Pernahkah kamu mendengar perkataan orang lain “jadilah dewasa”? Apakah saat ini kamu sudah merasa cukup dewasa? Sebenarnya apa saja yang termasuk bisa dikatakan dewasa? Bagaimana menjadi dewasa? Menjadi dewasa memang tidak mudah dan bagi beberapa orang merasa tidak siap. dewasa bukanlah mengenai kompetensi, semua berasal dari dalam diri sendiri untuk memulainya. Untuk tahu lebih jauh, simak penjelasan selanjutnya.
Definisi Dewasa
Menurut Maslow, orang yang dewasa adalah orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya yakni dengan mengenali potensi dalam dirinya dan telah menerima dirinya sendiri. Berbicara mengenai kedewasaan itu adalah hal yang sifatnya tidak konstan dan memerlukan proses. Selama hidup, manusia pasti mengalami permasalahan, seiring adanya masalah itulah adanya proses pendewasaan diri. Dewasa tidak hanya perihal fisik, melainkan dewasa secara emosi dan sosial.
Menurut seorang ahli psikolog perkembangan, Santrock (1999) orang yang tergolong dewasa muda berusia 20-40 tahun. Orang dewasa muda memasuki masa transisi secara fisik, intelektual, dan peran sosial (Dariyo, 2004).
Ciri Kedewasaan
Gordon Allport (1961) menggunakan enam kriteria untuk memberikan kedewasaan (atau kepribadian yang sehat). Berikut enam kriterinya:
- Perluasan diri, yakni dapat berkembang dibidang pekerjaan/ kehidupan keluarga
- Kemampuan untuk menghubungkan diri sendiri secara hangat dengan orang lain dalam kontak intim (cinta) dan non intim (kasih sayang).
- Keamanan emosional atau penerimaan diri, yaitu dapat mengenali dan mengatasi emosi diri sendiri
- Persepsi, pemikiran, dan penilaian yang realistis, yaitu melihat dunia sebagaimana adanya dan tidak menghindari kenyataan.
- Wawasan dan humor, yaitu mengenal diri sendiri dan mampu menertawakan diri sendiri.
- Filosofi kehidupan, yaitu pemahaman yang jelas tentang tujuan hidup.
Hogan dan Roberts (2004) memperkenalkan model kematangan sosioanalitik baru-baru ini. Menurut model tersebut, penting untuk membedakan antara bagaimana orang melihat diri mereka sendiri dan bagaimana orang lain melihatnya. Orang dewasa tidak selalu memusingkan perkataan orang lain yang selalu menuntutnya untuk sempurna. Orang dewasa mampu mengenali diri mereka sendiri, namun dapat melakukan introspeksi diri jika itu positif. Jika bagi orang lain ada hal yang salah, tentu orang dewasa berusaha memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan. Berusaha memahami perspektif orang lain mengenai diri kita itu perlu.
Para peneliti, yang mengevaluasi data dari 132.515 orang dewasa, usia 21-60, melihat tren rentang hidup secara keseluruhan dalam ciri-ciri kepribadian Big Five Theory – kesadaran, keramahan, neurotisme, keterbukaan dan ekstraversi. Berikut penjelasan singkat mengenai penelitian tersebut (https://www.apa.org/monitor/julaug03/personality):
- Ketelitian, suatu sifat yang ditkamui oleh organisasi dan disiplin, dan terkait dengan kesuksesan di tempat kerja dan dalam hubungan, ditemukan meningkat selama rentang usia yang diteliti, dengan perubahan paling banyak terjadi pada usia 20-an seseorang.
- kesepakatan, suatu sifat yang diasosiasikan dengan sikap hangat, murah hati, dan suka menolong, bertentangan dengan teori bahwa kepribadian tidak berubah setelah usia 30. Sebaliknya, orang-orang dalam penelitian ini menunjukkan perubahan paling banyak dalam hal keramahan selama usia 30-an dan terus meningkat hingga usia 60-an. Ini bahkan terjadi di antara laki-laki, yang menolak konsep “orang tua pemarah”
- Tingkat perubahan dalam sifat kesepakatan dan ketelitian sesuai dengan peran orang dewasa. Ketelitian tumbuh saat orang dewasa dan menjadi lebih baik dalam mengelola pekerjaan dan hubungan mereka, dan kesepakatan berubah paling banyak di usia 30-an saat Kamu membesarkan keluarga dan perlu mengasuh.”
