Psikologi warna

Psikologi Warna – Makna dan Pengaruh kepada Pikiran

Sebelum membahas tentang psikologi warna, setiap kali menghadiri pesta pernikahan, pernahkah terpikir oleh Anda mengapa gaun pengantin berwarna putih? Sebaliknya, ketika sedang melayat kerabat yang meninggal dunia, pernahkah Anda mempertanyakan kenapa kita harus mengenakan pakaian hitam? Ya, setiap warna merepresentasikan keadaan emosi, menginspirasi reaksi, dan merubah mood kita. Pendek kata, warna berperan penting terhadap kehidupan kita sehari-hari.

Contohnya, dalam keperluan bisnis, psikologi warna bisa berperan terhadap peminatan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Selain itu, dalam dunia desain dan arsitektur, warna adalah salah satu elemen dalam desain yang memiliki makna simbolik, yang merepresentasikan status dan estetika suatu desain (Nasar, 1988). Meskipun demikian, menurut Lang (dalam Nasar, 1988), warna bukanlah satu-satunya elemen desain yang berpengaruh terhadap psikologis manusia. Masih ada elemen lain seperti spasial, material, dan pencahayaan.

Nah, untuk memperjelasnya, kali ini kita akan membahas macam-macam warna dan pengaruh psikologi warna kepada pikiran manusia.

Jenis-jenis Psikologi Warna

  1. Merah

Warna merah adalah salah satu warna primer di samping wana biru dan kuning. Dalam teori RGB, warna merah terdiri dari 100% merah, 0% hijau, dan 0% biru. Merah diasosiasikan dengan energi, antusiasme, kekuatan, keyakinan diri, gairah, cinta, dan keberanian. Penggunaan warna merah akan meningkatkan metabolisme, tekanan darah, dan pernapasan. Selain itu, warna merah juga merupakan warna yang paling dominan dan atraktif dibandingkan warna-warna lainnya, sehingga suka dijadikan sebagai simbol peringatan terhadap bahaya.

  1. Hijau

Warna hijau adalah simbol alam, dan setiap benda yang berwarna hijau akan merepresentasikan karakteristik alam, yaitu kemurnian, kesuburan, dan pertumbuhan. Psikologi warna hijau juga mendukung suasana yang penuh vitalitas dan produktivitas, serta menenangkan dan menyegarkan. Selain itu, warna hijau dalam kehidupan sehari-hari juga menggambarkan ketulusan dan kasih sayang yang murni. Misalnya, dalam logo Greenpeace, warna hijau menyimbolkan kedekatan organisasi Greenpeace dengan tujuan utama organisasi tersebut, yaitu merawat dan menjaga kelestarian alam.

  1. Biru

Sama halnya dengan merah dan kuning, biru adalah warna primer. Warna biru menjadi simbol emosi dalam psikologi dari ketenangan dan kedamaian, berlawanan dengan merah yang berapi-api dan membara. Asosiasi lain dari warna biru adalah elemen air. Oleh karena itu, biru juga menjadi simbol dari refleksi diri. Karena merupakan kebalikan dari merah, biru juga memperlambat metabolisme dan pernapasan, membuat orang menjadi lebih rileks dan tidak tegang. Adapun karakteristik warna biru pada manusia dikaitkan dengan sikap empatik, imajinatif, penuh perhatian, dan idealis, penuh integritas, dan mengutamakan ketulusan dalam hubungan.

  1. Coklat

Coklat adalah warna yang kesannya lebih serius ketimbang warna-warna yang diuraikan sebelumnya. Warna coklat merupakan simbol kebijaksanaan dan stabilitas. Oleh sebab itu, warna coklat sering diasosiasikan dengan figur maskulin atau paternal figure yang menjaga keseimbangan dan keselarasan dalam suatu keluarga atau lingkungan. Oleh karena itu, warna coklat, terutama coklat tua, juga menjadi simbol resiliensi, kedewasaan, dan kematangan secara pemikiran. Sejumlah brand kuliner, seperti A&W juga memakai nuansa warna coklat untuk dekorasi interior, agar saat pelanggan memasuki restoran mereka, kesannya akan terasa ‘seperti di rumah.’

  1. Jingga

Warna jingga, seperti halnya merah, merupakan warna yang cerah dan dominan, sebab warna jingga adalah perpaduan dari merah dan kuning. Oleh karena itu, sisi psikologi warna jingga sering diasosiasikan dengan keceriaan dan kebahagiaan. Selain itu, warna jingga juga digunakan untuk menggambarkan positivisme, komunikasi, dan semangat muda. Salah satu brand yang menggunakan warna logo jingga adalah stasiun televisi Nickelodeon yang terkenal dengan tayangannya yang menargetkan anak-anak serta remaja. Selain itu, warna jingga yang menyimbolkan sisi psikologi komunikasi juga menjadi warna utama perusahaan telekomunikasi Prancis, Orange.

