Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan sebuah gangguan yang umum di antara para pejuang rakyat. Kita sering melihat para penyintas kejadian tragis berakhir dengan gangguan ini. Setiap individu jika mengalami PTSD akan mengalami pengalaman yang berbeda beda.
Bisson, Cosgrove, Lewis, dan Roberts (2015) menyatakan PTSD merupakan sebuah gangguan mental yang terjadi setelah eksposur terhadap kejadian yang sangat mengerikan dan mengancam. Mereka mengatakan kalau PTSD dapat terjadi dari satu peristiwa traumatis, atau sering disebut single incident traumatic event.
Apa itu Single Incident Traumatic Event
Single Accident Traumatic Event adalah sebuah kejadian yang mengancam hidup mereka ataupun sekitar mereka. Katakanlah sebagai sebuah peristiwa yang penuh stress dan memiliki dampak yang besar terhadap keadaan emosional mereka.
Sebuah kejadian seperti bencana alam, ataupun kejadian traumatis yang personal bagimu, atau mungkin juga bagi orang lain.
Pengalaman kejadian ini mampu meninggalkan seseorang dengan berbagai macam pertanyaan mengenai keamanan dan kendali mereka atas hidup. Pengalaman ini memang susah untuk dihadapi seorang diri, terutama bila mereka sedang mengalami perubahan lainnya dalam hidup mereka seperti; pekerjaan, hubungan dengan orang lain, dan lain-lain.
Kita semua memiliki respon yang berbeda terhadap peristiwa yang traumatis. Secara keseluruhan respon mereka tergantung pada pengalaman masa lalu, tingkat dukungan dari sekitar, dan sifat dari kejadian itu sendiri.
Mayoritas orang yang dipengaruhi oleh single incident traumatic events mampu mempelajari cara-cara yang bisa membantu keseharian mereka. Namun, terkadang mereka membutuhkan sedikit dukungan tambahan. Penting juga bagimu untuk mengingat bahwa tidak ada cara yang sempurna untuk membantu.
Terkadang mencari dukungan dari luar dibutuhkan untuk membuat hal-hal sedikit lebih mudah untuk diatur.
Apa dampak dari Single Incident Traumatic Event
Mengalami suasana di hati yang sangat kuat setelah peristiwa traumatis itu normal. Perasaan ini berupa:
- Ketidakpekaan dan melepaskan diri secara emosional: Merasa tidak terhubung dengan peristiwa yang terjadi, orang lain, serta dirimu sendiri
- Shock dan tidak percaya: Kaget dan merasa peristiwa itu tidak mungkin terjadi
- Rasa takut: Menakuti adanya kematian atau cedera, tidak mampu menghadapi kenyataan, atau takut peristiwanya terulang kembali
- Ketidakberdayaan: Merasa tidak punya kendali atas hidup
- Avoidance: Menghindari situasi yang mengingatkan diri tentang pengalaman itu
- Perasaan maupun pikiran negatif terhadap dunia/pengalaman tersebut
- Rasa bersalah atau malu: Perasaan ini timbul karena individu tidak mampu menghentikan peristiwa itu, atau karena lebih baik daripada orang lain, atau karena tidak memiliki reaksi/cara menghadapi yang ideal.
- Kesedihan: Karena barang/individu yang telah menghilang
- Isolasi: Merasa jika tidak ada orang yang memahami dirinya atau mampu membantu
- Kegembiraan: Terjadi karena senang masih hidup dan selamat
- Kemarahan dan frustasi mengenai kejadian itu, bisa juga muncul karena merasa peristiwa tersebut “tidak adil”
- Mengalami peristiwa untuk kedua kalinya: Individu merasakan peristiwa itu terulang dalam mimpi, pikiran, ataupun sebagai “flashback”
- Perubahan dalam hubungan sosial: Merasa jauh dengan orang lain/pasangannya
Beberapa pengalaman lainnya berupa:
- Pusing
- Perubahan dalam selera makan dan berat badan
- Jantung yang berdebar-debar
- Tubuh gemetar atau berkeringat
- Kesusahan tidur
- Kesusahan dalam berkonsentrasi
- Perubahan emosional, seperti mood swing, kecemasan, dan mudah marah
- Kesusahan di lingkungan sekolah atau kerja
- Kesusahan untuk melakukan kegiatan sehari-hari
- Mengambil resiko secara gegabah, termasuk penggunaan alkohol dan narkoba lainnya
- Terlalu waspada
Kebanyakan orang akan merasa lebih baik dengan seiring berjalannya waktu, kurang lebih beberapa hari/minggu setelah peristiwa itu terjadi.
Apa Itu Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)?
Seseorang pada umumnya akan mulai sembuh/pulih dari suatu kejadian traumatis dalam beberapa minggu. Tetapi beberapa orang akan memiliki gejala berkelanjutan, atau menemukan kalau gejalanya menjadi lebih parah.
