Sebagian dari kita mungkin pernah merasakan atau berada pada fase rendah diri. Rendah diri atau inferior ini cukup sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam efek berbeda beda antara satu individu dengan individu yang lain. Sebagian dari masyarakat ada yang tidak mengalami dampak signifikan, tetapi ada pula yang merasakan berbagai dampak negatif yang cukup signifikan. Misalnya saja rasa rendah diri yang dialami membuat individu yang bersangkutan kesulitan bersosialisasi, aktivitas kesehariannya terganggu dan sebagainya.
Dalam menghadapi rasa rendah diri tersebut, ada kalanya individu merasa bingung cara untuk mengatasinya, mulai dari belum merasa terlalu perlu untuk mencari bantuan profesional karena merasa masih ringan dan masih banyak lainnya. Melalui artikel ini akan dijelaskan mengenai rendah diri atau inferior berdasarkan keilmuan psikologi untuk meningkatkan pemahaman kita mengenai kondisi ini. Selain itu, artikel ini akan memberikan 5 contoh cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa rendah diri tersebut pada level individu.
Definisi Rendah Diri
Perasaan rendah diri disebut juga dengan istilah inferioritas dalam ilmu psikologi, namun demikian istilah inferioritas yang digunakan disini berbeda dari inferiority complex. Istilah inferioritas atau rendah diri yang dibahas pada artikel ini lebih mengarah pada inferiority feeling yang didefinisikan sebagai perasaan yang universal dimiliki oleh individu tentang ketidaklengkapan, kecil, kelemahan, ketidakpedulian hingga ketergantungan yang mana mana juga pernah kita alami di masa kecil (Inferiority Feelings, t.t.).
Perasaan rendah diri atau inferior ini juga bukan sebuah kondisi patologis dan normal dialami oleh individu, bahkan bisa menjadi motivasi bagi yang bersangkutan untuk menjadi individu yang lebih baik lagi (Noviekayati dkk., 2021).
Cara Mengatasi Rasa Rendah Diri
Setelah memahami bahwa rasa rendah diri atau inferior ini tidak selalu sebuah patologi atau kelainan, rasa ingin tahu untuk mengatasi kondisi ini mungkin semakin membuncah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, selain menjelaskan pengertian dari rasa rendah diri, akan dijelaskan juga beberapa cara mengatasinya.
Berikut ini terdapat lima cara mengatasi rasa rendah diri agar kamu tidak minder dan merasa malu.
1. Kenali dan pahami diri
Pada beberapa artikel dan saran yang diberikan oleh para ahli, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa rendah diri adalah meningkatkan kesadaran atau awareness bahwa setiap individu yang hidup di dunia ini unik dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Proses untuk meningkatkan kesadaran akan diri sendiri pada individu yang mengalami perasaan rendah diri atau inferior ini memanglah tidak semudah teori yang ada. Meskipun demikian, terdapat salah satu cara yang dapat digunakan ketika rasa rendah diri ini muncul.
Cara atau teknik yang dapat dilakukan adalah dengan mengenali dan memahami diri yang dapat dilakukan dengan mengingat kembali prinsip, nilai atau keyakinan yang dimiliki. Cara mengenal diri ini sejalan dengan pernyataan salah satu praktisi yaitu Nate Battle (dalam Jacob, t.t.) bahwa mengenali diri dapat membantu kita dalam mengurangi rasa rendah diri atau inferior.
Salah satu contoh penerapannya adalah ketika seorang fresh graduate bernama Rini yang belum mendapat pekerjaan atau belum juga melanjutkan studi merasa rendah diri karena teman-temannya telah melangkah lebih awal darinya. Merasakan kondisi yang mulai tidak kondusif karena rasa rendah diri tersebut, ia memilih untuk berhenti sejenak dengan tujuan mengenali dan memahami dirinya.