- Sebagian besar perubahan kepribadian yang diamati umumnya konsisten di seluruh gender, kecuali untuk neurotisme dan ekstraversi, dengan skor wanita muda lebih tinggi daripada pria muda. Namun, perbedaan antara pria dan wanita semakin berkurang seiring waktu. Perbedaan neurotisme hanya terlihat pada masa muda dan dewasa muda dan menyempit seiring bertambahnya usia
- Keterbukaan menunjukkan penurunan kecil pada pria dan wanita dari waktu ke waktu, perubahan yang menunjukkan kurangnya minat dalam membentuk hubungan baru, dan mungkin menunjukkan minat yang lebih besar untuk menghabiskan waktu dengan sekelompok kecil kerabat dan teman terkenal seiring bertambahnya usia
Penyebab
Tentunya tingkat kedewasaan orang berbeda-beda, berikut faktor-faktor perbedaan kedewasaan seseorang:
- Faktor pola asuh orang tua. Orang tua yang menerapkan pola asuh yang baik akan membantu kedewasaan seseorang lebih baik disbanding pola asuh yang mengekang/otoriter/tidak peduli dengan anaknya.
- Faktor pengalaman. Tentu pengalaman seseorang berbeda dengan orang lain, hal-hal yang dilalui masing-masing individu dapat menjadi pelajaran individu tersebut.
- Faktor kepribadian. manusia adalah makhluk yang unik, kepribadian seseorang dapat mempengaruhi proses pendewasaan diri.
- Faktor lingkungan. Pergaulan adalah cerminan dirimu, pergaulan dapat mempengaruhi mindsetmu.
- faktor biologis. Ada beberapa orang yang tidak dapat mencapai kedewasaan karena permasalahan yang ada dalam tubuh.
Cara Menjadi Dewasa
Menua itu pasti dan menjadi dewasa itu pilihan. Bertambah usia namun tidak bertambah baik akan merugikan diri sendiri dan timbul penyesalan di akhir. Tapi tak perlu khawatir, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Dimulai dari sekarang tanpa perlu menundanya. Berikut cara menjadi dewasa:
1. Mengenali diri sendiri
ini berarti kamu melakukan introspeksi diri, mengenai kelebihan dan kekuranganmu. Hal ini akan membantumu untuk mengatasi kekuranganmu dan mengembangkan kelebihanmu.
2. Tetapkan tujuan
Jika Kamu tidak tahu apa yang Kamu tuju, bagaimana Kamu berencana untuk mencapainya? Orang yang dewasa dan bertanggung jawab menetapkan tujuan yang jelas. Penetapan tujuan memungkinkan Kamu menargetkan energi dan fokus pada aktivitas yang akan membantu mendorong Kamu menuju apa yang ingin Kamu capai.
3. Berlatih pengendalian diri
Mempelajari cara mengendalikan tindakan dan emosi Kamu adalah tanda kedewasaan. Ketika Kamu membiarkan emosi mengendalikan tindakan Kamu, segala sesuatunya bisa menjadi tidak terkendali dengan cepat. Belajar menganalisis dan mengelola perilaku Kamu bisa jadi menantang, tetapi dapat berdampak besar dalam hidup. Latihan berkomunikasi secara asertif daripada mengatakan hal berdasarkan emosi sesaat.
4. Tetap gigih
Kedewasaan adalah lari maraton, bukan lari cepat. Untuk menjadi dewasa dan bertanggung jawab dibutuhkan komitmen dan ketekunan. Menerima pertumbuhan pribadi adalah motivasi yang Kamu butuhkan untuk bekerja keras dan mengejar tujuan Kamu. Kesuksesan tidak diraih dengan cara instan melainkan dengan perjuangan.
5. Hormati pendapat orang lain
Orang memiliki pandangan berbeda walaupun topik sama. Menghormati keyakinan dan sudut pandang orang lain tanpa menghakimi adalah tanda bahwa Kamu memahami. Meskipun Kamu tidak setuju dengan pendapat seseorang, mendengarkannya menunjukkan bahwa Kamu dewasa dan berpikiran terbuka.
6. Membangun kepercayaan diri
Dibutuhkan rasa percaya diri yang kuat untuk mengelola semua bagian yang bergerak menuju kehidupan yang sukses. Jangan pernah meremehkan kemampuan Kamu dan mencintai diri sendiri apa adanya. Cara yang bagus untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan melakukan hal-hal yang berada di luar zona nyaman Kamu.
7. Akui kegagalan
Dalam kehidupan pasti ada proses jatuh bangun. Mengakui kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh akan memberi Kamu sikap yang benar dan akan mengajari Kamu bagaimana menjadi orang yang lebih kuat.
8. Mendengarkan lebih banyak
Berinteraksi dengan orang lain tidak selalu tentang bagaimana menanggapi mereka. Mendengarkan adalah tanda kedewasaan karena ketika Kamu mendengarkan, Kamu mengembangkan pemahaman yang lebih besar. Mendengarkan terlebih dahulu sebelum memaksakan pemahaman kita pada orang lain.
