Cepat atau lambat, semua hal di dunia ini akan berubah. Manusia akan terus berkembang sampai akhir hayat mereka.
Dengan ide psikologi perkembangan di pikiran mereka, para psikolog berusaha keras untuk memahami dan menjelaskan perubahan yang dialami manusia seiring perkembangan mereka dari anak, remaja, hingga dewasa. Sebagian besar perubahan ini normal dan terduga, tetapi hal ini tetap menjadi tantangan bagi mereka yang memerlukan sedikit bantuan.
Prinsip dari psikologi perkembangan membantu para profesional dalam menemukan potensial masalah dan memberikan intervensi secepatnya demi hasil yang lebih baik. Tindakan ini dilakukan untuk menangani permasalahan dan mendukung pertumbuhan.
Setiap kelompok psikolog perkembangan akan berfokus pada kelompok-kelompok usia tertentu seperti anak-anak, orang dewasa, dan juga para lansia.
Terus, psikologi perkembangan itu definisnya apa ya?
Apa itu Psikologi Perkembangan?
Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang berfokus pada cara manusia berkembang dan berubah selama hidupnya. Mereka yang berspesialisasi di bidang ini tidak hanya peduli kepada perubahan fisiologis. Perubahan pada perkembangan emosi, kemampuan sosial, dan kognitif yang berubah seiring waktu juga dipelajari.
Karena isu yang bisa diangkat oleh psikologi terkesan sangat luas karena meliputi awal sampai nafas terakhir manusia, inilah beberapa isu yang ditangani oleh psikolog perkembangan adalah:
- Perkembangan kognitif selama masa anak-anak dan sepanjang hidup
- Tantangan dalam perkembangan dan disabilitas belajar
- Perkembangan emosional
- Perkembangan kepribadian
- Akuisisi bahasa
- Moral reasoning
- Perkembangan keterampilan motorik
- Konsep diri dan rasa sadar diri
- Pengaruh sosio-cultural terhadap perkembangan anak
Para psikolog perkembangan seringkali menghabiskan waktu dalam menginvestigasi dan mengamati munculnya proses-proses diatas dalam keadaan normal. Namun,mereka juga sama-sama tertarik untuk mempelajari hal-hal yang mampu menggangu proses perkembangan manusia.
Teori Psikologi Perkembangan Anak, Remaja, dan Keluarga
Psikolog perkembangan seringkali memakai berbagai teori untuk memikirkan aspek-aspek berbeda dari perkembangan manusia.
Sebagai contoh, seorang psikolog yang memberikan asesmen pada perkembangan intelektual seorang anak akan mempertimbangan perspektif dalam psikologi menurut teori perkembangan kognitif Piaget, yang menggaris bawahi tahap penting anak-anak saat belajar.
Mereka juga akan mempertimbangkan hubungan anak tersebut dengan pengasuhnya untuk mengetahui pengaruhnya pada perilaku mereka. Bila itulah yang ingin diteliti, maka mereka akan memakai “Theory of Attachment” milik Bowlby.
Teori milik Erik Erikson mengenai perkembangan psikososial dan teori perkembangan sosio-kultural milik Vygotsky seringkali dikutip. Terutama saat membahas hubungan sosial dan pengaruhnya pada perkembangan anak-anak dan orang dewasa.
Setiap pendekatan cenderung mengutamakan perbedaan dari perbedaan aspek pada perkembangan, seperti pengaruh mental, sosial, dan orangtua pada perkembangan dan cara anak-anak berkembang.
Kapan Saat Tepat Untuk Menemui Psikolog Perkembangan?
Meskipun perkembangan cenderung mengikuti pola yang dapat diprediksi, pasti akan ada saat ketika hal-hal yang tidak diduga terjadi. Para orangtua juga cenderung berfokus pada “developmental milestones”, yang mewakilkan kemampuan yang ditampilkan sebagian besar anak-anak pada waktu tertentu saat berkembang.
“Milestone” ini biasanya berfokus pada empat aspek yaitu: fisik, kognitif, sosial/emosional, dan komunikasi. Dalam bahasa Indonesia, kata milestone berarti pencapaian.
Berjalan merupakan salah satu milestone fisik yang dicapai oleh anak-anak pada umur 9-15 bulan. Akan tetapi, seorang anak yang tidak berusaha atau tidak mampu berjalan pada umur 16-18 bulan perlu dipertimbangkan kedatangannya pada konsultasi dengan psikolog untuk menentukan masalah perkembangan.
Semua orang memang berkembang pada kecepatan yang berbeda. Situasi tersebut akan berubah menjadi memprihatinkan ketika seorang anak gagal mencapai milestone yang sesuai umurnya.
Bila para orangtua mengetahui milestone yang perlu dicapai anaknya, mereka bisa menentukan kapan saatnya mencari bantuan, dan para ahli kesehatan bisa menawarkan intervensi untuk membantu anak-anak mengatasi tundaan dalam perkembangan mereka. Atau bisa dimulai dengan evaluasi untuk menentukan tundaan perkembangan yang terjadi.
Para ahli juga bisa bekerja dengan pasien lanjut usia yang sedang mengalami masalah kesehatan yang diasosiasikan dengan umur mereka yang sudah tua. Beberapa contohnya adalah: penurunan kognisi, kesehatan fisik yang menurun, kesulitan dalam mengatur emosi, dan gangguan degeneratif pada otak.
7 Tahap Perkembangan Psikologi
Seperti dugaanmu, para psikolog perkembangan ini membagi perkembangan sesuai dengan fase-fase dalam kehidupan. Setiap periode perkembangan ini mewakilkan waktu saat milestone umumnya dicapai.
Kita mungkin akan menghadapi tantangan tertentu pada setiap titik, dan psikolog perkembangan seringkali bisa membantu mereka yang kesusahan dengan permasalahan perkembangan untuk kembali pada jalur yang semestinya.
1. Prenatal
Periode prenatal menjadi perbincangan hangat diantara psikolog perkembangan yang ingin mengetahui cara pengaruh selama masa paling awal pada perkembangan dapat memengaruhi perkembangan di kemudian hari saat masa anak-anak.
Para psikolog tertarik untuk melihat refleks primer yang muncul sebelum kelahiran, cara fetus merespon terhadap stimulus didalam janin, beserta sensasi dan persepsi yang mampu dirasakan oleh janin sebelum kelahiran.
Mereka juga melihat kemungkinan permasalahan seperti down syndrome, penggunaan narkoba selama mengandung, atau penyakit bawaan yang mampu memengaruhi perkembangan anak.
2. Early Childhood
Periode dari masa bayi sampai awal anak-anak merupakan waktu saat pertumbuhan dan perubahan terhebat terjadi. Para psikolog pertumbuhan mengamati pertumbuhan fisik, kognitif, dan emosional yang terjadi pada masa kritis ini.
Selain menyediakan intervensi kepada potensial penghambat perkembangan pada periode ini, para psikolog juga terfokus untuk membantu anak-anak mencapai potensi penuh mereka.
Orangtua beserta ahli kesehatan selalu siaga untuk menjamin bahwa anak-anak berkembang dengan baik, menerima nutrisi yang cukup, dan mencapai milestone kognitif sesuai umur mereka.
3. Middle Childhood
Masa ini ditandai oleh kedewasaan secara fisik dan meningkatnya tingkat kepentingan pengaruh sosial saat anak-anak melewati masa sekolah dasar.
Anak-anak mulai menandai keberadaan mereka di dunia ini melalui pertemanan, meningkatkan kompetensi melalui tugas sekolah, dan terus menerus membangun “sense of self” mereka. Para orangtua dapat meminta bantuan psikolog perkembangan untuk membantu anak-anak menangani potensial hambatan.
Hambatan yang bermunculan pada periode ini berupa isu sosial, emosi, dan kesehatan mental.