Pada fase ini, ia mengingat kembali tujuan, keinginan, nilai dan prinsip serta cita-citanya yang mengarahkan pada keputusannya saat ini. Ia sadar bahwa tujuan serta cita-citanya berbeda dari teman-temannya dan untuk mencapainya juga perlu usaha dan jalan yang tidak sama. Semenjak itu, ia tidak ragu atau malu ketika ditanya kenapa Rini tidak bekerja atau melanjutkan studi seperti kebanyakan temannya.
2. Jangan berpikir bahwa hidup adalah perlombaan
Pada beberapa kondisi mungkin dalam diri kita atau kita pernah mendengar orang lain membahas tentang kesuksesan, keberhasilan atau kondisi lain yang berakhir dengan membandingkan entah diri sendiri maupun orang lain. Hasil dari perbandingan ini kadang bisa meningkatkan semangat untuk menjadi lebih baik lagi.
Namun demikian, ada saat dimana dorongan dan motivasi ini berbanding terbalik dan justru menjadikan orang untuk berlomba-lomba lebih baik atau menyamai orang yang menjadi tolok ukur tersebut. Kondisi seperti ini yang justru dapat mengembangkan rasa rendah diri dan inferior dalam diri individu. Cara utama yang harus dilakukan untuk mengatasi inferioritas karena faktor ini adalah dengan berhenti melihat perjalanan atau kehidupan kita sebagai perlombaan (Wanjohi, 2019).
Pada kasus Rani yang memiliki permasalahan rendah diri karena membandingkan pencapaiannya yang belum sebaik teman-temannya, ia juga menerapkan cara ini sebagai “rem”. Ketika Rani merasa dia harus menyamai pencapaian teman-temannya dengan melanjutkan pendidikan pada bidang yang bukan passion-nya.
Ia mengingatkan pada dirinya bahwa ini semua ada perjalanan hidup yang harus dijalani dengan penuh syukur dan tidak perlu mengambil sesuatu yang nantinya bisa saja disesali. Ia juga mengingatkan dirinya bahwa Tuhan memiliki timing dan cara yang paling tepat agar Rani mencapai semua yang ia rencanakan.
3. Unlearn keyakinan yang salah
Dalam ilmu psikologi, tidak jarang ditemukan istilah learn and unlearn terhadap suatu hal, konteks, atau topik. Secara sederhana, proses unlearn atau melupakan apa yang dipelajari sebelumnya, ini mirip dengan proses undo saat kita mengetik di komputer, hanya saja proses unlearn ini pada konteks perilaku maupun keyakinan.
Unlearn atau melupakan keyakinan yang tidak tepat mengenai kondisi yang membuat kita merasa rendah, kecil, tidak bermakna, tidak cukup baik, atau lain sebagainya perlu untuk dilakukan dan disarankan untuk mengatasi rasa rendah diri (Hendel, 2018; Wanjohi, 2019).
Proses unlearn keyakinan-keyakinan yang tidak tepat mengenai diri kita atau kondisi tertentu memanglah tidak mudah dan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Meskipun demikian, upaya ini tetap dapat dilakukan baik sendiri atau bersamaan dengan cara lainnya.
Sebagai contoh, Rani yang menerapkan sedang berusaha menyadarkan dirinya bahwa hidupnya bukan sebuah perlombaan menyadari bahwa ia juga harus mengubah pemikiran atau keyakinan yang tidak tepat tentang topik tersebut. Rani yang selama ini meyakini bahwa “kalau mau sukses, aku harus setidaknya sama dengan teman-temanku” berusaha meyakinkan dirinya bahwa keyakinan itu tidak tepat dan mengatakan kepada dirinya bahwa “Tuhan telah menggariskan takdir dan perjalanan hidupku, sehingga aku tidak perlu terlalu kompetitif hanya untuk memuaskan keinginan dan gengsiku”.
4. Lakukan Afirmasi Positif
Afirmasi positif terhadap diri kita sendiri saat berproses untuk mengurangi rasa rendah diri juga dapat dicoba untuk dipraktikkan. Hal ini sejalan dengan saran yang diberikan oleh Fabiola Paul (dalam Jacob, t.t.) rasa rendah diri dapat dikurangi atau diatasi dengan melakukan afirmasi positif yang dilakukan secara personal. Ia Menyarankan untuk melakukan afirmasi positif ini sebelum atau sesudah tidur secara rutin untuk mengubah perasaan, keyakinan, maupun sikap kita.
Contoh penerapan afirmasi positif ini bisa dilakukan seperti Rani yang mengafirmasi dirinya setiap pagi setelah bangun dan saat malam sebelum tidur. Ia mengatakan dua buah kalimat yang sangat personal untuk dirinya, tetapi bisa saja menjadi kalimat yang umum bagi orang lain yang mendengar.
Berikut ini dua kalimat afirmasi Rani agar tidak merasa rendah diri dengan kondisinya yang belum seperti teman-temannya “Aku punya jalan dan cerita hidupku sendiri yang telah disiapkan Tuhan. Aku yakin Tuhan tidak melupakan semua usaha dan pengorbananku selama ini, sehingga Tuhan akan memberikan apa yang aku doakan, usahakan dan perjuangkan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang paling baik”.
Hasilnya, kamu bisa lebih menyayangi diri sendiri serta menerima kekurangan diri.
5. Lakukan relaksasi
Sama halnya dengan melakukan atau mengupayakan hal lain, proses mengatasi rasa rendah diri disadari atau tidak, cukup menguras emosi dan energi. Pada kondisi tertentu yang mana rasa inferior ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, melakukan afirmasi positif, self-talk, maupun meyakinkan diri terkadang masih belum cukup untuk mengatasi efek yang ada. Berkaitan dengan kondisi ini, Hendel (2018) menyarankan untuk melakukan relaksasi dengan menerapkan deep belly breathing dengan tujuan meredakan ketegangan serta menenangkan sistem saraf.
Cara relaksasi terutama dengan mengatur pernapasan dapat dilakukan dengan beragam teknik, tidak hanya deep belly breathing. Sebagai contoh, ketika rani merasa overwhelmed dengan rasa rendah diri yang ia alami, Rani berupaya mengatur nafas walau bukan deep belly breathing agar ia lebih tenang dan dapat berpikir jernih. Dalam kondisi tersebut, Rani berusaha menarik nafas dalam dan ditahan selama beberapa detik, kemudian dikeluarkan secara perlahan dari mulut. Setelah beberapa kali menerapkan relaksasi ini, Rani mampu menenangkan dirinya dan berpikir lebih jernih lagi.
Demikian penjelasan singkat mengenai rasa rendah diri atau inferior dari sudut pandang ilmu psikologi beserta lima buah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut. Perlu dipahami bahwa kelima cara tersebut bukanlah sebuah urutan dan dapat dilakukan secara terpisah serta diubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu. Selain itu, perlu diingat ketika rasa inferior ini memberikan dampak-dampak yang tidak dapat diatasi sendiri dan mengarah pada inferiority complex atau kondisi patologis lain, maka jangan ragu mencari bantuan profesional.
Referensi
Hendel, H. J. (2018, Mei 20). Why Do I Feel So Inadequate? Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/emotion-information/201805/why-do-i-feel-so-inadequate
Inferiority Feelings. (t.t.). AdlerPedia. Diambil 4 Oktober 2021, dari https://www.adlerpedia.org/concepts/72
Jacob, C. (t.t.). How to Stop Feeling Inferior to Others? 11 Experts Say… Upjourney. Diambil 4 Oktober 2021, dari https://upjourney.com/how-to-stop-feeling-inferior-to-others
Noviekayati, I., Farid, M., & Amana, L. N. (2021). Inferiority feeling pada remaja panti asuhan: Bagaimana peranan konsep diri dan dukungan sosial? Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 10(1), 104–118. https://doi.org/10.30996/persona.v10i1.4826
Wanjohi, S. (2019, Desember 6). How to stop feeling inferior and increase your self-worth. The Book of Sarah. https://thebookofsarah.com/how-to-stop-feeling-inferior-and-increase-your-self-worth/