9. Hindari hal-hal negative
Negatif menciptakan berbagai emosi yang tidak akan membantu Kamu tumbuh. Orang yang dewasa dan bertanggung jawab biasanya bersikap positif. Kepositifan akan membantu Kamu melewati situasi sulit dan mengatasi rintangan yang harus dilemparkan hidup kepada Kamu. Termasuk meninggalkan lingkungan yang negative yang tidak mendukungmu ke arah yang lebih baik
10. Berkorban
Tanda kedewasaan adalah cukup bertanggung jawab untuk berkorban demi kebaikan orang lain, atau untuk masa depan tanpa ada kebencian. Orang yang bertanggung jawab memahami bahwa terkadang kepuasan perlu ditunda sekarang untuk mencapai hasil yang baik di masa depan. Dalam Bahasa jawa ada istilah “prihatin” yakni tidak bersikap berlebihan dan fokus ke hal penting.
11. Memberi
Memberi adalah tanda dari kedewasaan. Ketika Kamu memberikan waktu, pengetahuan, atau usaha Kamu kepada orang lain, itu menunjukkan bahwa Kamu telah mencapai tempat di mana Kamu mampu mengalihkan fokus Kamu dari diri Kamu sendiri ke orang lain.
12. Hindari gossip/hoax
Orang dewasa lebih mengutamakan objektif daripada subjektif. Berpikir dengan rasional dan realitas daripada percaya dengan perkataan tanpa fakta yang jelas. Semakin banyak bergosip ini akan menjatuhkan nilai dalam dirimu. Menceritakan kesalahan orang lain bukanlah hal baik, termasuk mempercayai hoax. Selektiflah dalam menerima informasi.
12. Memaafkan
Selama hidup tentunya kita pernah mengalami kekecewaan terhadap orang lain. Memaafkan adalah cara untuk dapat melanjutkan hidup dengan tenang. Tanpa memaafkan kita akan terus menerus terjebak di masa lalu dan ini tidak baik.
13. Jujur dan bertanggungjawab
Menjadi pribadi yang jujur dan bertanggungjawab adalah tanda kedewasaan. Tanpa adanya kejujuran kita akan merugikan orang lain, pun jika kita tak sadar dengan peran yang kita punya kita akan merugikan orang lain juga. Ini adalah etika penting dalam kehidupan.
Referensi:
Allport, G. W. (1961).Pattern and growth in personality. New York: Holt,Rinehart & Winston
Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta:
Grasindo.
Hogan, R., & Roberts, B. W. (2004). A socioanalytic model of maturity.Journal of Career Assessment,12, 207–217.
Santrock, John W. (1999). Life-span Development (7th edition). USA: McGraw
Hill
Haii…kak aku adalah salah satu siswi di sekolah swasta di Jawa tengah, aku adalah siswi kelas 11MA di Pati, Jawa tengah ,semoga tahun depan dapat melanjutkan difakultas psikologi..Amin
“Menjadi pribadi yang jujur dan bertanggungjawab adalah tanda kedewasaan” Vibes banget munurut aku gila parah suka pol sama kampus psikologi. Avv banget
beberapa penjelasan di atas bisa menjadi referensi untuk diri saya sendiri dan semoga untuk orang lain yang membaca nya juga. penjelasan mengenai faktor pengalaman sangat bisa saya rasakan dalam kehidupan sehari hari dan semoga saya bisa membiasakan diri terhadap masalah yang nyatanya sangat lumrah untuk di hadapi semua orang terutama orang dewasa. terima kasih
Dari sini saya belajar, bahwa dewasa bukan hanya tentang bahasa dan cara kita dalam berbahasa, namun tentang banyak hal termasuk sikap dan kepribadian,
Bener banged! dari pengalamanku, pola asuh orang tua dan pengalaman emang ngaruh banget sih sama kedewasaan. Contohnya kakakku sama aku, umur kita beda jauh dan banyak yang bilang yang lebih dewasa malah aku. Awalnya mikirku kok gini dan ternyata emang valid sih, karena apa? Aku lebih dididik mandiri dan harus berjuang buat dapetin apa yang aku mau. Trus aku dididik buat, tanggung jawab sama apa yang aku lakuin. Dan pengalaman itu berhubungan banget sama pola asuh orang tua, pola asuh yang mengajarkan mandiri, tanggung jawab bisa mengajak aku pada pengalaman yang gk semua orang itu mengalaminya juga. Dan karena kedua hal itu, aku jadi punya kepribadian yang jarang banget diumur segini itu ada yang miliki. Contoh aku lebih bisa berpikir positif sama orang, aku lebih bisa memahami perjuangan orang, rasa sedihnya orang (karena aku sudah melewati apa yang dirasakan sama orang itu)
Aritikel kayak gini hebat banget sih, bisa ngerubah pola pikir orang. Semangat author!
Artikel ini sangat sesuai dengan yang sedang kualami, merasa belum sepenuhnya dewasa dan masih terbawa-bawa kebiasaan lama. Informasi yang sangat bermanfaat untuk pengembangan diri para pembaca. Good writer, thankyou kampus psikologi.