.
- Kesulitan membangun komitmen, baik dengan pekerjaan maupun dengan orang lain.
Cara Menghadapi Gangguan
Psikoterapi dengan fokus individu adalah treatment yang paling ampuh dilakukan untuk menangani gangguan kepribadian histrionik. Riset telah membuktikan bahwa terapi psikodinamika yang berfokus pada penyembuhan trauma bisa membantu individu untuk menangani permasalahan terkait gangguan kepribadian ini.
Menghadapi Orang dengan Gangguan Kepribadian Histronik
Lalu, bagaimana jika ada orang di sekitar kita yang mengidap gangguan kepribadian histrionik? Bagaimana cara menghadapi orang seperti ini?
1. Jangan termakan drama
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik sangat sering mendramatisir dan membesar-besarkan sesuatu, misalnya kesalahan orang lain terhadap dirinya. Maka dari itu, usahakan agar kita tetap berpikir logis dan tidak mempercayai apa yang mereka katakan.
2. Beri jarak agar amarah mereda
Seringkali orang dengan gangguan kepribadian histrionik memiliki amarah yang meledak-ledak. Jika hal ini terjadi, kita bisa terkena getahnya. Entah terluka secara emosional atau fisik. Maka dari itu, menjauh sementara waktu bisa menjadi jalan bagi kita untuk membiarkan mereka menenangkan diri ketimbang terlibat dalam masalah yang lebih besar.
3. Bicarakan dengan psikolog
Apabila teman, rekan kerja, atau pasangan kita memiliki gejala-gejala yang dicurigai mengarah pada gangguan kepribadian histrionik, sebaiknya kita langsung membicarakannya dengan psikolog untuk meminta saran profesional. Untuk masalah ini, psikolog paling mengerti apa yang harus kita lakukan.