4. Adolescence
Masa remaja kadang menjadi topik yang menarik karena anak-anak melalui berbagai macam kekacauan dan transisi yang sering menemani periode perkembangan ini. Psikolog seperti Erik Erikson sangat tertarik untuk mengetahui cara periode ini menuntun kepada pembentukan identitas.
Pada umur ini, anak-anak cenderung menguji batas mereka dan menjelajahi identitas baru ketika mereka mencari jawaban dari “siapakah aku, dan mau jadi apa ya aku?” Para psikolog dapat membantu para remaja ini dalam menangani pemasalahan menantang yang unik kepada setiap periode remaja (Pubertas, kekacauan emosional, dan tekanan sosial).
5. Early Adulthood
Para anak-anak ingin menjadi remaja. Mereka yang menjadi remaja ingin menjadi orang dewasa, tetapi begitu mereka melihat kenyataan yang pahit banyak yang ingin lari ke masa kanak-kanak mereka.
Periode ini diisi oleh manusia yang membuat dan mempertahankan hubungan. Milestones ini sangatlah kritis karena mengenai penciptaan hubungan, keintiman, pertemanan dekat, dan memulai sebuah rumah tangga.
Mereka yang bisa membangun dan menjaga hubungan cenderung merasa “terhubung” dan mendapatkan dukungan sosial. Sementara mereka yang kesusahan dalam menciptakan hubungan sering merasa diasingkan dan kesepian.
Orang yang menghadapi masalah seperti itu mungkin memerlukan bantuan dari psikolog perkembangan agar bisa membangun hubungan yang lebih baik, dan menangani perselisihan emosional.
6. Middle Adulthood
Fase ini cenderung berpusat pada mengembangkan sense terhadap tujuan dan kontribusi terhadap lingkungan. Erikson mendeskripsikan fase ini sebagai generativity and stagnation.
Mereka di fase ini ingin terlibat di dunia, berkontribusi kepada hal-hal yang akan bertahan setelah mereka berpulang, dan meninggalkan jejak untuk generasi berikutnya. Aktivitas seperti karir, keluarga, keanggotaan di kelompok, serta keterlibatan di kelompok merupakan semua hal yang bisa berkontribusi pada perasaan ini.
Fase-fase ini dapat dilihat pada tindakan para aktivis yang mempertaruhkan nyawa mereka demi masa depan yang lebih indah dan cerah bagi generasi selanjutnya.
Kemudian ada fase terakhir dari hidup manusia, fase “Older Adults”.
7. Older Adults
Masa Lansia sering dilihat sebagai puncaknya kesehatan yang memburuk, tetapi ada banyak lansia yang tetap aktif dan sibuk pada usia 80-90 tahun. Meningkatnya keprihatinan terhadap kesehatan menjadi penanda periode ini, dan beberapa individu bahkan mengalami penurunan pada kemampuan mental (lebih dikenal dengan demensia).
Mereka yang mampu melihat kejadian-kejadian yang terjadi selama hidup mereka tanpa penyesalan akan merasa lebih bijak dan lebih siap untuk menghadapi akhir perjalanan mereka. Sedangkan para indvidu yang menyesal karena tidak melakukan hal tertentu selama hidupnya akan merasa putus asa dan kecewa.
Psikolog perkembangan bisa ikut membantu para lansia untuk membantu mereka menangani masalah yang berhubungan dengan proses penuaan.
Diagnosa Psikologi Perkembangan
Untuk menentukan apabila masalah perkembangan hadir, seorang psikolog atau ahli dibidangnya dapat mengadakan screening atau evaluasi developmental.
Bagi para anak-anak, evaluasi ini sebagian besar mewawancarai orangtua dan perawat mereka untuk mempelajari perilaku anak tersebut, rekam medis mereka, dan uji terstandarisasi untuk menguji fungsionalitas komunikasi, kemampuan emosional/sosial, perkembangan fisik/motorik, dan kemampuan kognitif.
Apabila ditemukan masalah, para pasien dapat menghubungi terapis yang bersangkutan.
Sumber: Verywellmind.