  1. Kuning

Kuning adalah simbol dari kebahagiaan, energi, dan inteligensi. Selain itu, warna kuning juga diasosiasikan dengan elemen cahaya, sehingga seringkali kita menjumpai warna kuning banyak dipakai untuk menggambarkan sumber-sumber cahaya seperti matahari, lampu, kilat, dan bintang. Sebagai simbol inteligensi, kita sering melihat penggambaran seseorang yang sedang berpikir, kemudian mendapatkan ide, dengan sebuah bohlam lampu kuning yang menyala di kepalanya. Hal ini bukanlah sebuah asumsi belaka, sebab penelitian telah membuktikan bahwa warna kuning mampu meningkatkan aktivitas mental dan semangat seseorang. Selain itu, warna kuning juga meningkatkan aktivitas otak kiri, yang merupakan pusat dari pemikiran rasional. Namun, penelitian juga menganjurkan untuk membatasi penggunaan warna kuning, karena warna kuning yang berlebihan juga dapat menimbulkan stres karena distraksi.

  1. Pink

Warna pink atau merah muda adalah percampuran warna merah dan putih. Ciri dari psikologi warna pink sering menjadi simbol kelembutan, kasih sayang, kepolosan, dan harapan. Selain itu, seringkali kita melihat warna pink digunakan pada brand yang menargetkan kaum wanita, sebab warna pink juga diasosiasikan dengan feminisme.

  1. Ungu

Warna ungu adalah percampuran warna merah dan biru. Penggunaan warna ungu seringkali diasosiasikan dengan kemewahan dan kekuatan. Bangsawan juga menggunakan warna ungu sebagai simbol status sosial yang tinggi. Namun, warna ungu juga menggambarkan kreativitas, dan ambisi, yang tidak terlalu menyolok seperti merah, tetapi intens seperti biru, serta memiliki kesan misterius. Maka dari itu, tak heran bila kita sering melihat warna biru sebagai warna logo brand cokelat dengan kesan ‘mahal’ seperti Cadbury, yang meskipun sudah terkenal di masyarakat, tetap selalu berinovasi dengan macam-macam rasa produknya.

  1. Putih

Masih ingatkah Anda dengan pertanyaan di awal, tentang mengapa pengantin wanita selalu mengenakan gaun putih? Warna putih menjadi simbol kesucian, kebersihan, ketulusan, keyakinan spiritual, dan permulaan. Oleh karena itu, apabila diasosiasikan dengan pernikahan, warna putih menggambarkan sesuatu yang sakral, sebuah permulaan dari kehidupan baru. Sebuah lagu dari band terkenal di Indonesia juga pernah menyisipkan lirik ‘kita terlahir bagai selembar kertas putih,’ yang artinya, setiap manusia terlahir ke dunia sebagai insan yang belum ternodai oleh dosa. Warna putih juga sering digunakan sebagai simbol harapan dan perdamaian (seperti pada merpati putih), serta hal-hal positif lainnya.

  1. Hitam

Akhirnya, kita sampai pada warna terakhir, yaitu hitam. Warna hitam adalah warna paling kompleks diantara warna-warna lainnya. Sebagai oposisi dari putih, hitam seringkali diasosiasikan dengan sesuatu yang misterius dan terkadang menimbulkan kesan depresif. Oleh sebab itu, warna hitam sering dikaitkan dengan kematian atau dukacita, serta hal-hal yang menakutkan. Ada rasa cemas atau ketidaknyamanan yang bisa timbul apabila seseorang menjumpai warna hitam atau mendengar suatu istilah dengan kata ‘hitam’ yang melengkapinya, misalnya wabah hitam, lubang hitam, dan lelucon hitam (black humor). Namun, tidak selamanya warna hitam selalu dikonotasikan negatif. Beberapa brand yang menampilkan kesan mewah dan elegan selalu menggunakan psikologi warna hitam untuk menarik pelanggan, contohnya Make Over, Meadowlark, dan Mott & Bow.

References

Anonim. (2020). The Pscyhology of Colors and Their Meanings. Diambil kembali dari Color Psychology: https://www.colorpsychology.org/

Nasar, J. L. (1988). Environmental Aesthetics: Theory, Research, and Application. Cambridge: Cambridge University Press.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *