Kata orang, anak sulung selalu diasosiasikan dengan sifat pemimpin, sopan, mandiri, dan bertanggung jawab. Kalau dari sisi psikologis, benarkah demikian? Mari simak artikel berikut!
Kaitan Kepribadian dengan Urutan Kelahiran
Menurut Dr. Kevin Leman, dilansir dari Parents.com, urutan kelahiran memang mempengaruhi karakter dan kepribadian anak. Namun, hal ini dipengaruhi oleh bagaimana orang tua memperlakukan anaknya. Contohnya, anak yang lahir lebih dahulu biasanya akan diberi peran sebagai kakak oleh orang tuanya. Sedangkan anak yang bungsu biasanya akan diperlakukan lebih hati-hati karena dianggap paling kecil.
Sementara itu, menurut riset yang dilakukan Rohrer, dkk. (2015), urutan kelahiran anak tidak berpengaruh terhadap kepribadian anak, baik itu ekstraversi, imajinasi, stabilitas emosi, ketelitian, atau keramahannya terhadap orang lain.
Nah, dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa anak sulung, anak tengah, maupun anak bungsu mampu memiliki kepribadian yang dipengaruhi urutan kelahiran. Namun kembali lagi, kepribadian anak juga dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua dan dapat berubah seiring waktu bila terekspos oleh lingkungannya.
Karakter-karakter Anak Sulung Menurut Adler
Psikolog yang pertama kalinya mengemukakan tentang teori urutan kelahiran dan kaitannya dengan kepribadian anak adalah Alfred Adler. Menurut Adler, anak sulung, tengah, dan bungsu masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari kepribadiannya. Adler mengatakan bahwa anak sulung akan cenderung memiliki karakteristik berikut:
- Patuh pada orang tua
- Mudah mengalah
- Bertanggung jawab
- People pleaser (suka membuat orang lain senang)
- Strict dan bossy
Adler juga mengatakan bahwa anak sulung akan cenderung mudah iri hati dengan adiknya, karena orang tua akan lebih sering memperhatikan adiknya dibandingkan dirinya. Namun, karakteristik ini juga dipengaruhi oleh keadaan keluarga. Anak yang lahir lebih dahulu (first born child) tidak selamanya berperan sebagai ‘kakak’ bila meninggal dunia atau memiliki disabilitas, sehingga anak kedua (second born child) akan menggantikannya.
Fakta Karakter Anak Sulung secara Empiris
Sayangnya, teori Adler takkan berlaku apabila ada perbedaan budaya dan situasi sosial. Pada masyarakat yang menganut patriarki, peran anak sulung akan bergantung pada perbedaan gender. Misalnya, bila anak sulungnya perempuan, sedangkan anak keduanya laki-laki, justru yang akan didorong mengambil peran ‘anak sulung’ adalah anak laki-laki.
Selain itu, meskipun sejumlah penelitian membahas mengenai keterkaitan urutan kelahiran dengan performansi akademik atau sikap seseorang, hasilnya dianggap kurang konsisten. Maka dari itu, kita akan membahas fakta-fakta mengenai karakter anak sulung yang dilihat secara empiris.
1. Punya Kecerdasan yang Tinggi
Beberapa orang pasti sering membanding-bandingkan anak sulung dengan anak tengah dan bungsu terkait kecerdasannya. Anggapan bahwa anak sulung lebih cerdas daripada anak tengah atau anak bungsu ternyata tidak sepenuhnya isapan jempol.
Penelitian oleh Gilmore (2016) juga menyatakan bahwa urutan kelahiran anak tidak berpengaruh terhadap kepribadiannya, namun ada kemungkinan berpengaruh terhadap intelegensi, sehingga anak yang lahir lebih dahulu akan cenderung punya intelegensi yang lebih tinggi daripada anak yang lahir setelahnya, namun dengan jarak usia yang jauh.
Misalnya, antara anak pertama dengan anak keempat. Sedangkan menurut Botzet, dkk. (2021), urutan kelahiran anak berpengaruh terhadap inteligensi anak, khususnya apabila keluarga tidak memberikan perlakuan dan pendidikan yang sama.
