Halo, Kawan Kampus Psikologi! Akhir-akhir ini, kesadaran tentang kesehatan mental semakin tinggi di kalangan anak muda Indonesia, apalagi pandemi COVID-19 telah menyadarkan banyak orang mengenai pentingnya kesehatan mental, terbukti dengan munculnya tren seperti self affirmation, psikologi positif, mindfulness, dan self care yang banyak dipopulerkan para influencer di media sosial.
Hal ini juga dibarengi perkembangan teknologi di zaman modern yang memungkinkan kita untuk mengakses layanan psikologi di mana saja kita berada. Maka dari itu, hari ini kita akan membahas aplikasi-aplikasi psikologi yang wajib kamu download untuk membantumu dalam kehidupan sehari-hari.
1. Headspace
Rating: 4.7 (Google Play), 4.9 (Apple Store)
Meditasi itu tidak hanya sekedar duduk diam sambil mengosongkan pikiran. Secara harfiah, meditasi adalah membiarkan tubuh kita pada keadaan tenang, tidak mencemaskan apa pun, dan fokus pada keadaan saat ini. Itulah sebabnya apabila kamu sedang kalut alias overthinking, meditasi bisa jadi cara ampuh menjernihkan kembali pikiranmu.
Siapa di sini yang sedang tertarik dengan meditasi tapi masih noob alias pemula? Headspace adalah aplikasi yang cocok buat kamu yang ingin belajar meditasi dan mempraktikkan mindfulness. Penggunaannya mudah dengan user interface yang menarik dan interaktif. Selain itu, Headspace juga punya kursus online yang dipandu oleh para ahli apabila kamu ingin belajar lebih intensif. Tidak hanya itu, Headspace juga sering bekerja sama dengan aktor dan selebriti untuk konten-konten yang menarik.
2. Daylio Journal
Rating: 4.8 (Google Play), 4.8 (Apple Store)
Menulis daily journal adalah salah satu cara menjaga kesehatan mental kita, karena menulis journal dapat membantu kita mencurahkan perasaan dan mengenali emosi yang kita rasakan pada waktu tertentu. Sekarang, menulis journal juga bisa dilakukan melalui aplikasi, salah satunya melalui Daylio Journal.
Aplikasi ini punya fitur utama, yaitu Mood Tracker, yang bisa kamu gunakan untuk mencatat mood-mu setiap hari. Desain yang intuitif dan terorganisir sangat ideal untuk me-review mood berdasarkan minggu, bulan, dan tahun serta mendapatkan gambaran mengenai perkembanganmu. Aplikasi ini juga termasuk ringan, sehingga tidak akan memenuhi storage memori dengan ukuran yang besar.
3. Riliv
Rating: 4.7 (Google Play), 4.1 (Apple Store)
Riliv adalah aplikasi kesehatan mental buatan anak bangsa. Serupa dengan Headspace, fitur utama Riliv adalah belajar meditasi secara online. Namun, Riliv juga punya fasilitas konseling psikologi yang bekerja sama dengan psikolog terpercaya. Kemudian, fitur lainnya adalah musik dan suasana ambience yang bisa membantu teman-teman yang sulit tidur, self development journal yang bisa digunakan sebagai catatan harian sekaligus psikoedukasi tentang kesehatan mental, mood tracker untuk mencatat emosi, dan bubble breath untuk melatih pernafasan.
Selain itu, Riliv juga punya fitur mental health journey, yang merupakan rangkaian aktivitas yang didesain oleh psikolog dan audio sastra seperti puisi dan cerpen yang bisa membantumu tenang jika kamu merasa cemas. Wih, lengkap, bukan?
4. Wysa
Rating: 4.9 (Google Play), 4.9 (Apple Store)
Siapa di sini yang sedang butuh konseling tapi belum punya dana ke psikolog? Aplikasi Wysa adalah kuncinya! Aplikasi interactive chatting ini memungkinkan kamu curhat dengan artificial intelligence (AI) bernama Wysa. Selain konseling online, kamu juga bisa mendapatkan tips-tips kesehatan mental yang bermanfaat dari sesi percakapan kalian tersebut, misalnya meditasi, terapi, dan afirmasi harian. Bagaimana dengan masalah privasi? Tenang, kalian tidak perlu khawatir data kalian dicuri atau curhatan kalian bocor, karena segala percakapan di Wysa sangat terjaga kerahasiaannya.
5. Forest
Rating: 4.8 (Google Play), 4.9 (Apple Store)
Aplikasi ini punya premis simpel, yakni kamu harus merawat sebuah pohon hingga menjadi hutan yang asri dengan cara menonaktifkan smartphone dalam jangka waktu yang ditentukan. Jika kamu berhasil, kamu akan mendapatkan poin dan tanamanmu pun akan semakin subur. Namun, jika kamu melanggar peraturan dan membuka smartphone sebelum waktunya, pohonmu akan mati. Menarik, bukan?
Mengapa aplikasi ini menjadi salah satu pilihan aplikasi psikologi? Karena tujuan utama aplikasi ini adalah membantu kita memfokuskan atensi dan mengatur prioritas, yang merupakan bagian dari hidup lebih mindful dan lebih produktif. Menurut definisinya, mindfulness adalah fokus pada keadaan saat ini dan tidak membiarkan diri kita dikuasai oleh hal-hal yang tidak penting. Jadi, bila kamu merasa susah memisahkan diri dari gadget atau kecanduan medsos, kamu bisa mencoba aplikasi Forest.
6. Habitica
Rating: 4.7 (Google Play), 4.1 (Apple Store)
Siapa di sini yang pernah memainkan role playing game alias RPG? Eits, tapi apikasi yang satu ini bukan game, melainkan semacam productivity tool yang digamifikasi. Dengan kata lain, aplikasi Habitica akan membuatmu seperti tokoh RPG yang mendapatkan EXP (experience points) dari rutinitasmu. Kamu cukup menuliskan aktivitas harianmu, seremeh apa pun, di sini, misalnya mencuci piring dan menyapu. Jika kamu melakukan aktivitas tersebut, maka kamu akan mendapat poin.
Aplikasi ini punya konsep yang mengingatkan kita pada salah satu teori psikologi. Menurut salah satu tokoh psikologi aliran behavioristik, B.F. Skinner, reinforcement dan punishment bisa menjadi cara memodifikasi perilaku dan menerapkan kebiasaan yang dikehendaki. Maka dari itu, aplikasi Habitica ini cocok banget buat kamu yang ingin hidup lebih terorganisir dan menghilangkan kebiasaan buruk, namun tidak punya motivasi atau tidak tahu bagaimana mulai melakukannya.
7. Finch
Rating: 5.0 (Google Play), 5.0 (Apple Store)
Lagi-lagi, kita mendapatkan aplikasi yang unik. Finch adalah aplikasi yang mirip Tamagotchi, karena di sini kamu bertugas sebagai caregiver hewan piaraan berupa burung yang lucu. Bedanya, Finch adalah piaraan yang membantumu melakukan self care yang dikemas dalam bentuk gamifikasi. Lewat Finch, kamu juga bisa mendapatkan afirmasi positif harian, melakukan journaling, dan mengumpulkan poin-poin dari aktivitas self care-mu untuk mendandani hewan piaraan dengan kostum-kostum lucu. Makin besar poinmu, piaraanmu bakal makin lucu dan cakep!
Konsep aplikasi ini memang termasuk lain dari yang lain karena kelihatannya seperti game. Hal ini dikarenakan aplikasi ini menerapkan metode gamifikasi untuk mengajarkan sebuah aktivitas atau ilmu tertentu, sehingga aplikasi ini akan membantu kita untuk fokus pada goals dan semakin bersemangat melakukan self care. Selain bisa mengusir bosan, aplikasi ini sangat cocok bagi kamu yang ingin melakukan self care namun terlalu sibuk atau tidak punya biaya yang cukup. Tertarik mencoba?
8. Inner Hour
Rating: 4.5 (Google Play), 4.1 (Apple Store)
Aplikasi ini menyediakan banyak macam jenis terapi psikologis yang didesain oleh para psikolog dan ahli terapi. Dengan user interface yang menarik dan desain yang menenangkan, aplikasi ini cocok digunakan bagi kalian yang membutuhkan terapi psikologi tanpa harus ke ahlinya langsung. Apalagi, di masa pandemi ini, pembatasan sosial membuat kita susah pergi ke psikolog. Beberapa jenis terapi yang bisa dicoba di Inner Hour adalah mengendalikan kecemasan, mengatasi depresi, dan mengelola emosi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu.
9. Kalm
Rating: 4.2 (Google Play), 4.2 (Apple Store)
Satu lagi aplikasi psikologi karya anak bangsa hadir di sini! Sesuai dengan namanya, Kalm tidak hanya menyediakan fitur konseling psikologi secara online, tetapi juga gratitude journal yang bisa kamu gunakan untuk menulis hal-hal yang kamu syukuri sehari-hari. Meskipun aplikasi ini masih tergolong baru, manfaatnya tidak kalah dengan aplikasi-aplikasi psikologi lainnya. Kalm juga memiliki media sosial yang aktif dan sering kali memposting untuk melakukan psikoedukasi bagi anak-anak muda.
10. MoodTools
Rating: 4.2 (Google Play), 4.8 (Apple Store)
Meningkatnya kasus depresi di masa pandemi membuat psikolog harus selalu siap siaga. Namun, kita tidak bisa ke psikolog setiap saat. Maka dari itu, kita membutuhkan aplikasi yang bisa mendampingi kita di saat depresi kambuh. Aplikasi MoodTools sangat cocok menjadi andalan apabila kamu merasakan gejala-gejala depresi atau mengalami kambuh.
Aplikasi ini dilengkapi dengan survei yang bisa diisi guna menentukan treatment apa yang cocok buat menangani kasus depresi tertentu. Setelah itu, aplikasi ini akan menyediakan saran treatment dan halaman untuk menuliskan pikiran-pikiran yang muncul saat depresi. Kamu juga bisa menyusun safety plan yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala-gejala depresi kambuh lagi.
Itu dia 10 aplikasi psikologi yang bisa membantumu menjaga kesehatan mental. Namun tetap saja, secanggih apa pun aplikasinya, kamu juga harus tetap menjaga relasi dengan orang-orang di sekitarmu. Karena kunci dari kesehatan mental yang esensial bukan hanya hubunganmu dengan diri sendiri, namun juga dengan lingkunganmu. Ingat, Kawan, your mental health is your responsibility!