Orang dalam kondisi tersebut memiliki kemungkinan yang besar untuk mengembangkan gangguan kesehatan mental seperti: Depresi, kecemasan, post-traumatic stress disorder (PTSD), atau tingkat penggunaan alkohol dan narkoba yang berbahaya.
Beberapa tanda dari PTSD yaitu:
- Pengingat bahwa peristiwa traumatis membawa kesusahan. Pengingat ini dapat berupa mimpi, flashback, pikiran atau ingatan mengenai peristiwa itu yang terjadi secara mendadak, dan reaksi psikologis yang mengingatkanmu tentang kejadian itu.
- Menghindari hal-hal yang mengingatkan tentang peristiwa traumatis itu. Seperti menghindari sebuah lokasi, individu, maupun acara. Seseorang juga bisa menghindari ingatan, pikiran, atau perasaan yang tidak diinginkan.
- Perubahan terhadap suasana hati dan perasaan. Termasuk perubahan besar terhadap keyakinan kepada diri sendiri, orang lain, maupun dunia. Ada juga perubahan yang signifikan terhadap keadaan emosional, sebuah perubahan terhadap emosi yang mencegah seseorang hidup seperti keinginannya. Individu yang menginginkan hidupnya penuh kebahagiaan akan merubah suasana hatinya secara drastis agar tidak sedih.
Kalau perubahan ini terjadi kepadamu atau orang lain selama satu bulan atau lebih, segera cari bantuan dari sekitarmu.
Jagalah Dirimu
Terkadang hidup akan seolah-olah menjadi kacau, tidak nyaman, dan bahkan membingungkan setelah kejadian yang traumatis. Nah, beberapa hal yang bisa kamu lakukan antara lain:
- Memutuskan media yang dikonsumsi untuk menghadapi permasalahan yang kamu hadapi, seperti menghindari bacaan/video yang membuatmu sedih
- Mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang yang kamu percayai, agar kamu bisa curhat mengenai perasaanmu. Termasuk keluarga, guru, sahabat, atau orang dekat lainnya.
- Kembali ke rutinitas lagi, seperti kembali bekerja, berolahraga, dan melanjutkan hobi yang kamu nikmati
- Buat waktu khusus untuk berolahraga, beristirahat, dan aktifitas yang kamu nikmati
- Kamu juga bisa mempelajari berbagai coping skill untuk membantumu dalam menghadapi berbagai kesusahan yang akan dilemparkan oleh dunia kepadamu
Berbicaralah kepada orang lain saat kamu sudah merasa siap. Meskipun terkesan sepele, berbicara dengan orang lain mengenai pengalamanmu dapat membantu dirimu dalam memahami apa yang telah terjadi.
Kapan Saat Yang Tepat Untuk Mencari Bantuan?
Mencari bantuan di tengah pandemi memang tidak mudah, tetapi ada banyak pilihan online. Namun, kapan saatnya harus periksa/terapi ke para ahlinya? Ketika kamu sudah mengalami gejala-gejala dari PTSD yang:
- Berlangsung lebih dari satu bulan
- Menjadi semakin parah seiring waktu
- Mengganggu pekerjaan, sekolah, hubungan sosialmu, atau bahkan aktivitas yang umumnya kamu sukai
- Menimbulkan pikiran untuk melukai diri sendiri atau orang lain.
Gejala dari post-traumatic stress disorder yang tidak segera dirawat dan tidak kunjung sembuh mampu berdampak besar kepada hidupmu. Mendapatkan bantuan secepat mungkin dapat membantumu dalam mengembangkan hal-hal dan meningkatkan kesempatanmu untuk sepenuhnya sembuh.
Dimana Tempat Yang Cocok Untuk Mendapatkan Bantuan?
Sebenarnya berbicara dengan seseorang yang kamu percayai dan membuatmu nyaman bisa membantu kok. Namun, salah satu alternatif untuk mendapatkan bantuan adalah dari tenaga profesional seperti Psikolog atau Psikiater.
Ada banyak solusi untuk penderita gangguan post-traumatic stress disorder seperti, terapi kesehatan mental atau Cognitive-Behavioral Therapy (CBT), terapi yang bisa meredakan kegelisahan seperti Exposure Therapy, terapi kesehatan psikologis & emosional seperti Psychological Debriefing, maupun bimbingan konseling (Khalika N., 2018).
Jangan lupa kalau kamu tidak perlu menceritakan semua detail dari kejadian itu, kecuali kamu sudah merasa sepenuhnya nyaman.
Referensi:
Bisson, J. I., Cosgrove, S., Lewis, C., & Roberts, N. P. (2015). Post-traumatic stress disorder. BMJ, h6161.doi:10.1136/bmj.h6161
Understanding trauma | headspace. (2020). Retrieved 22 December 2020, from https://headspace.org.au/young-people/understanding-post-traumatic-stress-disorder/
Khalika Nindias (2018). Apa Saja Tahap Trauma Healing Pasca-Bencana? – Tirto.ID. Retrieved 22 December 2020, from https://tirto.id/apa-saja-tahap-trauma-healing-pasca-bencana-cRoq