belajar

Cara Membagi Waktu Belajar dengan Baik

Sebagai seorang pelajar, baik siswa maupun mahasiswa, tidak jarang kita menemukan berbagai kendala dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Ditambah lagi, ketika kita dihadapkan dengan tugas yang tidak sedikit, tak ayal membuat kita semakin kesulitan dalam mengatur waktu untuk belajar, terutama saat berada di luar setting sekolah. Kondisi ini sebetulnya tidak jarang ditemukan di tengah masyarakat kita.

Sebagai contoh, seorang anak yang sebut saja bernama Uni mulai pembelajaran di sekolah sejak pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 14.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan beragam aktivitas tambahan atau ekstrakurikuler maupun organisasi yang selesai pada sore atau bahkan malam hari. Setibanya ia di rumah, rasa lelah setelah menjalani hari yang panjang tidak dapat dielakkan lagi yang sangat mungkin mengurangi motivasi dan semangatnya untuk belajar.

Selain padatnya aktivitas, sebagian pelajar juga tidak belajar murni karena rasa malas yang harus diatasi diri mereka masing-masing. Walau demikian, baik kesulitan belajar karena kurang efektif dalam mengatur waktu maupun karena rasa malas tetap dapat memberikan dampak negatif bagi para pelajar, seperti capaian akademik maupun pemahaman akan mata pelajaran yang kurang maksimal.

Kondisi tersebut dapat diminimalisir dengan cara mengubah perilaku belajar dengan beberapa teknik. Berikut ini dua cara yang cukup sederhana yang dapat diterapkan sehingga dapat tercapai waktu belajar yang efisien.

Setting goals atau tetapkan tujuan

Cara pertama yang dapat dilakukan untuk membagi waktu dalam belajar di tengah hectic-nya kehidupan sehari-hari adalah dengan menetapkan tujuan atau setting goals. Sorrentino (2006) menjelaskan bahwa pada teknik ini, kita akan mengembangkan atau membuat tujuan yang spesifik, menantang tapi tetap dapat dicapai bersama dengan mentor maupun sendiri. Ia juga menambahkan bahwa tujuan atau goals tersebut dapat memantik rasa keinginan untuk melakukan tugas yang ada serta komitmen dari dalam diri kita.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Vinahapsari & Rosita (2020) pada sekelompok individu pekerja full-time yang sedang melanjutkan pendidikan tinggi menunjukkan hasil yang mendukung penggunaan teknik ini. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa dengan menentukan tujuan dan prioritas secara rutin mampu membantu para pekerja untuk mencapai tujuan, mengurangi stres akademik (Vinahapsari & Rosita, 2020).

Hasil studi yang dilakukan oleh Macan (1994) juga menunjukkan bahwa dengan adanya penetapan tujuan, penyusunan prioritas dan pengorganisasian mempengaruhi rasa mastery atau menguasai pada diri individu, terutama mengenai pengalokasian dan kontrol atas waktu yang ada.

Sebagai contoh, teknik penetapan tujuan ini dapat dilakukan untuk Uni yang mengalami kesulitan dalam membagi waktu belajar karena merasa waktu yang dimilikinya masih kurang. Sebagai siswa yang merasa kurang memahami pelajaran Fisika, Uni memiliki tujuan untuk memahami rumus X dengan baik.

Namun demikian, karena ia tidak memiliki banyak waktu dalam setiap harinya, ia membagi tujuan tersebut menjadi beberapa tahapan yang lebih mudah untuk dicapai. Satu hari sebelum rumus tertentu diajarkan, ia mempelajari terlebih dahulu secara sekilas untuk memahami garis besar teori dan rumus X.

Pada hari-h, Uni memperhatikan dengan saksama penjelasan dari guru dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Saat pulang sekolah atau saat memiliki waktu luang, Uni menyempatkan diri untuk mencoba mengerjakan soal dengan rumus X. Dengan latihan yang ia lakukan, sedikit demi sedikit Uni mampu memahami rumus X dan penerapannya sekaligus mencapai tujuan yang telah dibuat di awal.

Urutkan berdasarkan skala prioritas

Selain menentukan tujuan atau setting goals, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatur waktu belajar kita adalah mengurutkan berdasarkan skala prioritas. Mengatur waktu dan menerapkan skala prioritas memberikan efek positif bagi individu yang mengaplikasikannya.

Mayangsari & Nurrachmah (2021) menjelaskan bahwa efek positif yang dirasakan pada mereka yang menerapkan time management skala prioritas yakni jauh dari tekanan dan stres karena tugas, pekerjaan maupun tugas tidak menumpuk hingga memiliki kesempatan untuk mengerjakan hal lain setelah tugas utama selesai dilaksanakan. Mengatur waktu sesuai prioritas mungkin terdengar cukup menantang, tetapi terdapat salah satu metode yang cukup sederhana untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni metode ABC.

Metode ABC ini pada awalnya dikembangkan Alan Lakein dan mengurutkan prioritas dengan huruf yakni A, B, dan C. Dikutip dari Holmes (2021) ABC tersebut diurutkan berdasar pada tingkat prioritas, kepentingan, maupun dekatnya dengan tenggat waktu atau deadline.

Dengan mengurutkan tugas berdasarkan prioritasnya, kita sebagai pelajar dapat menjadi lebih terbantu untuk menentukan kegiatan apa yang lebih penting untuk dilakukan, materi apa yang lebih crucial untuk dipelajari, maupun sedalam apa kita mempelajari suatu materi yang ada.

Sama seperti pada teknik atau metode penentuan tujuan, metode dengan skala prioritas juga memberikan manfaat serupa mulai dari mengurangi tekanan dan stres, lebih teratur dengan baik karena mampu menetapkan prioritas berdasarkan beban kerja yang dihadapi (Vinahapsari & Rosita, 2020).

Metode mengurutkan sesuai skala prioritas terutama metode ABC dapat diterapkan pada kasus siswa Uni. Padatnya aktivitas Uni tidak hanya berkaitan dengan kegiatan akademik, tetapi juga kegiatan organisasi maupun ekstrakurikuler.

Kondisi yang padat tersebut membuat Uni berusaha untuk mengatasinya dengan cara menerapkan metode ABC berdasarkan deadline setiap tugas, seperti berikut ini. Uni menerapkan ABC dengan, A sebagai penting dan deadline sangat dekat, B sebagai tugas yang penting tetapi deadline masih lebih longgar, C tidak terlalu penting karena deadline masih sangat jauh.

A → Menyelesaikan PR matematika (deadline besok pagi)

B → Mengirimkan laporan kegiatan PMR (deadline dua hari lagi)

C → Menyiapkan perlengkapan study tour (2 minggu lagi)

Uni menuliskan urutan ini tidak hanya di buku agendanya, tetapi juga pada kalender di telepon pintar. Hal ini dilakukan untuk menyiasati ketika ia terlupa, karena terdapat fitur notifikasi  yang akan selalu mengingatkannya secara real-time. Hal ini senada dengan tips yang diberikan oleh The Flow Team (2020) yang mana kita dapat mempermudah penerapan skala prioritas ini dengan menggunakan fitur kalender, notifikasi, hingga software khusus yang bertujuan untuk mengatur kegiatan kita.

Demikian dua cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mulai mengatur waktu untuk belajar. Harapannya dengan menerapkannya maupun teknik atau metode yang lain, kita dapat mencapai pola belajar yang teratur dari segi alokasi waktu. Dengan demikian, secara tidak langsung kita juga akan mendapatkan efek positif seperti mampu belajar yang lebih efektif dan efisien hingga meminimalisir stres baik karena beban akademis maupun kegiatan lainnya.

Referensi

  • Holmes, J. (2021, September 11). What is the ABC method for prioritizing tasks? Cement Answer. https://cementanswers.com/what-is-the-abc-method-for-prioritizing-tasks/
  • Macan, T. H. (1994). Time management: Test of a process model. Journal of Applied Psychology, 79(3), 381–391.
  • Mayangsari, M. D., & Nurrachmah, D. (2021). Kiat Pembelajaran Daring di Era Covid-19 Sebagai Upaya Penerapan Psikologi Pendidikan Pada Proses Belajar Siswa SMP. Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul), 1(1), 125–133. https://doi.org/10.20527/ilung.v1i1.3586
  • Sorrentino, D. M. (2006). The Seek Mentoring Program: An Application of the Goal-Setting Theory. Journal of College Student Retention: Research, Theory & Practice, 8(2), 241–250. https://doi.org/10.2190/7D9T-D30Y-N9T0-8DWL
  • The Flow Team. (2020, Desember 10). How to Prioritize Tasks Effectively at Work. Flow. https://www.getflow.com
  • Vinahapsari, C. A., & Rosita, R. (2020). Pelatihan Manajemen Waktu Pada Stres Akademik Karyawan Penuh Waktu. Jurnal Bisnis Darmajaya, 6(1), 20–28.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *