Sungguh tak bisa kita pungkiri bahwa popularitas zodiak di kalangan gen Z dan millennials sangatlah tinggi. Bagaimana tidak? Zodiak menjadi patokan tentang bagaimana kita menilai perilaku dan kepribadian orang lain berdasarkan tanggal lahirnya.
Uniknya, tak jarang deskripsi zodiak itu juga terasa relatable dengan diri kita. Namun, gara-gara inilah banyak orang yang menggeneralisasi deskripsi tersebut, contohnya yang menyebutkan bahwa orang berzodiak Leo itu tidak sabaran, Pisces itu cengeng, Gemini itu menyebalkan, dan lain-lain.
Kondisi ini ada istilahnya di psikologi, lho! Namanya barnum effect!
Apa itu Barnum Effect?
Menurut Encyclopedia Britannica, barnum effect merupakan bias kognitif yang terjadi ketika kita percaya bahwa deskripsi kepribadian berlaku secara unik untuk diri kita, walaupun sebenarnya deskripsi tersebut berlaku untuk semua orang.
Dalam kehidupan sehari-hari, barnum effect sering terjadi saat kita membaca ramalan bintang, golongan darah, maupun bermain kartu tarot.
Bagaimana Barnum Effect Terjadi?
Cobalah kalian buka kembali rubrik ramalan bintang yang pernah kalian baca, entah dari medsos, koran, atau tabloid. Kemudian, carilah salah satu deskripsi zodiak yang sesuai dengan tanggal lahir kalian. Setelah itu, coba beralih ke deskripsi zodiak lainnya.
Jika kalian mencermatinya dengan baik, setiap deskripsi zodiak tersebut, misalnya cengeng, pemarah, pendiam, malas, emosional, dan lain-lain merupakan karakteristik yang dimiliki setiap orang. Coba saja kalian tanyakan pada diri sendiri.
Mungkinkah kalian menjadi orang yang pemarah sekaligus pendiam? Mungkin saja. Mungkinkah kalian pemalas sekaligus emosional? Sangat mungkin!
Nah, bagaimana? Sudah paham, kan?
Baik atau Buruk?
Lalu, sebenarnya, apakah barnum effect itu bisa berakibat buruk?
Bisa iya, bisa tidak. Semua tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Menurut Bertram Forer, psikolog yang meneliti barnum effect pertama kalinya, bias kognitif yang ditimbulkan dari membaca horoskop bisa menimbulkan kepercayaan yang keliru mengenai apa yang kita rasakan atau kita alami.
Akibat yang ditimbulkan dari kepercayaan yang keliru ini bermacam-macam, antara lain menjadi terlalu sering mengkritik diri sendiri, merasa ragu dengan keputusan, dan jadi terlalu sering berada di zona nyaman.
Di sisi lain, kita juga cenderung menilai orang lain berdasarkan informasi yang kurang lengkap mengenai mereka. Misalnya, ketika kamu membaca deskripsi zodiak Gemini, kamu akan menemukan informasi bahwa mereka plin-plan, tidak bisa diajak kompromi, dan overall sangat menyebalkan.
Barnum effect pun bekerja, sehingga kamu pun mempercayai hal ini. Mulai dari detik ini, kamu pun menilai semua Gemini itu menyebalkan.
Zodiak Belum Tentu Akurat
Faktanya, bila ditelaah lebih lanjut, zodiak setiap orang bisa saja tidak tepat! Misalnya, kamu yang seharusnya berzodiak Capricorn bisa jadi bukan Capricorn, tapi Aquarius. Mengapa bisa demikian?
Dilansir Live Science, penyebab dari hal ini adalah bumi yang terus bergoyang di sekitar porosnya dalam siklus 25.800 tahun. Goyangan ini disebut presesi, yang disebabkan oleh gaya tarik gravitasi bulan pada tonjolan ekuator bumi. Maka dari itu, tak heran bila secara periodik, setiap zodiak akan berbeda letak dari posisinya sebelumnya.
Akurasi zodiak setiap orang juga diperparah oleh letak matahari di konstelasi tertentu. Misalnya, kamu yang lahir di antara tanggal 23 Oktober dan 22 November mungkin akan menganggap dirinya Scorpio, namun bisa jadi pada tanggal tersebut, matahari tidak berada tepat di konstelasi Scorpio, tapi malah di konstelasi lainnya. Masuk akal, kan?
Mengatasi Barnum Effect
Tentunya, kita tidak mau membiarkan diri kita dikontrol oleh anggapan yang salah karena barnum effect, bukan? Itulah mengapa, kita harus menerapkan tiga hal berikut:
1. Berpikir kritis
Ketika kamu berhadapan dengan pernyataan yang terasa relatable dengan dirimu di rubrik horoskop, jangan langsung mentah-mentah mempercayainya.
Gunakan waktu untuk merenungkan pernyataan tersebut dan implikasi pernyataan tersebut terhadap kehidupanmu.
2. Mengontrol reaksi emosi
Dua faktor yang mendukung barnum effect adalah social desirability dan high endorsement rate. Dengan kata lain, kita akan mudah termakan pernyataan yang mengandung barnum effect bila pernyataan tersebut memuat informasi yang kita sukai dan menarik bagi diri kita.
Dari mana rasa suka itu berasal? Tentu saja dari reaksi emosional kita terhadap pernyataan tersebut. Maka dari itu, mengontrol reaksi emosi akan membantu kita bersikap lebih objektif dalam menilai pernyataan tersebut.
3. Perbanyak pengetahuan
Tips yang ketiga adalah cobalah untuk memperluas wawasan mengenai informasi-informasi yang populer di sekitar kita. Fungsinya agar kita terhindar dari bias-bias kognitif dan mengetahui bagaimana kita mengatasinya.
Contohnya, jika kalian tertarik dengan horoskop, cobalah mempelajari ilmu astrologi itu sendiri. Mengapa harus belajar? Semakin kalian mendalaminya, kalian akan semakin menyadari adanya cela atau kekurangan dalam ilmu tersebut.
Hari gini masih percaya kalau Gemini itu menyebalkan? Cobalah sesekali refleksi diri terlebih dahulu. Alih-alih si Gemini, jangan-jangan yang menyebalkan itu malah kamu sendiri!