2. Cenderung Menjadi Pemimpin
Seperti halnya menganggap anak sulung lebih mandiri, anggapan bahwa anak sulung punya jiwa pemimpin ternyata juga bukan common sense belaka. Riset membuktikan bahwa anak sulung ternyata memang memiliki kecenderungan berperan sebagai pemimpin atau menduduki posisi yang berkaitan dengan kepemimpinan (Black, 2017).
3. Bisa Menguasai Bahasa Asing
Riset dari Keller, dkk. (2015) menunjukkan bahwa kemampuan penguasaan bahasa asing sebagai bahasa kedua pada anak sulung ternyata jauh lebih baik daripada anak tengah atau anak bungsu.
4. Punya Self-esteem yang Tinggi
Sebuah penelitian di Tanzania oleh Nhandi (2017) melaporkan bahwa anak sulung cenderung punya self-esteem atau kepercayaan diri yang tinggi, yang dibuktikan dengan tingginya prestasi, baik dari segi akademik maupun di dunia kerja.
5. Tegas Menetapkan Keputusan
Menurut riset Campione-Barr, dkk. (2015), karena anak sulung selalu dituntut mandiri, ia akan cenderung punya ketegasan dalam menetapkan keputusan. Tingginya self-esteem juga dapat mempengaruhi bagaimana seseorang mengambil keputusan dan menetapkan penilaiannya terhadap apa yang baik bagi dirinya.
6. Punya Attachment Style yang Sehat
Penelitian Buunk (1997) menyatakan bahwa kelekatan anak dengan orang lain dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Anak sulung akan cenderung akan membangun attachment yang lebih sehat dengan orang lain, sedangkan anak bungsu akan cenderung mudah cemburu. Namun, ada peran serta dari pengasuhan orang tua di dalamnya, sehingga pernyataan Adler mengandung pengecualian bila dikaitkan dengan faktor parenting style.
References:
- Botzet, L. J., Rohrer, J. M., & Arslan, R. C. (2021). Analysing effects of birth order on intelligence, educational attainment, big five and risk aversion in an Indonesian sample. European Journal of Personality, 35(2), 234–248. https://doi.org/10.1002/per.2285
- Buunk, B.P. (1997). Personality, birth order and attachment styles as related to various types of jealousy. Personality and Individual Differences, 23, 997-1006.
- Campione-Barr, N., Lindell, A., Short, S., Greer, K., & Drotar, S. (2015). First- and second-born adolescents’ decision-making autonomy throughout adolescence, Journal of adolescence. 45. 250-262. 10.1016/j.adolescence.2015.10.009.
- Certel, Z., Aksoy, D., Çalışkan, E., Lapa, T. Y., Özçelik, M. A., Çelik, G. (2013). Research on Self-esteem in Decision Making and Decision-making Styles in Taekwondo Athletes. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 93(), 1971–1975. doi:10.1016/j.sbspro.2013.10.150
- Freese, J., Powell, B., & Steelman, L. C. (1999). Rebel without a Cause or Effect: Birth Order and Social Attitudes. American Sociological Review, 64(2), 207–231. https://doi.org/10.2307/2657528
- Gilmore, G. (2016). Understanding Birth Order: A Within-Family Analysis of Birth Order Effects. Undergraduate Journal of Humanistic Studies, 3.
- Horner, P., Andrade, F., Delva, J., Grogan-Kaylor, A., & Castillo, M. (2012). The Relationship of Birth Order and Gender with Academic Standing and Substance Use Among Youth in Latin America. Journal of individual psychology (1998), 68(1), 19–37.
- Marano, K.E. (2017). An Analysis of Empirical Validity of Alfred Adler’s Theory of Birth Order. Aletheia—The Alpha Chi Journal of Undergraduate Research, 2(1). 10.21081/AX0082.
- Rohrer, J.M., Egloff, B.; Schmukle, S.C. (2015). Examining the effects of birth order on personality. Proceedings of the National Academy of Sciences. doi:10.1073/pnas.1506451112