Manajemen Diri

Manajemen Diri Mudah Bagi Kaum Rebahan Dengan 4 Langkah!

Ugh, pusing banget nggak sih rasanya kalau dapat kerjaan bejibun, padahal kamu juga harus menggarap tugas akhir, dan di sisi lain kamu pengen banget menyempatkan diri jalan-jalan dengan teman-temanmu? Well, well, namanya juga manusia. Kalau nggak melakukan sesuatu, rasanya gabut. Tapi, eh, begitu lagi banyak kesibukan, pengennya melarikan diri. Wajar, kok, kita semua mengalaminya semakin kita bertambah dewasa. Beban pikiran kita nggak hanya seputar sekolah dan main, tetapi juga menata masa depan. Yang penting adalah kamu tahu caranya mengatur waktu dan manajemen diri supaya kamu bisa tetap produktif di sela-sela kesibukanmu.

Eh, tapi, bagaimana kalau kamu sendiri terlalu mager alias malas gerak untuk memanajemen diri sendiri? Lagipula, usut punya usut, pandemi COVID-19 mendukung munculnya sekelompok manusia baru bernama kaum rebahan. Memang, sih, di masa pandemi ini kaum rebahan menjadi ‘pahlawan,’ tapi siapa sih yang nggak mau rebahan sambil tetap menghasilkan sesuatu yang bermakna? Jadi, tenang, metode manajemen diri ini aman bagi kaum rebahan, kok. Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah…

Bangun Dulu, Woi!

Hehehe, bercanda. Bangun dulu itu pasti, tapi langkah pertamanya yang benar adalah… 

Table of Contents

Tentukan Waktu Kerja yang Efektif

Menyambung tadi, cobalah sedikit merangsek keluarlah dari tempat tidurmu. Yak, betul, julurkan satu kaki. Terus, julurkan sampai menapak lantai. Nah, coba rasakan bagaimana dinginnya lantai yang kamu pijak saat ini. Setelah itu, fokuskan pikiranmu pada tugas atau pekerjaan yang akan kamu lakukan hari ini. Tanyakan pada diri sendiri, kira-kira, berapa lama kamu bisa tahan bekerja sampai kamu pengen rebahan lagi? Misalnya, nih, kamu cuma bisa tahan bekerja 2 jam. Ya sudah, penuhilah 2 jam itu dengan fokus pada pekerjaanmu. Setelah 2 jam itu habis, kamu bisa kembali melakukan hal lain, misalnya nonton TV, nge-game, atau hangout bareng teman-temanmu. (Eh, tapi jangan lupa, di masa pandemi tetap jaga jarak, ya!)

Multitasking? Siapa Takut!

Eits, kata siapa multitasking itu selamanya jelek? Selama satu dekade ini, zaman sudah semakin kompleks. Kita sudah memasuki era di mana fleksibilitas dan agility dibutuhkan guna membentengi diri dari tantangan yang tidak terduga. Tak heran jika perusahaan-perusahaan besar dunia berlomba-lomba untuk menjadi yang paling agile. Teknologi telah mengubah permintaan konsumen, dan mereka menginginkan suatu pelayanan yang lebih efektif dan efisien, sehingga perusahaan-perusahaan ini pun juga harus demikian. Efektif dan efisiensi juga tidak hanya diaplikasikan pada produk atau jasa, tetapi juga gaya kerja individu. Mau tidak mau, kita harus berani multitasking bila dibutuhkan.

Nah, lalu apa keuntungannya multitasking? Riset melaporkan dari studi fMRI pada individu yang suka melakukan multitasking akan mengembangkan sebuah proses belajar yang berbeda dari orang normal, maksudnya yang tidak sering multitasking. Dengan kata lain, otak seorang multitasker akan bekerja secara otomatis menyesuaikan dengan situasi yang dihadapinya, memungkinkan mereka mampu mengerjakan lebih dari satu pekerjaan. Namun tetap saja, karena ketahanan kerja tiap individu berbeda-beda, untuk beberapa kondisi, multitasking dapat menurunkan produktivitas dan menyebabkan error. Maka dari itu, kamu bisa mengakalinya dengan mengatur ritme kerjamu. Selain mengatasi terjadi error karena mengerjakan lebih dari satu hal sekaligus, kamu juga bisa mengatur kapan kamu harus bekerja dan kapan harus beristirahat.

Buatlah Plan Manajemen Diri

Plan itu tidak harus soal karir atau keuangan, kok. Buat saja suatu plan untuk menjadi lebih produktif selama sebulan. Manfaat membuat plan bagi diri sendiri antara lain memungkinkan kita untuk lebih mandiri, self-reliant, dan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu demi menggapai tujuan yang terdiri dari goal setting, behavior monitoring, dan self reinforcement.

Goal setting

Goal setting adalah menetapkan tujuan yang mau kamu capai. Misalnya, dalam sebulan, kamu ingin menghabiskan 20 jam per minggu untuk proyekan, supaya di akhir bulan nanti kamu bisa dapat gaji dan bisa meneruskan main Arknights atau hangout di Twitch bareng circle-mu. Keinginan 20 jam bekerja selama seminggu untuk dapat gaji, ditambah keinginan kembali main dengan teman adalah goal kamu.

Behavior monitoring

Setelah goal sudah ditetapkan, kamu tinggal melakukan behavior monitoring untuk menjaga dirimu tidak melenceng dari perjalanan menuju goal yang sudah kamu tetapkan sekaligus mengembangkan skill untuk menghasilkan perilaku yang dikehendaki. Misalnya begini, kamu udah nggak tahan mau main Arknights, padahal proyekan belum kelar. Kamu bisa meng-uninstall sementara permainan itu dari smartphone untuk menghindari godaan. Kalau proyekan sudah kelar, kamu bisa meng-install-nya ulang. (Yang penting username dan password diamankan dulu! Hehehe.)

Self reinforcement

Reinforcement atau penguatan terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah memberikan sesuatu yang nyaman untuk meningkatkan perilaku, sedangkan penguatan negatif adalah menghilangkan sesuatu yang tidak nyaman untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan. Contoh penguatan positif yang sederhana adalah memberi pujian kepada diri sendiri. Misalnya, sebelum tidur, kamu bisa bercermin sambil berkata, “Hei, terima kasih, ya, kamu sudah berusaha keras hari ini!” kepada dirimu sendiri. Sedangkan contoh penguatan negatif, misalnya, dengan menghilangkan kebisingan atau bau-bau menyengat yang bisa mengganggu kamu dalam bekerja.

Oya, terkadang, penguatan positif itu disamakan dengan pemberian reward, padahal peran dan bentuk mereka berbeda. Dalam konteks manajemen perilaku, reward diberikan sebagai finale atau penghargaan akhir dari perjuangan yang sudah kamu lakukan demi mencapai goal. Jadi, misalnya, setelah kamu berhasil melakukan monitoring diri dan mencapai goal, berilah hadiah atau reward bagi diri sendiri. Reward itu bisa berupa memberi kesempatan ‘khilaf’ makanan yang kamu idam-idamkan dari hasil proyekan, atau membelanjakan alat baru buat gaming, atau sesederhana menghabiskan waktu berjam-jam buat hangout dengan kawan-kawan satu circle-mu sambil streaming Twitch.  

Berikan Waktu untuk Self-Care

Self-care banyak dipromosikan oleh agen-agen kesehatan mental belakangan ini, karena efeknya yang positif bagi berbagai kalangan. Sebuah penelitian melaporkan bahwa mempraktikkan self-care bagi pekerja medis yang mengalami burnout akan meningkatkan well being dan self awareness. Selain itu, self-care yang dikuatkan dengan self compassion merupakan komponen terpenting yang mendukung kepuasan hidup bagi lansia sehingga dapat mengurangi gangguan mental pada lansia. Ehem, mungkin kaum rebahan akan protes, “Bagaimana kalau kami terlalu mager buat melakukan self-care?”

Ah, jangan khawatir. Beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan untuk self-care antara lain makan makanan sehat dan mengatur tidur yang cukup. Yep, tentu saja, perlu digarisbawahi bahwa tidur yang cukup bukan berarti rebahan setiap hari, lho. Kebiasaan tidur terlalu lama bisa meningkatkan risiko serangan jantung, diabetes, dan stroke. Maka dari itu, kamu harus mengimbanginya dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, bersih-bersih, atau hanya sekedar jalan-jalan menghirup udara segar.

Ehem, omong-omong, wahai kaum rebahan, kebanyakan dari kalian pasti kesal, ya, karena membuka artikel ini kesannya seperti clickbait? Jika demikian, well, harus saya sampaikan bahwa kenyataannya, tidak ada manajemen diri yang bisa berhasil bila kamu tetap malas bergerak. Maka dari itu, kuncinya adalah pada dirimu sendiri. Mau tubuh yang ideal? Mulailah ikuti program diet yang sehat. Mau lebih kaya? Carilah pekerjaan dan mulailah berinvestasi. Mau terhindar dari penyakit di waktu senja? Mulailah mengatur pola hidup mumpung masih muda. Suka atau tidak, dunia akan terus berubah dan waktu terus bergulir. Tak ada yang bisa menghentikannya. Di akhir kata, seperti ucapan Gandalf dalam The Lord of the Rings, “Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan waktu yang diberikan kepada kita.”

15 thoughts on “Manajemen Diri Mudah Bagi Kaum Rebahan Dengan 4 Langkah!

  1. Tsania

    Saking seringnya rebahan, jadi capek sendiri. Pengen lebih produktif dalam hidup, punya tantangan, punya target. Dan saran-saran di artikel ini, InsyaAllah aku coba, makasih sebelumnya. Do’ain semoga berhasil. Mungkin dimulai dari buat plan satu Minggu kedepan. Mengurangi rebahan, mau coba nambah wawasan, dimana lebih sering baca buku/artikel.
    Kepada diri sendiri : jadilah produktif, jika tak bisa, jangan sampai hidup dalam kesia-siaan.

    Reply
  2. Nurhasanah

    Kaum rebahan yang berharap setelah baca artikel bisa memanajemen waktu dan diri. Makasih ya kak buat bacaan bermanfaatnya

    Reply
  3. Nurilahiar11

    Terima kasih kak udah kasih tips gimana caranya kita untuk memanajemen diri,ini sangat bermanfaat banget.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *