Depresi ringan merupakan topik yang hangat saat ini. Secara singkat, depresi merupakan kesedihan yang terus-menerus ada sehingga mengganggu kesejahteraan dan hidup orang tersebut (NIH, 2019., WHO, 2020). Karena tingginya tingkat stress yang muncul karena COVID-19 dan banyaknya kampanye mengenai kesehatan mental, akhirnya banyak pihak mulai sadar dengan pentingnya kesehatan mental.
Pada artikel ini kita akan belajar cara mengenali depresi ringan serta saat tepat untuk mencari bantuan. Dimulai dari mengenal depresi ringan, oke?
Mengenal Depresi Ringan
Seseorang dengan depresi ringan akan memiliki suasana hati yang rendah dan beberapa gejala depresi yang lain, tetapi gejala ini cenderung ringan, berbeda dengan gangguan depresi mayor.
Perubahan mood yang tak kunjung berhenti dapat menjadi tanda dari depresi, dan menjadi kondisi yang dikhawatirkan. Intervensi awal dapat membantu mencegah komplikasi serius muncul.
National Institute of Mental Health (NIMH) menyatakan bahwa perubahan dalam suasana hati dan perilaku dapat menjadi tanda-tanda depresi ringan. Beberapa gejala umum lainnya adalah:
- Mudah marah
- Capek, tidak seperti biasanya
- Merasa tidak berdaya
- Merasa bersalah atau tidak berharga
- Merasa sangat-sangat sedih
- Kesusahan untuk fokus
- Merasa tidak termotivasi
- Ingin ditinggal sendirian
- Memiliki kesakitan kecil yang tidak bisa dijelaskan
- Kehilangan empati terhadap orang lain
- Bergerak atau berbicara lambat
- Memikirkan kematian ataupun bunuh diri
- Perubahan dalam pola tidur
- Makan lebih banyak/sedikit dari biasanya
- Perubahan dalam pemakaian rokok, alkohol, ataupun narkoba
- Perubahan yang berhubungan dengan pekerjaan atau sekolah
Ciri-Ciri Depresi Ringan dan Sedang
Menurut American Psychiatric Association (APA) gejala dari gangguan psikologis depresi ringan atau moderat kurang lebih sama dengan depresi berat, hanya saja lebih ringan.
Seseorang dengan depresi ringan/moderat mungkin akan merasakan:
- Kesedihan
- Kehilangan nafsu makan
- Susah tidur
- Merasa tidak punya energi
- Susah konsentrasi
Mayoritas penderita depresi ringan bisa mengelola gejala-gejala ini, tetapi ada kemungkinan efek samping pada kehidupan sosial ataupun pekerjaan mereka. Meskipun orang lain mungkin tidak menyadari gejala-gejala dari depresi ringan dalam seseorang, orang lain masih bisa merugikannya para penderita depresi ringan.
Gejala-gejala dari depresi ringan juga bisa muncul setiap kali depresi itu kambuh. Hal ini menjadi salah satu tanda-tanda peringatan dari kemungkinan depresi berat. Seseorang yang mengalami gejala baru atau gejala yang semakin memburuk perlu mencari bantuan medis atau psikolog secepatnya.
Jenis-Jenis Depresi
NIMH juga membuat daftar dari berbagai jenis depresi yang umum. Berbagai gejala bisa muncul dari depresi ringan maupun berat dalam jenis apapun.
1. Persistent Depressive Disorder (dysthymia)
Seseorang bisa didiagnosa dengan gangguan ini apabila gejala depresi berlangsung setidaknya dua tahun.
Akan ada saat-saat ketika penderitanya merasakan gejala yang ringan, tetapi terkadang penderitanya juga mengalami gejala parah yang mengindikasikan depresi mayor.
2. Seasonal Affective Disorder (SAD)
Gangguan ini berkemungkinan muncul selama hari-hari yang lebih pendek pada musim gugur dan musim salju.
Ada kemungkinan bahwa kurangnya sinar matahari dan perubahan pola tidur berkontribusi terhadap gangguan ini. Orang yang menderita ini umumnya menarik diri dari masyarakat, berat badannya bertambah, dan tidur lebih banyak pada musim salju/.
3. Perinatal dan Postpartum Depression
Gejala-gejalanya dapat muncul saat dan/atau setelah melahirkan. Berbeda dengan “baby blues”, gangguan ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu sampai beberapa tahun.
Postpartum depression melibatkan kesedihan ekstrim, kecemasan, dan kelelahan. Gejala-gejala ini membuat para orangtua kesusahan dalam menjaga bayi mereka.
4. Bipolar Depression
Seseorang dengan gangguan bipolar akan mengalami perubahan dalam suasana hati. Ada kemungkinan kalau mereka memiliki gejala depresi sebelum atau setelah suasana hatinya naik. Saat suasana hatinya naik, mereka akan mengalami lonjakan energi dan aktivitas mereka tinggi/banyak.
5. Premenstrual Dysphoric Disorder
Gangguan ini mirip dengan PMS tetapi lebih parah. Beberapa gejalanya antara lain; sangat mudah marah, kecemasan, depresi yang berlangsung selama satu sampai dua minggu sebelum dua atau tiga hari setelah menstruasi mulai.
Pengobatan Bagi Penderita Depresi Ringan
Bila seseorang mengalami mood yang rendah selama dua minggu atau lebih, ada kemungkinan kalau dirinya memiliki depresi. Pada situasi seperti ini, seorang dokter seringkali bisa membantu.
Saat membantumu, para dokter mungkin akan menanyakan:
- Gejala yang sedang dialami
- Rekam Medis
- Pengobatan rutin
- Kebiasaan kerja dan gaya hidup
- Rekam medis keluarga
Ada juga kemungkinan kalau mereka akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes untuk menyingkirkan penyebab medis.
Seorang dokter akan memakai berbagai kriteria untuk mendiagnosis depresi dan berbagai penyakit mental. Seorang ahli/spesialis kemudian akan mendiagnosa orang tersebut dengan gangguan depresi mayor apabila mereka memiliki lima gejala atau lebih selama dua minggu atau lebih.
Gejala-gejalanya antara lain:
- Seringkali suasana hatinya depresi
- Berkurangnya minat dalam aktivitas yang biasa disenangi
- Perubahan signifikan dalam berat badan atau selara makan
- Kesusahan tidur atau sering terbangun saat tidur
- Terlalu banyak tidur
- Perasaan gelisah atau lambat yang terlihat oleh orang lain
- Kelelahan atau tenaga seringkali rendah
- Merasa tidak berharga atau bersalah
- Kesusahan dalam berpikir, berkonsentrasi, atau membuat keputusan
- Memikirkan kematian atau bunuh diri
Tes Online
Ada banyak tes online yang mengaku bisa mengidentifikasi depresi. Namun, kami sarankan anda untuk memakai tes yang resmi dan terjamin. Sebagai contoh uji yang benar-benar membantu, Tes PHQ-9 memakai kriteria diagnostik yang profesional dan memiliki sembilan pertanyaan. Para dokter sering menggunakan ini untuk mengidentifikasi depresi.
Apabila kamu merasa tidak nyaman untuk berbicara pada seorang dokter, kami sarankan mengambil tes ini online terutama dengan kondisi COVID-19 saat ini.
Jika hasilnya menyatakan orang tersebut memiliki depresi, dirinya perlu membuat perjanjian untuk bertemu seorang profesional yang memiliki lisensi untuk konfirmasi hasil diagnosis itu, dan dilanjutkan dengan pembahasan langkah-langkah selanjutnya.
Tips Gaya Hidup
Penderita depresi ringan dapat meminta dokter mereka untuk obat, tetapi mungkin mereka ingin memulai dengan perubahan gaya hidup:
Para ahli telah menyarankan bahwa merubah gaya hidup/kebiasaan yang dibawah ini bisa membantu:
- Diet
- Tingkat dan jenis olahraga
- Kegiatan rekreasi yang menawarkan interaksi sosial dan mengalihkan pikiran
- Terapi musik
- Relaksasi dan meditasi
- Kebiasaan tidur
- Kontak dengan orang lain, terutama mereka yang bisa menawarkan dukungan emosional
- Berinteraksi dengan hewan liar ataupun peliharaan
- Mengurangi konsumsi alkohol dan rokok
Para ilmuwan memiliki bukti kuat untuk mendukung perubahan gaya hidup seperti olahraga dan tidur. Namun, diperlukan lebih banyak studi untuk memastikan faktor-faktor lainnya.
Beberapa riset menemukan bahwa diet yang berfokus kepada makanan segar dan makanan yang belum diproses (organik) lebih baik dibandingkan diet orang barat (kandungan gula dan lemak yang tinggi).
Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa orang dengan depresi merasa tidak terlalu bosan, memiliki suasana hati yang lebih baik, tingkat stress yang rendah, dan detak jantung yang lebih rendah.
Terdapat juga sebuah penelitian yang menyarankan perubahan pada tempat kerja untuk membantu orang-orang yang menderita depresi karena stress pekerjaan.
Bila hal-hal diatas tidak membantu, mereka akan diminta mempertimbangan perawatan lainnya.
Pilihan Perawatan
Perawatan medis untuk depresi umumnya memiliki gabungan dari obat dan konseling/talking therapy.
Nah, mari kita jelaskan apa itu talking teori, serta caranya membantu para penderita depresi.
Talking Therapy
Dalam serangkaian sesi para pasien, mereka akan bekerja dengan seorang konselor untuk mengidentifikasi penyebab dari depresi dan mencari solusinya bersama-sama.
Terdapat berbagai terapi untuk depresi, seperti:
- Cognitive-Behavioral Therapy (CBT): CBT akan membantu penderita depresi alam memahami cara pemikiran mempengaruhi tindakan. Ilmu ini dapat membantu mengubah pola hidup yang tidak membantu.
- Guided Self-Help: Berbentuk sebuah kursus/buku petunjuk online dari seorang terapis, perawatan ini memberikan para penderita depresi alat-alat yang bisa membantu mereka dalam membuat keputusan.
- Behavioral Activation: Para penderita akan mempelajari langkah-langkah mudah dan praktis yang dapat membantu mereka terlibat dalam aktivitas dan menikmati hidup seperti biasanya.
- Interpersonal Therapy: Terapi ini membantu seseorang mencari cara-cara yang lebih efektif untuk mengelola hubungan.
- Counseling for Depression: Terapi ini mengajak penderita depresi untuk menjelajahi alasan depresi ada dan cara-cara untuk melaluinya.
Bila anda akan memakai jasa seorang terapis, carilah yang:
- Memiliki pengalaman dan kualifikasi yang relevan dengan kebutuhan orang tersebut
- Memiliki sebuah rencana dan jangka waktu yang sudah ditentukan untuk perawatan
- Mampu menjelaskan pendekatan yang dipakai dan alasan dibaliknya
- Memiliki ijin profesional untuk praktik psikoterapi
Obat-Obatan
Seorang dokter/apoteker mampu meracik obat-obatan yang bisa dipakai di samping konseling apabila metode-metode sebelumnya tidak membantu.
Menurut NIMH, obat-obatan seperti antidepresan, mampu mengobati depresi. Beberapa antidepresan yang umum antara lain fluoxetine (Prozac) dan citalopram (Celexa). Obat ini biasanya hanya bisa diresepkan oleh seorang psikiater.
Siapa Saja Yang Bisa Depresi?
Berdasarkan survei yang diadakan oleh National Institute of Mental Health pada tahun 2017, terdapat 17.3 juta orang dewasa di Amerika Serikat yang setidaknya mengalami satu episode depresi.
Depresi dapat memengaruhi siapa saja, tetapi NIMH mengatakan bahwa seseorang lebih beresiko terkena apabila mereka:
- Memiliki sejarah depresi pada dirinya sendiri ataupun keluarganya
- Pernah mengalami trauma atau stres
- Pernah mengalami perubahan hidup yang drastis, seperti kehilangan pekerjaan atau kehilangan seseorang yang dekat
- Memiliki penyakit yang tidak sembuh-sembuh.
Menurut National Health Service di Inggris, penggunaan alkohol dan narkoba juga berkontribusi terhadap kemunculan depresi.
Penutup
Jika kamu memiliki atau mengetahui bahwa seseorang menderita depresi, kami sarankan untuk mencari bantuan. Bantuan di fase-fase awal dapat mencegah gejala depresi menjadi lebih parah.
Kadang kala langkah pertama merupakan langkah yang paling sulit. Ubah pola hidup dan rutinitasmu sedikit demi sedikit. Namun, jika itu tidak membantu, pertimbangkan konseling yang disertai obat.
Segera cari bantuan bila seseorang memiliki ide untuk melukai diri sendiri, bunuh diri, atau keinginan untuk melukai orang lain.
Mayoritas asuransi akan membayar perawatan untuk depresi (termasuk psikoterapi dan obat-obatan) selama orang yang mencari bantuan memakai jasa seorang ahli kesehatan mental yang memiliki izin. Namun, tetap disarankan untuk memeriksa asuransi kalian untuk mendapatkan info yang lebih detail.
Bila kamu melihat seseorang yang mungkin menderita depresi, tahu kan perlu ngapain?
Sekian dari artikel ini, semoga informasi ini dapat berguna untukmu dan lingkungan sekitarmu.
Referensi:
https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression
https://www.who.int/health-topics/depression#tab=tab_1
https://www.nhs.uk/conditions/clinical-depression/causes/
https://www.nimh.nih.gov/health/statistics/major-depression.shtml
Artikel ini sangat membantu, tapi mungkin kedepan tolong bahas yang “depresi berat”