Apakah IQ Bisa Meningkat? Yuk Bahas Secara Saintifik!

Sempatkah dibenak kalian terlintas pertanyaan “Apakah IQ bisa meningkat?”. Artikel ini akan membahas pertanyaan tersebut dilihat dari berbagai pandangan para ahli.

  1. Jack Naglieri

Jack Naglieri merupakan Profesor sekaligus peneliti dari Universitas Virginia. Naglieri menyatakan bahwa pada banyak penelitian yang melakukan eksperimen agar seseorang menjadi lebih pintar atau dengan kata lain meningkatkan skor IQ, apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah membuat seseorang tersebut berfungsi secara lebih maksimal.

“Saya telah mampu mendidik anak-anak agar lebih pandai dalam matematika tanpa mengajari mereka tentang hal tersebut. Kamu bisa mendidik seorang anak untuk menggunakan kemampuan mereka dengan baik dan hal tersebut dapat meningkatkan performa akademis mereka, tidak hanya pada matematika, tapi juga dalam kemampuan membaca.”

Jadi, Jack menyimpulkan mengenai pertanyaan benarkah IQ dapat meningkat bahwa penelitian semacam itu tidak membuat anak menjadi pintar, tapi mengajari mereka bagaimana cara menggunakan apa yang mereka miliki dengan lebih efisien dan lebih baik.

Memahami perubahan dalam IQ sebagai bagian psikologi kognitif juga membutuhkan pertimbangan yang cermat tentang bagaimana kecerdasan itu diukur. Baik itu tentang pengetahuan atau kemampuan, kedua hal ini harus dipisahkan. Menurut Jack, semua manusia bisa belajar dan meningkatkan pengetahuan tentang kosakata,  tapi ternyata hal tersebut tidak membuat kita menjadi lebih pintar. Menurutnya, cara terbaik untuk mengukur kecerdasan adalah dengan mengukur kemampuan yang mendasari bagaimana pengetahuan diperoleh, tentu saja terpisah dari pengetahuan yang kita miliki.

  1. Richard Nisbett

Richard Nisbett, Profesor di bidang Psikologi dari University of Michigan, menyatakan bahwa IQ bisa berubah seiring waktu. Tetapi tes IQ memberi jawaban yang sama pada tingkat yang sangat substansial, bahkan selama periode tahun.

“Semakin tua usiamu, maka semakin stabil skor(IQ)-mu.”

Menurut Richard, perubahan terbesar dalam skor IQ terjadi pada masa kanak-kanak, dan sebagian besar pada masa remaja. Walau sebenarnya pernyataan ini disampaikannya tanpa alasan, tapi hanya dengan data aktual. Selain itu, IQ rata-rata orang berubah seiring waktu. Orang-orang pada masa moderen cenderung memiliki skor IQ yang tinggi. Berdasarkan penjelasannya, IQ meningkat tiga poin per dekade. Faktanya, terdapat peningkatan 18 poin antara tahun 1947 dan 2002.

Jadi, rata-rata IQ seorang anak berusia 20 tahun pada tahun 1947 lebih rendah daripada IQ rata-rata seorang anak berusia 20 tahun pada tahun 2002.

  1. Stephen Ceci

Stephen Ceci merupakan seorang Profesor Psikologi Perkembangan di Universitas Cornell yang meneliti apakah IQ bisa meningkat. Ceci membenarkan pernyataan sebelumnya bahwa IQ dapat berubah. Sebuah artikel jurnal Nature yang ditulis oleh Price dan rekan-rekannya adalah salah satu contohnya. Subjek penelitian tersebut terdiri dari 33 remaja, yang berusia 12 hingga 16 tahun. Price dan timnya menyajikan kepada mereka tes IQ, melacaknya selama empat tahun, dan kemudian memberi mereka tes IQ lagi. Ternyata ada fluktuasi IQ yang sangat besar. Perubahan skor IQ nya pun tidak acak. Proses perubahan skor  diamati dengan sangat baik dengan memfokuskan pada struktural dan fungsional otak. Misal, pada remaja yang mengalami kenaikan IQ pesat dan terjadi di area verbal pada otak.

Berusaha keras meningkatkan IQ? Yakin bisa?

Ada cukup banyak penelitian lain yang menunjukkan IQ bisa berubah. Selain itu, terdapat pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa perubahan IQ berkorelasi dengan perubahan kegiatan di sekolah. Salah satu cara sekolah meningkatkan IQ yaitu dengan mengajar siswa untuk membuat taksonomi, atau mengelompokkan hal-hal secara sistematis, bukan secara tematis.

Ada juga sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa otak berubah setelah melakukan suatu aktivitas. Sopir Taksi London yang otaknya dipindai sebelum dan sesudah mereka mengemudi, kemudian belajar menavigasi labirin jalanan London, menunjukkan perubahan di otak saat mereka melakukan navigasi.

Jika kita kumpulkan dan simpulkan beberapa pernyataan sebelumnya maka terdapat hasil yang cukup meyakinkan bahwa pengalaman hidup dan pengalaman pada masa sekolah mengubah struktur otak dan IQ. Hal ini pun dapat berlaku untuk anak-anak dan juga orang dewasa.

  1. Alan S. Kaufman

Alan S. Kaufman adalah seorang Profesor Klinis Psikologi di Fakultas Kedokteran Universitas Yale. Kaufman menyatakan bahwa IQ bukan merupakan satuan seperti berat badan yang dapat ditimbang begitu saja. Kesalahan masuk akal dan diandalkan tentang IQ adalah menambahkan atau mengurangkan sekitar 5 atau 6 poin untuk memberikan interval keyakinan sebesar 95% terhadap rentang skor yang dimiliki. Misal, seseorang dengan skor 16, maka dengan interval keyakinan 95%, orang tersebut berada pada skor antara 120 hingga 132. Namun, karena jenis tes IQ yang berbeda-beda, maka kisarannya dapat menjadi lebih luas. Walaupun tidak ada IQ tunggal dan yang ada ialah kisaran IQ, kita masih dapat menentukan apakah seseorang termasuk pada skor level rendah, level rata-rata, atau level tinggi. IQ adalah konsep yang relatif, yaitu seberapa baik kamu mengerjakan tes IQ dibandingkan dengan orang lain seusiamu.

  1. Kevin McGrew

Kevin McGrew adalah seorang Direktur Institute for Applied Psychometrics. Dia melengkapi jawaban dengan menjelaskan dua arti berbeda dari istilah “kecerdasan”. Pertama, terdapat kecerdasan biologis, atau yang biasanya dikaitkan dengan efisiensi saraf. Lalu ada kecerdasan psikometri, yang merujuk pada skor IQ terukur dan merupakan metode tidak langsung untuk memperkirakan kecerdasan biologis.

Kemudian pertanyaannya, apa kita dapat meningkatkan kecerdasan biologis? Berdasarkan beberapa penelitian selama dekade terakhir menggunakan teknologi saraf menyatakan bahwa mungkin saja untuk melakukan penyempurnaan efisiensi syaraf sehingga fungsi kognitif dapat bekerja lebih efisien dan lebih tersinkronisasi.

Photo by David Matos on Unsplash

Jadi, kesimpulannya, bisakah IQ ditingkatkan? Individu bisa saja mengubah skor IQ. Namun, skor IQ tersebut berubah bukan karena perubahan dalam kecerdasan secara umum, tapi karena tes yang berbeda digunakan untuk mengukur berbagai kemampuan yang berbeda.

Setiap manusia memiliki tingkat kecerdasannya sendiri-sendiri. Namun, yang lebih utama adalah bagaimana kita menggunakannya. Seberapa kamu baik dalam melakukan perencanaan? Seberapa kamu baik dalam merespon ketika sesuatu hal tidak berjalan dengan semestinya? Perlu kamu ketahui, hal-hal yang bersifat non-koginitif ini lebih mudah ditingkatkan dibandingkan kemampuan kognitif.

Sumber :

Cox, L. (2013). 5 Experts Answer: Can Your IQ Change?. Diakses dari https://www.livescience.com/36143-iq-change-time.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *